Respons Houthi Dibombardir dengan Rudal Tomahawk: AS dan Inggris Akan Bayar Mahal!
Jum'at, 12 Januari 2024 - 11:03 WIB
SANAA - Kelompok Houthi angkat bicara setelah situs-situsnya di Yaman dibombardir Amerika Serikat (AS) dan Inggris dengan rudal Tomahawk pada Jumat (12/1/2024).
"AS dan Inggris akan membayar harga yang mahal untuk agresi terang-terangan ini," kata Hussein al-Izzi, yang menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Houthi, kepada saluran televisi Al-Masirah yang dilansir BBC.
Juru bicara Houthi Abdulsalam Jahaf mengatakan rentetan serangan telah melanda sejumlah kota termasuk Sanaa.
“Sekarang Amerika, Inggris, dan Israel melancarkan serangan ke Hodeidah, Sanaa, Dhamar, dan Saada,” tulis Jahaf di X.
“Kami akan mendisiplinkan mereka, Insya Allah," lanjut dia.
Kantor berita Reuters melaporkan setidaknya ada tiga ledakan terjadi di Sanaa.
Secara resmi dikenal sebagai Ansar Allah, kelompok Houthi menyatakan solidaritas dengan Gaza pada akhir Oktober, sebagai reaksi terhadap serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina tersebut.
Sejak itu mereka telah melakukan lebih dari 20 serangan terhadap berbagai kapal pelayaran di Laut Merah, jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Asia melalui Terusan Suez. Serangan terbesar terjadi 9 Januari lalu dengan target kapal-kapal AS.
Presiden Joe Biden mengatakan dia memang memerintahkan serangan di Yaman pada hari ini.
"Itu sebagai tanggapan langsung terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah," katanya, seperti dikutip CNN.
“Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS—bersama Inggris dan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda—berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu jalur perairan paling penting di dunia,” lanjut Biden dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
"Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kita dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan.”
Menurut laporan CNN, serangan-serangan tersebut berasal dari jet tempur dan rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal perang permukaan dan kapal selam.
"AS dan Inggris akan membayar harga yang mahal untuk agresi terang-terangan ini," kata Hussein al-Izzi, yang menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Houthi, kepada saluran televisi Al-Masirah yang dilansir BBC.
Juru bicara Houthi Abdulsalam Jahaf mengatakan rentetan serangan telah melanda sejumlah kota termasuk Sanaa.
“Sekarang Amerika, Inggris, dan Israel melancarkan serangan ke Hodeidah, Sanaa, Dhamar, dan Saada,” tulis Jahaf di X.
“Kami akan mendisiplinkan mereka, Insya Allah," lanjut dia.
Kantor berita Reuters melaporkan setidaknya ada tiga ledakan terjadi di Sanaa.
Secara resmi dikenal sebagai Ansar Allah, kelompok Houthi menyatakan solidaritas dengan Gaza pada akhir Oktober, sebagai reaksi terhadap serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina tersebut.
Sejak itu mereka telah melakukan lebih dari 20 serangan terhadap berbagai kapal pelayaran di Laut Merah, jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Asia melalui Terusan Suez. Serangan terbesar terjadi 9 Januari lalu dengan target kapal-kapal AS.
Presiden Joe Biden mengatakan dia memang memerintahkan serangan di Yaman pada hari ini.
"Itu sebagai tanggapan langsung terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah," katanya, seperti dikutip CNN.
“Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS—bersama Inggris dan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda—berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu jalur perairan paling penting di dunia,” lanjut Biden dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
"Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kita dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan.”
Menurut laporan CNN, serangan-serangan tersebut berasal dari jet tempur dan rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal perang permukaan dan kapal selam.
(mas)
tulis komentar anda