Israel Cegah Bos Mossad Berunding ke Qatar untuk Bebaskan Sandera dari Hamas

Sabtu, 16 Desember 2023 - 13:36 WIB
Kabinet Perang Israel cegah Direktur Mossad David Barnea berunding kembali di Qatar untuk membebaskan para sandera yang ditawan Hamas di Gaza, Palestina. Foto/GPO Israel
TEL AVIV - Direktur Mossad David Barnea menawarkan diri untuk berunding kembali di Qatar guna membebaskan para sandera yang ditawan Hamas di Gaza. Namun, upayanya itu dicegah Kabinet Perang Israel.

Media Israel, Channel 13, mengungkap hal itu dalam sebuah laporan dengan mengutip para sumber yang mengetahui rencana bos Mossad.

Menurut para sumber, David Barnea tidak jadi dikirim ke Doha karena adanya persepsi di Israel bahwa pejabat senior Hamas di Qatar telah disingkirkan oleh para pemimpinnya di Gaza.





Laporan media Israel tersebut, yang dikutip Middle East Eye, Sabtu (16/12/2023), menyatakan bahwa para menteri Israel tidak akan mengusulkan kesepakatan atau melakukan pembicaraan kecuali mereka yakin Hamas bermaksud membuat kesepakatan lain.

Salah satu sumber mengatakan kepada Channel 13 bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan tokoh oposisi Benny Gantz, yang berada di Kabinet Perang, semuanya sepakat bahwa Israel tidak boleh memulai kesepakatan dengan Hamas.

Netanyahu dan Gallant lebih memilih menunggu Hamas mengambil tindakan, sementara Gantz yakin mediator Qatar harus diminta untuk memajukan negosiasi.

Pada hari Kamis, surat kabar Al-Araby al-Jadeed melaporkan bahwa Israel telah meminta Mesir untuk memimpin negosiasi mengenai kesepakatan pembebasan sandera. Laporan itu mengutip sumber-sumber Mesir.

Salah satu sumber tersebut mengatakan bahwa kepala intelijen Mesir Abbas Kamel telah berbicara melalui telepon dengan David Barnea pada hari Minggu.

Kepala biro politik Hamas di Gaza, Basem Naim, membantah adanya negosiasi tahanan baru yang dilakukan dengan mediator.

Pada akhir November, gencatan senjata selama tujuh hari memberikan kelonggaran singkat bagi warga Palestina di wilayah kantong tersebut yang terus-menerus dibombardir oleh Israel. Hal ini juga membuka jalan bagi pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, dan para sandera yang ditawan Hamas di Gaza.

Sekitar 240 warga Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel dengan imbalan pembebasan 105 sandera yang ditawan di Gaza.

Warga Palestina yang dibebaskan adalah perempuan dan pemuda. CNN melaporkan bahwa dari 150 warga Palestina pertama yang dibebaskan, 98 orang tidak didakwa melakukan pelanggaran.

Para tawanan yang dibebaskan dari Gaza diperkirakan semuanya adalah warga sipil, termasuk beberapa perempuan dan anak-anak. Mayoritas dari mereka adalah warga negara Israel, meski banyak yang memiliki kewarganegaraan ganda. Di antara mereka yang dibebaskan adalah 23 warga negara Thailand.

Sekitar 140 orang lainnya diperkirakan masih ditawan di Gaza, menurut perkiraan resmi pemerintah Israel. Beberapa sandera asal Israel telah terbunuh oleh pengeboman dan serangan darat Israel, menurut Hamas.

Kampanye pengeboman Israel selama tiga bulan telah menewaskan lebih dari 18.608 warga Palestina di Gaza, termasuk lebih dari 7.000 anak-anak.

Hal ini terjadi setelah serangan mendadak Hamas di Israel selatan, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More