Perbandingan Ramalan Sheikh Yassin dan Henry Kissinger soal Kehancuran Israel
Kamis, 16 November 2023 - 14:39 WIB
Perbedaannya adalah bahwa Yassin meramalkan Israel akan hancur berdasarkan sumber Al-Qur’an, sedangkan Henry meramalkan Israel akan runtuh berdasarkan analisis politik dan strategis.
Meski begitu, ramalan keduanya telah menimbulkan reaksi yang beragam dari berbagai pihak.
Bagi rakyat Palestina dan negara-negara Islam, ramalan tersebut mungkin menjadi harapan dan motivasi untuk terus berjuang melawan penjajahan Israel.
Sementara bagi Israel dan sekutunya, ramalan tersebut mungkin menjadi ancaman dan tantangan untuk terus mempertahankan eksistensi dan keamanan Israel.
Ramalan Yassin dan Kissinger tidak bisa dipisahkan dari konteks sejarah dan situasi saat itu. Ramalan Sheikh Yassin dibuat pada 1999, ketika Israel dan Palestina sedang berusaha mencapai kesepakatan damai di bawah naungan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Perjanjian Oslo.
Oleh karenanya bisa dibilang jika ramalan tersebut mungkin merupakan bentuk protes dan penolakan terhadap perjanjian tersebut, yang dianggap tidak adil dan tidak mengakomodasi hak-hak rakyat Palestina.
Sedangkan ramalan Kissinger dibuat pada 2012 atau ketika Israel dan Palestina sedang mengalami ketegangan. Keadaan itu dipicu oleh serangan Israel terhadap Jalur Gaza.
Ramalan kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa konflik Israel dan Palestina tidak hanya bersifat politik, tetapi juga bersifat agama, budaya, dan ideologi. Akibatnya selalu mendapatkan sorotan dari negara lain di seluruh dunia.
Namun ramalan Sheikh Yassin dan Henry Kissinger juga dikritik karena tidak memberikan solusi konkret dan konstruktif bagi konflik Israel-Palestina. Melainkan hanya menyebarkan pesimisme dan ketakutan.
Meski begitu, ramalan keduanya telah menimbulkan reaksi yang beragam dari berbagai pihak.
Bagi rakyat Palestina dan negara-negara Islam, ramalan tersebut mungkin menjadi harapan dan motivasi untuk terus berjuang melawan penjajahan Israel.
Sementara bagi Israel dan sekutunya, ramalan tersebut mungkin menjadi ancaman dan tantangan untuk terus mempertahankan eksistensi dan keamanan Israel.
Ramalan Yassin dan Kissinger tidak bisa dipisahkan dari konteks sejarah dan situasi saat itu. Ramalan Sheikh Yassin dibuat pada 1999, ketika Israel dan Palestina sedang berusaha mencapai kesepakatan damai di bawah naungan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Perjanjian Oslo.
Oleh karenanya bisa dibilang jika ramalan tersebut mungkin merupakan bentuk protes dan penolakan terhadap perjanjian tersebut, yang dianggap tidak adil dan tidak mengakomodasi hak-hak rakyat Palestina.
Sedangkan ramalan Kissinger dibuat pada 2012 atau ketika Israel dan Palestina sedang mengalami ketegangan. Keadaan itu dipicu oleh serangan Israel terhadap Jalur Gaza.
Ramalan kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa konflik Israel dan Palestina tidak hanya bersifat politik, tetapi juga bersifat agama, budaya, dan ideologi. Akibatnya selalu mendapatkan sorotan dari negara lain di seluruh dunia.
Namun ramalan Sheikh Yassin dan Henry Kissinger juga dikritik karena tidak memberikan solusi konkret dan konstruktif bagi konflik Israel-Palestina. Melainkan hanya menyebarkan pesimisme dan ketakutan.
(mas)
tulis komentar anda