Brigade al-Qassam Rilis Video 3 Sandera Lansia Israel Memohon Zionis untuk Dibebaskan
Selasa, 19 Desember 2023 - 09:12 WIB
GAZA - Sayap militer Hamas Brigade al-Qassam telah merilis video yang memperlihatkan tiga sandera lanjut usia (lansia) asal Israel yang memohon kepada pihak Zionis untuk segera membebaskan mereka.
Video berdurasi satu menit berjudul "Jangan Biarkan Kami Menjadi Tua di Sini" dirilis di Telegram pada hari Senin.
Ketiga sandera tersebut—yang diidentifikasi oleh pejabat Israel sebagai Chaim Peri (79), Yoram Metzger (80), dan Amiram Cooper (84)—dibawa ke Gaza pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan di dalam wilayah Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang.
Ketiga sandera itu bagian dari 240 orang yang dijadikan tawanan oleh Hamas di Gaza, di mana hampir setengahnya telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata selama seminggu pada bulan lalu.
Dalam video tersebut, Peri, yang duduk di antara dua tawanan lainnya, mengatakan dalam bahasa Ibrani bahwa dia ditahan bersama sandera lansia lainnya yang menderita penyakit kronis dan kondisi mereka sangat buruk.
“Kami adalah generasi yang membangun landasan bagi penciptaan Israel. Kamilah yang memulai militer IDF. Kami tidak mengerti mengapa kami ditinggalkan di sini,” katanya, mengacu pada angkatan bersenjata Israel.
“Anda harus melepaskan kami dari sini. Tidak peduli berapa biayanya. Kami tidak ingin menjadi korban akibat langsung dari serangan udara militer IDF. Bebaskan kami tanpa syarat apa pun,” ujarnya.
Video tersebut diakhiri dengan ketiga pria tersebut berkata serempak: “Jangan biarkan kami menjadi tua di sini.”
Media Israel melaporkan ketiga sandera tersebut berasal dari kibbutz Nir Oz di sepanjang perbatasan Israel, yang menjadi sasaran serangan 7 Oktober.
Peri berada di rumahnya di Nir Oz selama serangan itu, menurut laporan media Israel. Dia mencoba mengusir orang-orang bersenjata sambil menyembunyikan istrinya di belakang sofa. Dia akhirnya menyerahkan diri untuk menyelamatkan istrinya, yang masih bersembunyi.
Militer Israel mengatakan Hamas telah merilis “video kriminal dan teroris”.
“Chaim, Yoram dan Amiram, saya harap Anda mendengarkan saya malam ini,” kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam jumpa pers yang disiarkan televisi, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (19/12/2023).
“Ketahuilah ini—kami melakukan segalanya, segalanya, untuk mengembalikan Anda dengan selamat.”
Israel di masa lalu menyebut video semacam itu sebagai bentuk perang psikologis yang dilakukan Hamas.
Setelah video terbaru dirilis, keluarga warga Israel yang ditawan oleh Hamas di Gaza melakukan protes di luar markas Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, menuntut pembebasan segera orang yang mereka cintai.
Protes ini terjadi di tengah meningkatnya kemarahan di Israel setelah militer Israel pekan lalu mengakui pihaknya secara keliru menembak mati tiga tawanan Israel di Gaza meskipun mereka mengibarkan bendera putih.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
Video berdurasi satu menit berjudul "Jangan Biarkan Kami Menjadi Tua di Sini" dirilis di Telegram pada hari Senin.
Ketiga sandera tersebut—yang diidentifikasi oleh pejabat Israel sebagai Chaim Peri (79), Yoram Metzger (80), dan Amiram Cooper (84)—dibawa ke Gaza pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan di dalam wilayah Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang.
Ketiga sandera itu bagian dari 240 orang yang dijadikan tawanan oleh Hamas di Gaza, di mana hampir setengahnya telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata selama seminggu pada bulan lalu.
Baca Juga
Dalam video tersebut, Peri, yang duduk di antara dua tawanan lainnya, mengatakan dalam bahasa Ibrani bahwa dia ditahan bersama sandera lansia lainnya yang menderita penyakit kronis dan kondisi mereka sangat buruk.
“Kami adalah generasi yang membangun landasan bagi penciptaan Israel. Kamilah yang memulai militer IDF. Kami tidak mengerti mengapa kami ditinggalkan di sini,” katanya, mengacu pada angkatan bersenjata Israel.
“Anda harus melepaskan kami dari sini. Tidak peduli berapa biayanya. Kami tidak ingin menjadi korban akibat langsung dari serangan udara militer IDF. Bebaskan kami tanpa syarat apa pun,” ujarnya.
Video tersebut diakhiri dengan ketiga pria tersebut berkata serempak: “Jangan biarkan kami menjadi tua di sini.”
Media Israel melaporkan ketiga sandera tersebut berasal dari kibbutz Nir Oz di sepanjang perbatasan Israel, yang menjadi sasaran serangan 7 Oktober.
Peri berada di rumahnya di Nir Oz selama serangan itu, menurut laporan media Israel. Dia mencoba mengusir orang-orang bersenjata sambil menyembunyikan istrinya di belakang sofa. Dia akhirnya menyerahkan diri untuk menyelamatkan istrinya, yang masih bersembunyi.
Militer Israel mengatakan Hamas telah merilis “video kriminal dan teroris”.
“Chaim, Yoram dan Amiram, saya harap Anda mendengarkan saya malam ini,” kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam jumpa pers yang disiarkan televisi, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (19/12/2023).
“Ketahuilah ini—kami melakukan segalanya, segalanya, untuk mengembalikan Anda dengan selamat.”
Israel di masa lalu menyebut video semacam itu sebagai bentuk perang psikologis yang dilakukan Hamas.
Setelah video terbaru dirilis, keluarga warga Israel yang ditawan oleh Hamas di Gaza melakukan protes di luar markas Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, menuntut pembebasan segera orang yang mereka cintai.
Protes ini terjadi di tengah meningkatnya kemarahan di Israel setelah militer Israel pekan lalu mengakui pihaknya secara keliru menembak mati tiga tawanan Israel di Gaza meskipun mereka mengibarkan bendera putih.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
(mas)
tulis komentar anda