Rahasia Shejaiya, Wilayah Gaza yang Berani dan Tak Dapat Dihancurkan Israel
Kamis, 14 Desember 2023 - 15:01 WIB
JALUR GAZA - Ketika Israel mengklaim satu-satunya ‘solusi’ terhadap Gaza adalah dengan mengusir warga Palestina, mereka tampaknya tidak memiliki banyak pengetahuan tentang sejarah Gaza.
Sesaat sebelum pejuang Palestina membunuh dan melukai banyak tentara Israel di lingkungan Shejaiya, sebelah timur Kota Gaza, pada Selasa, 12 Desember 2023, kelompok tentara Zionis tersebut mengadakan pertemuan di pinggiran kota.
Satu video, yang beredar luas di media sosial, menunjukkan salah satu petugas yang kemudian terbunuh, bersumpah membalas dendam tentara Israel lainnya yang terbunuh di lingkungan itu dalam perang Israel di Gaza tahun 2014.
Pertempuran Shejaiya, pada 2014, diyakini sebagai perang paling menentukan antara pasukan Israel yang menyerang dan pejuang Perlawanan Palestina dalam apa yang disebut Operasi Tepi Pelindung Israel.
Saat itu, Israel mengakui 16 tentaranya tewas dihabisi pejuang Palestina.
Tak lama setelah pidato tersebut, para perwira yang bersumpah membalaskan dendam tentara yang tewas selama hampir sepuluh tahun juga menjadi korban penyergapan pejuang Perlawanan Palestina.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas, mengatakan jumlah tentara Israel yang tewas dalam tiga penyergapan berturut-turut yang dipimpin pejuang Perlawanan, melebihi jumlah korban yang diumumkan Israel sejauh ini.
Itu artinya, jumlah tentara Israel yang tewas sebenarnya jauh lebih banyak dari yang secara resmi diumumkan rezim kolonial.
Sesaat sebelum pejuang Palestina membunuh dan melukai banyak tentara Israel di lingkungan Shejaiya, sebelah timur Kota Gaza, pada Selasa, 12 Desember 2023, kelompok tentara Zionis tersebut mengadakan pertemuan di pinggiran kota.
Satu video, yang beredar luas di media sosial, menunjukkan salah satu petugas yang kemudian terbunuh, bersumpah membalas dendam tentara Israel lainnya yang terbunuh di lingkungan itu dalam perang Israel di Gaza tahun 2014.
Pertempuran Shejaiya, pada 2014, diyakini sebagai perang paling menentukan antara pasukan Israel yang menyerang dan pejuang Perlawanan Palestina dalam apa yang disebut Operasi Tepi Pelindung Israel.
Saat itu, Israel mengakui 16 tentaranya tewas dihabisi pejuang Palestina.
Tak lama setelah pidato tersebut, para perwira yang bersumpah membalaskan dendam tentara yang tewas selama hampir sepuluh tahun juga menjadi korban penyergapan pejuang Perlawanan Palestina.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas, mengatakan jumlah tentara Israel yang tewas dalam tiga penyergapan berturut-turut yang dipimpin pejuang Perlawanan, melebihi jumlah korban yang diumumkan Israel sejauh ini.
Itu artinya, jumlah tentara Israel yang tewas sebenarnya jauh lebih banyak dari yang secara resmi diumumkan rezim kolonial.
Peristiwa Sulit
tulis komentar anda