4 Motif Israel Memburu Pejuang Hamas di Luar Negeri
Selasa, 05 Desember 2023 - 05:05 WIB
Melansir Reuters, ,eskipun merupakan kelompok Muslim Sunni, Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang terdiri dari Iran, Suriah dan kelompok Islam Syiah Hizbullah di Lebanon, yang semuanya menentang kebijakan AS di Timur Tengah dan Israel.
Meskipun basis kekuatannya berada di Gaza, Hamas juga memiliki pendukung di seluruh wilayah Palestina, dan para pemimpinnya tersebar di Timur Tengah di negara-negara termasuk Qatar.
Mereka telah menerima uang, senjata dan pelatihan dari Iran, namun juga memiliki jaringan penggalangan dana global, yang digunakan untuk menyalurkan dukungan dari badan amal dan negara-negara sahabat, menyalurkan uang tunai melalui terowongan Gaza atau menggunakan mata uang kripto untuk menghindari sanksi internasional, menurut para ahli dan pejabat.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Hamas mengumpulkan dana di negara-negara Teluk lainnya dan mendapat sumbangan dari warga Palestina, ekspatriat lain, dan badan amal mereka sendiri.
Matthew Levitt, mantan pejabat AS yang berspesialisasi dalam kontraterorisme, memperkirakan bahwa sebagian besar anggaran Hamas yang berjumlah lebih dari USD300 juta berasal dari pajak bisnis, serta dari negara-negara termasuk Iran dan Qatar atau badan amal.
Seorang pejabat Qatar mengatakan bantuannya ke Gaza disalurkan langsung ke keluarga-keluarga yang membutuhkan kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan, dengan jaminan ketat untuk memastikan bantuan tersebut sampai ke warga sipil yang terkena dampak. Distribusinya dikoordinasikan dengan Israel, badan-badan PBB dan Amerika Serikat, kata pejabat itu.
Foto/Reuters
Israel memandang Hamas sebagai organisasi teroris, dan mengejar para pemimpinnya di luar negeri sering kali dikaitkan dengan upaya hukum untuk meminta pertanggungjawaban individu atas dugaan keterlibatan mereka dalam kegiatan perjuangan.
Beberapa pemimpin Hamas telah dikenakan tindakan hukum dan surat perintah penangkapan sehubungan dengan dugaan keterlibatan mereka dalam kegiatan perlawanan. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran mereka saat bepergian ke negara tertentu.
Meskipun basis kekuatannya berada di Gaza, Hamas juga memiliki pendukung di seluruh wilayah Palestina, dan para pemimpinnya tersebar di Timur Tengah di negara-negara termasuk Qatar.
Mereka telah menerima uang, senjata dan pelatihan dari Iran, namun juga memiliki jaringan penggalangan dana global, yang digunakan untuk menyalurkan dukungan dari badan amal dan negara-negara sahabat, menyalurkan uang tunai melalui terowongan Gaza atau menggunakan mata uang kripto untuk menghindari sanksi internasional, menurut para ahli dan pejabat.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Hamas mengumpulkan dana di negara-negara Teluk lainnya dan mendapat sumbangan dari warga Palestina, ekspatriat lain, dan badan amal mereka sendiri.
Matthew Levitt, mantan pejabat AS yang berspesialisasi dalam kontraterorisme, memperkirakan bahwa sebagian besar anggaran Hamas yang berjumlah lebih dari USD300 juta berasal dari pajak bisnis, serta dari negara-negara termasuk Iran dan Qatar atau badan amal.
Seorang pejabat Qatar mengatakan bantuannya ke Gaza disalurkan langsung ke keluarga-keluarga yang membutuhkan kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan, dengan jaminan ketat untuk memastikan bantuan tersebut sampai ke warga sipil yang terkena dampak. Distribusinya dikoordinasikan dengan Israel, badan-badan PBB dan Amerika Serikat, kata pejabat itu.
4. Menuntut Pertanggungjawaban
Foto/Reuters
Israel memandang Hamas sebagai organisasi teroris, dan mengejar para pemimpinnya di luar negeri sering kali dikaitkan dengan upaya hukum untuk meminta pertanggungjawaban individu atas dugaan keterlibatan mereka dalam kegiatan perjuangan.
Beberapa pemimpin Hamas telah dikenakan tindakan hukum dan surat perintah penangkapan sehubungan dengan dugaan keterlibatan mereka dalam kegiatan perlawanan. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran mereka saat bepergian ke negara tertentu.
tulis komentar anda