Kapten Unit Sniper Israel, Keponakan Netanyahu Dilaporkan Tewas Dibunuh Hamas
Selasa, 07 November 2023 - 17:17 WIB
JALUR GAZA - Keponakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu , Yair Edou Netanyahu, dilaporkan tewas terbunuh di Jalur Gaza saat bertempur dengan Brigade Izzeddin al-Qassam .
Dinukil dari Turkiye News Paper yang menyitir laporan kantor berita Rusia, Sputnik, pada Selasa (7/11/2023), Yair Netanyahu adalah seorang kapten di tentara Israel. Ia adalah pemimpin unit penembak jitu yang melakukan infiltrasi mendalam di Jalur Gaza. Ia disebut-sebut sebagai penembak jitu berbahaya.
Seperti diketahui, Israel telah melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza yang sempat tertunda beberapa waktu lalu. Itu dilakukan setelah negara Zionis itu membombardir Jalur Gaza setelah Hamas melakukan operasi Badai al-Aqsa, sebuah aksi penyerangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Dilaporkan 1.400 warga Israel, termasuk 324 tentara, tewas dan 5 ribu 132 warga Israel luka-luka dalam serangan dari Gaza.
Pengepungan Israel di Gaza, ditambah dengan kampanye pengeboman yang tiada henti, telah mengakibatkan penderitaan yang sangat besar bagi manusia dan dokter kekurangan pasokan medis bahkan yang paling dasar sekalipun.
Lebih dari 10.000 orang telah terbunuh dalam 31 hari serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina. Aksi barbar Israel itu terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda gencatan senjata di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Ketika Timur Tengah sekali lagi berubah menjadi pertumpahan darah, batas waktu telah ditetapkan bagi hampir 2 setengah juta warga Palestina untuk meninggalkan Gaza yang diblokade.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali mendesak warga sipil Jalur Gaza untuk mengungsi. Terbaru, tentara Zionis itu memberi waktu selama empat jam bagi warga sipil untuk meninggalkan daerah kantong yang tengah di gempur habis-habisan itu.
IDF mengatakan akan mengizinkan orang-orang di Jalur Gaza untuk bergerak ke selatan melalui jalan-jalan tertentu.
IDF telah berulang kali menyerukan warga sipil di Jalur Gaza untuk pindah ke selatan Wadi Gaza seiring dengan peningkatan serangan udara dan darat terhadap Kota Gaza dan Gaza Utara, termasuk serangan terhadap daerah padat penduduk dan infrastruktur sipil yang menurut IDF digunakan olehmilitanHamas.
Dinukil dari Turkiye News Paper yang menyitir laporan kantor berita Rusia, Sputnik, pada Selasa (7/11/2023), Yair Netanyahu adalah seorang kapten di tentara Israel. Ia adalah pemimpin unit penembak jitu yang melakukan infiltrasi mendalam di Jalur Gaza. Ia disebut-sebut sebagai penembak jitu berbahaya.
Seperti diketahui, Israel telah melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza yang sempat tertunda beberapa waktu lalu. Itu dilakukan setelah negara Zionis itu membombardir Jalur Gaza setelah Hamas melakukan operasi Badai al-Aqsa, sebuah aksi penyerangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Dilaporkan 1.400 warga Israel, termasuk 324 tentara, tewas dan 5 ribu 132 warga Israel luka-luka dalam serangan dari Gaza.
Pengepungan Israel di Gaza, ditambah dengan kampanye pengeboman yang tiada henti, telah mengakibatkan penderitaan yang sangat besar bagi manusia dan dokter kekurangan pasokan medis bahkan yang paling dasar sekalipun.
Lebih dari 10.000 orang telah terbunuh dalam 31 hari serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina. Aksi barbar Israel itu terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda gencatan senjata di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Ketika Timur Tengah sekali lagi berubah menjadi pertumpahan darah, batas waktu telah ditetapkan bagi hampir 2 setengah juta warga Palestina untuk meninggalkan Gaza yang diblokade.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali mendesak warga sipil Jalur Gaza untuk mengungsi. Terbaru, tentara Zionis itu memberi waktu selama empat jam bagi warga sipil untuk meninggalkan daerah kantong yang tengah di gempur habis-habisan itu.
IDF mengatakan akan mengizinkan orang-orang di Jalur Gaza untuk bergerak ke selatan melalui jalan-jalan tertentu.
IDF telah berulang kali menyerukan warga sipil di Jalur Gaza untuk pindah ke selatan Wadi Gaza seiring dengan peningkatan serangan udara dan darat terhadap Kota Gaza dan Gaza Utara, termasuk serangan terhadap daerah padat penduduk dan infrastruktur sipil yang menurut IDF digunakan olehmilitanHamas.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda