Raja Yordania Abdullah: Perang Brutal Israel Ciptakan Generasi Yatim Piatu di Gaza
Selasa, 09 Januari 2024 - 10:39 WIB
AMMAN - Raja Yordania Abdullah II mengatakan Israel telah menciptakan generasi anak yatim piatu melalui perang brutal di Gaza, Palestina.
Menurutnya, lebih dari 30.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh atau hilang akibat perang tersebut.
Dalam sambutannya di Kigali Genocide Memorial di Rwanda, di mana dia berbicara tentang “kejahatan yang tak terkatakan” selama konflik Afrika tersebut, Abdullah mengatakan bahwa pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa agresi tanpa pandang bulu Israel di Gaza tidak akan pernah menjamin keamanannya.
Komentarnya telah dirilis media pemerintah menyusul pernyataan resmi istana kerajaan.
“Lebih banyak anak yang meninggal di Gaza dibandingkan konflik lain di seluruh dunia pada tahun lalu. Dari mereka yang selamat, banyak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya, satu generasi anak yatim piatu,” ujarnya.
“Bagaimana agresi dan penembakan tanpa pandang bulu dapat membawa perdamaian? Bagaimana mereka bisa menjamin keamanan, jika mereka dibangun di atas kebencian?” kata Raja Abdullah tentang perang Israel melawan kelompok Hamas, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/1/2024).
Raja Abdullah II, yang mengunjungi situs Peringatan Genosida Rwanda dan menulis komentar di daftar pengunjung, diberi pengarahan tentang pameran yang menceritakan kembali kengerian pembunuhan tahun 1994.
"Pengalaman Rwanda mengajarkan kita bahwa kita harus melawan retorika tidak manusiawi yang memicu konflik," ujarnya.
“Kisah Anda dapat menjadi mercusuar bagi kita semua—bagaimana masyarakat di negara ini mengambil tindakan setelah kejahatan yang sangat besar ini, dan berupaya menuju rekonsiliasi, untuk menyembuhkan luka lama dan mencegah genosida terjadi lagi,” katanya dalam sambutannya yang disiarkan televisi.
Menurutnya, lebih dari 30.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh atau hilang akibat perang tersebut.
Dalam sambutannya di Kigali Genocide Memorial di Rwanda, di mana dia berbicara tentang “kejahatan yang tak terkatakan” selama konflik Afrika tersebut, Abdullah mengatakan bahwa pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa agresi tanpa pandang bulu Israel di Gaza tidak akan pernah menjamin keamanannya.
Komentarnya telah dirilis media pemerintah menyusul pernyataan resmi istana kerajaan.
“Lebih banyak anak yang meninggal di Gaza dibandingkan konflik lain di seluruh dunia pada tahun lalu. Dari mereka yang selamat, banyak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya, satu generasi anak yatim piatu,” ujarnya.
“Bagaimana agresi dan penembakan tanpa pandang bulu dapat membawa perdamaian? Bagaimana mereka bisa menjamin keamanan, jika mereka dibangun di atas kebencian?” kata Raja Abdullah tentang perang Israel melawan kelompok Hamas, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/1/2024).
Raja Abdullah II, yang mengunjungi situs Peringatan Genosida Rwanda dan menulis komentar di daftar pengunjung, diberi pengarahan tentang pameran yang menceritakan kembali kengerian pembunuhan tahun 1994.
"Pengalaman Rwanda mengajarkan kita bahwa kita harus melawan retorika tidak manusiawi yang memicu konflik," ujarnya.
“Kisah Anda dapat menjadi mercusuar bagi kita semua—bagaimana masyarakat di negara ini mengambil tindakan setelah kejahatan yang sangat besar ini, dan berupaya menuju rekonsiliasi, untuk menyembuhkan luka lama dan mencegah genosida terjadi lagi,” katanya dalam sambutannya yang disiarkan televisi.
(mas)
tulis komentar anda