Rusia Tegaskan Barat Tak Ingin Ada Negara Palestina Merdeka
Rabu, 13 Desember 2023 - 21:10 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan Israel maupun sekutu Baratnya tidak menginginkan Palestina mendirikan negara merdeka di wilayah Gaza dan Tepi Barat.
“Dilihat dari sikap yang diambil oleh Barat, mereka tidak akan mendirikan negara Palestina. Data kami menunjukkan Barat dan pemerintah Israel saat ini tidak ingin Gaza bersatu dengan Tepi Barat, seperti yang disyaratkan oleh keputusan untuk membentuk satu negara,” papar Lavrov kepada majelis tinggi parlemen Rusia.
Diplomat terkemuka Rusia tersebut merujuk pada Resolusi PBB 181 sebagai dasar untuk mendirikan negara Palestina yang terpisah.
Pada tahun 1947, Majelis Umum PBB memberikan suara 33-13 untuk membagi Palestina yang dikuasai Inggris menjadi negara-negara Arab dan Yahudi, dengan Yerusalem ditempatkan di bawah rezim internasional khusus.
Pembagian tersebut rencananya akan dilakukan pada Mei 1948 ketika mandat Inggris akan berakhir, namun hanya negara Israel yang didirikan.
Palestina mencari pengakuan diplomatik atas negara merdeka mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian diduduki Israel, dan Jalur Gaza.
Pemerintah Israel menolak mengakui Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen dan membangun permukiman di wilayah pendudukan meskipun ada keberatan dari PBB.
Pada saat yang sama, Lavrov mengatakan Rusia tidak akan pernah mendukung perjanjian yang mengancam keamanan Israel dan mengabaikan kepentingan negara Palestina.
“Kami tidak akan pernah menyetujui pengaturan apa pun yang akan...melanggar keamanan Israel. Namun kami juga yakin bahwa keamanan ini hanya dapat dijamin sesuai dengan keputusan PBB, yang...mensyaratkan bahwa selain negara ini, juga di keamanan, dalam hubungan bertetangga yang baik satu sama lain dan dengan semua negara yang berdekatan, negara Palestina, satu negara merdeka dan otonom, harus hidup dan berkembang,” tegas Lavrov.
Dia menekankan Moskow yakin konferensi internasional mengenai penyelesaian masalah Timur Tengah diperlukan.
Menurutnya, “Amerika Serikat dan sekutu terdekatnya tidak akan mampu menciptakan konsep yang berkelanjutan dan layak untuk pembentukan negara Palestina.”
“Satu-satunya cara agar masalah ini dapat diselesaikan selamanya adalah dengan mengadakan konferensi internasional dengan partisipasi wajib dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, perwakilan Liga Negara-negara Arab, Organisasi Kerjasama Islam, dan perwakilan Dewan Kerjasama Teluk Negara-negara Arab (Persia)," papar menlu Rusia tersebut kepada wartawan di Dewan Federasi.
Lavrov mencatat PBB harus memainkan peran utama dalam menyelenggarakan acara semacam itu, dan menambahkan, “Saya berharap Sekretaris Jenderal PBB cukup mampu mengambil inisiatif seperti itu.”
“Dilihat dari sikap yang diambil oleh Barat, mereka tidak akan mendirikan negara Palestina. Data kami menunjukkan Barat dan pemerintah Israel saat ini tidak ingin Gaza bersatu dengan Tepi Barat, seperti yang disyaratkan oleh keputusan untuk membentuk satu negara,” papar Lavrov kepada majelis tinggi parlemen Rusia.
Diplomat terkemuka Rusia tersebut merujuk pada Resolusi PBB 181 sebagai dasar untuk mendirikan negara Palestina yang terpisah.
Pada tahun 1947, Majelis Umum PBB memberikan suara 33-13 untuk membagi Palestina yang dikuasai Inggris menjadi negara-negara Arab dan Yahudi, dengan Yerusalem ditempatkan di bawah rezim internasional khusus.
Pembagian tersebut rencananya akan dilakukan pada Mei 1948 ketika mandat Inggris akan berakhir, namun hanya negara Israel yang didirikan.
Palestina mencari pengakuan diplomatik atas negara merdeka mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian diduduki Israel, dan Jalur Gaza.
Pemerintah Israel menolak mengakui Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen dan membangun permukiman di wilayah pendudukan meskipun ada keberatan dari PBB.
Pada saat yang sama, Lavrov mengatakan Rusia tidak akan pernah mendukung perjanjian yang mengancam keamanan Israel dan mengabaikan kepentingan negara Palestina.
“Kami tidak akan pernah menyetujui pengaturan apa pun yang akan...melanggar keamanan Israel. Namun kami juga yakin bahwa keamanan ini hanya dapat dijamin sesuai dengan keputusan PBB, yang...mensyaratkan bahwa selain negara ini, juga di keamanan, dalam hubungan bertetangga yang baik satu sama lain dan dengan semua negara yang berdekatan, negara Palestina, satu negara merdeka dan otonom, harus hidup dan berkembang,” tegas Lavrov.
Dia menekankan Moskow yakin konferensi internasional mengenai penyelesaian masalah Timur Tengah diperlukan.
Menurutnya, “Amerika Serikat dan sekutu terdekatnya tidak akan mampu menciptakan konsep yang berkelanjutan dan layak untuk pembentukan negara Palestina.”
“Satu-satunya cara agar masalah ini dapat diselesaikan selamanya adalah dengan mengadakan konferensi internasional dengan partisipasi wajib dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, perwakilan Liga Negara-negara Arab, Organisasi Kerjasama Islam, dan perwakilan Dewan Kerjasama Teluk Negara-negara Arab (Persia)," papar menlu Rusia tersebut kepada wartawan di Dewan Federasi.
Lavrov mencatat PBB harus memainkan peran utama dalam menyelenggarakan acara semacam itu, dan menambahkan, “Saya berharap Sekretaris Jenderal PBB cukup mampu mengambil inisiatif seperti itu.”
(sya)
tulis komentar anda