Komandan Tank Tempur Israel Ini Dihabisi Sniper Hamas di Gaza
Senin, 13 November 2023 - 10:40 WIB
GAZA - Seorang komandan tank tempur Israel dari komunitas minoritas Druze, ditembak mati sniper Hamas dalam pertempuran di Gaza.
Letnan Kolonel Salman Habaka (33) terbunuh dalam pertempuran 2 November, namun kematiannya baru terungkap baru-baru ini. Dia tercatat sebagai tentara militer Israel dengan pangkat tertinggi yang terbunuh dalam perang darat di Gaza sejauh ini.
Sosoknya dipuji sebagai pahlawan Israel menyusul serangan Hamas yang mengejutkan di Israel pada 7 Oktober setelah dia memimpin dua tank dan berperang melawan kelompok perlawanan Palestina tersebut, bahkan sebelum pimpinannya sendiri menyadari apa yang sedang terjadi.
Habaka terbunuh ketika pasukan Israel memperdalam serangan darat mereka ke Gaza.
Dia bagian dari komunitas minoritas di negara tersebut, di mana populasi non-Yahudi Israel berjumlah sekitar 20%, termasuk Muslim, Kristen, dan Druze—sebuah agama esoterik dan monoteistik yang menggabungkan unsur-unsur semua agama Ibrahim dan filosofi lainnya.
“Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, kami merencanakan acara keluarga,” kata ayah Habaka, Emad Habaka, kepada Fox News Digital dari rumahnya di desa komunitas Druze; Yanuh Jat, di Israel utara.
“Saya meneleponnya untuk memeriksa apakah masih berlangsung tetapi dia mengatakan kepada saya bahwa dia harus segera kembali ke markasnya. Ketika saya bertanya alasannya, dia hanya menyuruh saya menyalakan TV,” paparnya, yang dilansir Senin (13/11/2023).
Sementara Emad, seperti kebanyakan orang Israel lainnya, masih berusaha mencari tahu apa yang terjadi di Israel selatan, di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza, putranya—yang sudah menjadi komandan IDF—melaju ke markasnya di gurun Negev untuk mengambil tank-nya.
Letnan Kolonel Salman Habaka (33) terbunuh dalam pertempuran 2 November, namun kematiannya baru terungkap baru-baru ini. Dia tercatat sebagai tentara militer Israel dengan pangkat tertinggi yang terbunuh dalam perang darat di Gaza sejauh ini.
Sosoknya dipuji sebagai pahlawan Israel menyusul serangan Hamas yang mengejutkan di Israel pada 7 Oktober setelah dia memimpin dua tank dan berperang melawan kelompok perlawanan Palestina tersebut, bahkan sebelum pimpinannya sendiri menyadari apa yang sedang terjadi.
Habaka terbunuh ketika pasukan Israel memperdalam serangan darat mereka ke Gaza.
Dia bagian dari komunitas minoritas di negara tersebut, di mana populasi non-Yahudi Israel berjumlah sekitar 20%, termasuk Muslim, Kristen, dan Druze—sebuah agama esoterik dan monoteistik yang menggabungkan unsur-unsur semua agama Ibrahim dan filosofi lainnya.
“Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, kami merencanakan acara keluarga,” kata ayah Habaka, Emad Habaka, kepada Fox News Digital dari rumahnya di desa komunitas Druze; Yanuh Jat, di Israel utara.
“Saya meneleponnya untuk memeriksa apakah masih berlangsung tetapi dia mengatakan kepada saya bahwa dia harus segera kembali ke markasnya. Ketika saya bertanya alasannya, dia hanya menyuruh saya menyalakan TV,” paparnya, yang dilansir Senin (13/11/2023).
Sementara Emad, seperti kebanyakan orang Israel lainnya, masih berusaha mencari tahu apa yang terjadi di Israel selatan, di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza, putranya—yang sudah menjadi komandan IDF—melaju ke markasnya di gurun Negev untuk mengambil tank-nya.
tulis komentar anda