Mengapa Benjamin Netanyahu Bisa Terpilih Menjadi Perdana Menteri Israel Berkali-Kali?

Senin, 01 Januari 2024 - 12:45 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto/AP
TEL AVIV - Benjamin Netanyahu adalah perdana menteri Israel terlama dalam sejarah, menjabat selama 15 tahun dari 1996 hingga 1999 dan kembali lagi dari 2009 hingga 2021.

Dia kemudian terpilih lagi sebagai perdana menteri Israel sejak 2022 hingga sekarang, meskipun terlilit skandal korupsi.

Kemenangan politiknya yang berulang-ulang telah menjadi fenomena tersendiri, mengingat Israel adalah negara dengan sistem demokrasi yang tidak terlalu stabil karena perubahan pemerintahan sering terjadi.



Faktor Kesuksesan Politik Netanyahu



Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan politik Netanyahu.

1. Dukungan Kuat



Meski penuh kontroversi, dia memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan pemilih Israel yang konservatif dan berhaluan kanan.

Netanyahu adalah seorang nasionalis yang berkomitmen melindungi keamanan Israel dan mempertahankan negara Yahudi.

Dia juga dikenal sebagai sosok yang mampu memikat pemilih dengan retorikanya yang kuat.

2. Memanfaatkan Ketidakstabilan Timur Tengah



Netanyahu telah berhasil memanfaatkan situasi keamanan yang tidak stabil di Timur Tengah untuk keuntungannya.

Dia sering kali menggambarkan Israel sebagai negara yang terancam oleh musuh-musuhnya, dan dia berjanji melindungi negara tersebut dari ancaman tersebut.

Hal ini telah membantunya untuk mendapatkan dukungan dari pemilih yang khawatir tentang keamanan.

3. Bangun Koalisi Kuat



Netanyahu telah berhasil membangun koalisi yang kuat di parlemen Israel. Dia memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin partai-partai sayap kanan lainnya, dan dia sering kali berhasil membentuk koalisi yang cukup untuk memenangkan pemilihan.

4. Memanfaatkan Media Sosial



Netanyahu juga telah memanfaatkan media sosial untuk keuntungannya. Dia adalah salah satu politisi Israel pertama yang menggunakan media sosial secara efektif untuk berkomunikasi dengan pemilih.

Dia sering kali menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesannya yang konservatif dan untuk menyerang lawan-lawannya.

Dalam perang terbaru antara rezim kolonial Israel melawan pejuang Palestina, Netanyahu kembali memanfaatkan situasi itu untuk memperkuat posisinya saat oposisi mendesak dia mundur.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More