6 Alasan Lebanon Jadi Tempat yang Terbaik bagi Pengungsi dan Pemimpin Hamas
Minggu, 07 Januari 2024 - 19:19 WIB
GAZA - Ketika anggota politbiro Hamas Saleh al-Arouri dimakamkan di kamp pengungsi Shatila di Beirut, Lebanon, warga Palestina dari seluruh negeri berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal padanya.
Al-Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak di lingkungan Beirut yang merupakan kubu kelompok Hizbullah Lebanon, sekutu Hamas. Pemimpin Hamas tersebut telah berada di Lebanon sejak tahun 2015 – salah satu dari puluhan ribu warga Palestina yang berada di negara tersebut.
Gelombang pengungsi Palestina ke Lebanon secara berturut-turut telah menyebabkan populasi tanpa kewarganegaraan mencapai sekitar 270.000 orang, yang tinggal di 12 kamp di seluruh negara.
Hal ini dimulai dengan Nakba tahun 1948, ketika 750.000 warga Palestina diusir dari Palestina selama pembentukan negara Israel, dan terus berlanjut sejak itu, ketika para pemimpin perlawanan dan pengungsi mencari perlindungan dari serangan Israel.
Meskipun Lebanon menjadi tuan rumah bagi para pengungsi ini, mereka menghadapi diskriminasi sistemik – dan komunitas Palestina serta para pemimpinnya terus-menerus hidup di bawah ancaman serangan Israel.
Foto/Reuters
Melansir Al Jazeera, sejak tahun 1969, pasukan keamanan Lebanon dilarang memasuki kamp-kamp tersebut, dan keamanan disediakan oleh beberapa faksi bersenjata Palestina.
Kadang-kadang, kelompok-kelompok bersenjata ini bentrok satu sama lain, bersaing untuk mendapatkan pengaruh, kendali dan dukungan dari komunitas Palestina.
Al-Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak di lingkungan Beirut yang merupakan kubu kelompok Hizbullah Lebanon, sekutu Hamas. Pemimpin Hamas tersebut telah berada di Lebanon sejak tahun 2015 – salah satu dari puluhan ribu warga Palestina yang berada di negara tersebut.
Gelombang pengungsi Palestina ke Lebanon secara berturut-turut telah menyebabkan populasi tanpa kewarganegaraan mencapai sekitar 270.000 orang, yang tinggal di 12 kamp di seluruh negara.
Hal ini dimulai dengan Nakba tahun 1948, ketika 750.000 warga Palestina diusir dari Palestina selama pembentukan negara Israel, dan terus berlanjut sejak itu, ketika para pemimpin perlawanan dan pengungsi mencari perlindungan dari serangan Israel.
Meskipun Lebanon menjadi tuan rumah bagi para pengungsi ini, mereka menghadapi diskriminasi sistemik – dan komunitas Palestina serta para pemimpinnya terus-menerus hidup di bawah ancaman serangan Israel.
6 Alasan Lebanon Jadi Tempat yang Terbaik bagi Pengungsi dan Pemimpin Hamas
1. Kamp Pengungsi Dijaga Faksi Bersenjata Palestina
Foto/Reuters
Melansir Al Jazeera, sejak tahun 1969, pasukan keamanan Lebanon dilarang memasuki kamp-kamp tersebut, dan keamanan disediakan oleh beberapa faksi bersenjata Palestina.
Kadang-kadang, kelompok-kelompok bersenjata ini bentrok satu sama lain, bersaing untuk mendapatkan pengaruh, kendali dan dukungan dari komunitas Palestina.
Lihat Juga :
tulis komentar anda