Ledakan Terasa hingga 160 Km, 300.000 Orang Kehilangan Rumah
Kamis, 06 Agustus 2020 - 06:33 WIB
Sebagian masyarakat mengira terjadi gempa bumi mengingat gelombang seismik yang ditimbulkannya sangat besar. Kaca jendela pecah, patung hancur, dan tanah berguncang. Seorang petugas kesehatan bernama Rouba mengaku melihat 200-300 korban masuk ruang inap gawat darurat (IGD) di rumah sakit tempatnya bekerja. “Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti ini. Peristiwa ini sangat mengerikan,” kata Rouba.
Warga Beirut lain, Huda Baroudi, terempas beberapa meter oleh gelombang seismik ledakan besar di Pelabuhan Beirut. “Saya jadi teringat ledakan yang terjadi di Kedubes AS pada 1983,” kata Baorudi. (Baca juga: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
WNI Aman dan Selamat
Duta Besar (Dubes) RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari, mengatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa itu. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia yang memperhatikan dan menanyakan keselamatan WNI di Lebanon.
“Berdasarkan pengecekan terakhir, seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat,” ujar Hajriyanto dalam siaran pers. “Jumlah WNI di Lebanon mencapai 1.447 orang, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 orang merupakan WNI sipil, termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.”
Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Lebanon meminta pihak Kepolisian Lebanon segera memberikan informasi jika terdapat WNI yang menjadi korban ledakan. Melalui grup WhatsApp dan simpul-simpul WNI, KBRI untuk Lebanon juga mengimbau seluruh WNI untuk segera melapor jika berada dalam situasi darurat. “Seorang WNI yang dikarantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga terkonfirmasi aman,” ujar Thohari.
Selain itu, KBRI untuk Lebanon mengimbau seluruh WNI untuk tidak mendekati lokasi kejadian guna menghindari adanya gas beracun dan menaati arahan pemerintah setempat. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)
Wilayah sekitar Pelabuhan Beirut porak-poranda: gedung-gedung rusak, serpihan benda-benda berserakan, dan mobil-mobil ringsek. Sejauh ini otoritas terkait Lebanon tidak mengungkapkan penyebab ledakan. Namun, peristiwa itu terjadi ketika tim kontraktor melakukan pengelasan sebuah lubang di gudang pelabuhan.
Sebagian orang menduga peristiwa itu terjadi di gudang amonium nitrat. Ledakan itu juga terjadi dengan radius beberapa kilometer. “Ada banyak orang menanyakan saudaranya yang hilang. Kami kesulitan melakukan pencarian malam hari karena tidak ada listrik,” kata Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hasan.
Sebagian negara di dunia menawarkan bantuan kemanusiaan dan kesehatan kepada Lebanon. Beberapa di antaranya Israel, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Irak, Amerika Serikat (AS), Prancis, Jerman, dan Inggris. Negara Teluk yang menjadi donor setia Lebanon mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan.
Warga Beirut lain, Huda Baroudi, terempas beberapa meter oleh gelombang seismik ledakan besar di Pelabuhan Beirut. “Saya jadi teringat ledakan yang terjadi di Kedubes AS pada 1983,” kata Baorudi. (Baca juga: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
WNI Aman dan Selamat
Duta Besar (Dubes) RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari, mengatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa itu. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia yang memperhatikan dan menanyakan keselamatan WNI di Lebanon.
“Berdasarkan pengecekan terakhir, seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat,” ujar Hajriyanto dalam siaran pers. “Jumlah WNI di Lebanon mencapai 1.447 orang, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 orang merupakan WNI sipil, termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.”
Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Lebanon meminta pihak Kepolisian Lebanon segera memberikan informasi jika terdapat WNI yang menjadi korban ledakan. Melalui grup WhatsApp dan simpul-simpul WNI, KBRI untuk Lebanon juga mengimbau seluruh WNI untuk segera melapor jika berada dalam situasi darurat. “Seorang WNI yang dikarantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga terkonfirmasi aman,” ujar Thohari.
Selain itu, KBRI untuk Lebanon mengimbau seluruh WNI untuk tidak mendekati lokasi kejadian guna menghindari adanya gas beracun dan menaati arahan pemerintah setempat. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)
Wilayah sekitar Pelabuhan Beirut porak-poranda: gedung-gedung rusak, serpihan benda-benda berserakan, dan mobil-mobil ringsek. Sejauh ini otoritas terkait Lebanon tidak mengungkapkan penyebab ledakan. Namun, peristiwa itu terjadi ketika tim kontraktor melakukan pengelasan sebuah lubang di gudang pelabuhan.
Sebagian orang menduga peristiwa itu terjadi di gudang amonium nitrat. Ledakan itu juga terjadi dengan radius beberapa kilometer. “Ada banyak orang menanyakan saudaranya yang hilang. Kami kesulitan melakukan pencarian malam hari karena tidak ada listrik,” kata Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hasan.
Sebagian negara di dunia menawarkan bantuan kemanusiaan dan kesehatan kepada Lebanon. Beberapa di antaranya Israel, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Irak, Amerika Serikat (AS), Prancis, Jerman, dan Inggris. Negara Teluk yang menjadi donor setia Lebanon mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan.
tulis komentar anda