Abaikan Dunia Soal Perlindungan Warga Sipil, Israel Terus Gempur Jalur Gaza
Minggu, 03 Desember 2023 - 14:06 WIB
JALUR GAZA - Israel mengabaikan seruan dunia internasional yang meningkat agar memberikan perlindungan terhadap warga sipil dan pembaruan gencatan senjata dengan Hamas . Negara Zionis itu melakukan pemboman mematikan di Jalur Gaza pada Minggu (3/12/2023).
Tentara Israel mengatakan mereka telah melakukan lebih dari 400 serangan di Jalur Gaza sejak gencatan senjata gagal pada hari Jumat, dan pemerintah Hamas mengatakan sedikitnya 240 orang telah tewas.
Sedikitnya tujuh orang tewas dalam pemboman Israel pada Minggu pagi di dekat perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, kata pemerintah yang dikuasai Hamas.
Serangan Israel juga menghantam kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada Sabtu malam, menewaskan sedikitnya 13 orang, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.
Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina mengumumkan "serangan roket" terhadap beberapa kota besar dan kecil di Israel termasuk Tel Aviv, dan Israel mengatakan bahwa dua tentaranya tewas dalam pertempuran, yang pertama sejak berakhirnya gencatan senjata.
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris pada hari Sabtu waktu setempat dengan tajam menegur meningkatnya jumlah korban sipil dalam perang delapan minggu Israel, yang dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober.
“Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah terbunuh,” katanya kepada wartawan pada perundingan iklim PBB di Dubai.
“Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil serta gambar dan video yang datang dari Gaza sangat menyedihkan,” imbuhnya seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menurut PBB, diperkirakan 1,7 juta orang di Gaza – lebih dari dua pertiga populasi – telah mengungsi akibat perang yang berlangsung selama delapan minggu.
Fadel Naim, kepala dokter di rumah sakit Arab Al-Ahli di Kota Gaza, mengatakan kamar mayatnya telah menerima 30 jenazah pada hari Sabtu, termasuk tujuh anak-anak.
“Pesawat mengebom rumah kami: tiga bom, tiga rumah hancur,” kata Nemr al-Bel (43) kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia menghitung ada 10 orang tewas di keluarganya dan 13 lainnya masih di bawah reruntuhan.
Warga Gaza kekurangan makanan, air dan kebutuhan pokok lainnya, dan banyak rumah hancur. Badan-badan PBB telah menyatakan bencana kemanusiaan, meskipun beberapa truk bantuan tiba pada hari Sabtu.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan Israel telah meminta LSM-LSM untuk tidak membawa konvoi bantuan melintasi perbatasan Rafah dari Mesir setelah gencatan senjata berakhir.
Namun pada hari Sabtu, badan amal tersebut mengatakan rekan-rekannya di Mesir telah berhasil mengirimkan sejumlah truk.
Tentara Israel mengatakan mereka telah melakukan lebih dari 400 serangan di Jalur Gaza sejak gencatan senjata gagal pada hari Jumat, dan pemerintah Hamas mengatakan sedikitnya 240 orang telah tewas.
Sedikitnya tujuh orang tewas dalam pemboman Israel pada Minggu pagi di dekat perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, kata pemerintah yang dikuasai Hamas.
Serangan Israel juga menghantam kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada Sabtu malam, menewaskan sedikitnya 13 orang, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.
Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina mengumumkan "serangan roket" terhadap beberapa kota besar dan kecil di Israel termasuk Tel Aviv, dan Israel mengatakan bahwa dua tentaranya tewas dalam pertempuran, yang pertama sejak berakhirnya gencatan senjata.
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris pada hari Sabtu waktu setempat dengan tajam menegur meningkatnya jumlah korban sipil dalam perang delapan minggu Israel, yang dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober.
“Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah terbunuh,” katanya kepada wartawan pada perundingan iklim PBB di Dubai.
“Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil serta gambar dan video yang datang dari Gaza sangat menyedihkan,” imbuhnya seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menurut PBB, diperkirakan 1,7 juta orang di Gaza – lebih dari dua pertiga populasi – telah mengungsi akibat perang yang berlangsung selama delapan minggu.
Fadel Naim, kepala dokter di rumah sakit Arab Al-Ahli di Kota Gaza, mengatakan kamar mayatnya telah menerima 30 jenazah pada hari Sabtu, termasuk tujuh anak-anak.
“Pesawat mengebom rumah kami: tiga bom, tiga rumah hancur,” kata Nemr al-Bel (43) kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia menghitung ada 10 orang tewas di keluarganya dan 13 lainnya masih di bawah reruntuhan.
Warga Gaza kekurangan makanan, air dan kebutuhan pokok lainnya, dan banyak rumah hancur. Badan-badan PBB telah menyatakan bencana kemanusiaan, meskipun beberapa truk bantuan tiba pada hari Sabtu.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan Israel telah meminta LSM-LSM untuk tidak membawa konvoi bantuan melintasi perbatasan Rafah dari Mesir setelah gencatan senjata berakhir.
Namun pada hari Sabtu, badan amal tersebut mengatakan rekan-rekannya di Mesir telah berhasil mengirimkan sejumlah truk.
(ian)
tulis komentar anda