Selamatkan Diri dari Genosida, Puluhan Ribu Warga Palestina Mengungsi ke Rafah

Kamis, 07 Desember 2023 - 17:32 WIB
Menyelamatkan diri dari genosida Israel, puluhan ribu warga Palestina asal Jalur Gaza mengungsi ke Rafah. Foto/Ilustrasi
JALUR GAZA - Ribuan warga Palestina telah melarikan diri ke Rafah ketika tentara Israel secara resmi memperluas operasi militer daratnya ke kota Khan Younis di selatan Jalur Gaza . Mereka menyelamatkan diri dari kematian dan kehancuran akibat serangan membabi buta Israel.

Di tengah kurangnya akomodasi di Rafah, ribuan keluarga asal Jalur Gaza terpaksa memasang tenda di jalan-jalan umum, sekolah, dan lahan terbuka tandus.

Tidak ada air, makanan, listrik, dapur atau kamar mandi di Rafah, meningkatkan penderitaan masyarakat sehari-hari sementara PBB memperingatkan penyebaran penyakit di kalangan penduduk.



“Selama perang saat ini, saya terpaksa mengungsi sebanyak lima kali. Pertama, saya mengungsi dari rumah saya di kota Gaza ke kamp pengungsi Al-Nuseirat. Setelah itu, saya pergi ke Deir al-Balah, lalu ke Khan Younis dan terakhir ke Rafah,” tutur Nashwa Mahani, seorang wanita Palestina yang mengungsi dari kota Khan Younis ke Rafah dua hari lalu seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (7/12/2023).



Mahani melarikan diri dari sebuah sekolah di Bani Suhaila yang berada di bawah serangan Israel

"Kami lolos dari kematian menuju nasib yang tidak diketahui. Kami tidak tahu apa yang Israel ingin kami lakukan. Kami lelah dan akan mati karena keadaan yang tidak manusiawi yang kami tinggali di Gaza," kata ibu lima anak berusia 42 tahun itu.

Kerabatnya mendirikan tenda kecil untuknya di Mawasi Rafah, namun tenda tersebut tidak memiliki cukup tempat untuk berteduh.

“Saat anak-anak saya ingin menggunakan kamar mandi, mereka harus pergi ke pasir untuk memenuhi kebutuhannya,” katanya.

"Kami tidak punya privasi apa pun di sini. Segala sesuatu dalam hidup kami dipublikasikan," imbuhnya.

Yang lebih parah lagi bagi Mahani adalah dia tidak mempunyai uang untuk membiayai pengeluaran sehari-hari anak-anaknya.

“Segala sesuatu di wilayah selatan Gaza sangat mahal, dan saya tidak bisa membelinya. Selain itu, UNRWA hanya bisa mendistribusikan beberapa stok makanan seperti tepung terigu dan beberapa makanan kaleng yang tidak cukup untuk anak-anak saya untuk satu hari,” ujarnya.

Menurut PBB, sekitar 85% penduduk Jalur Gaza, atau sekitar 1,9 juta orang di Gaza, menjadi pengungsi internal.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More