Bela Korsel dari Ancaman Korut, AS Harus Kerahkan 100 Senjata Nuklir
Rabu, 01 November 2023 - 03:07 WIB
SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) harus bekerja sama buat memodernisasi sekitar 100 senjata nuklir taktis untuk meningkatkan pertahanan Seoul terhadap dugaan meningkatnya ancaman dari Pyongyang. Hal itu berdasarkan rekomendasi dari lembaga pemikir Korsel pada awal pekan ini.
"Korea Utara telah membentuk kekuatan senjata nuklir yang dapat menimbulkan ancaman nyata terhadap keamanan Korea Selatan dan di ambang melakukan ancaman serupa terhadap AS," klaim Institut Kajian Kebijakan Asan dalam sebuah laporan berjudul 'Options untuk Memperkuat Jaminan Nuklir ROK (Republik Korea).
Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga penelitian Amerika RAND Corporation.
Studi tersebut merekomendasikan bahwa sekitar 100 senjata nuklir AS harus dimodernisasi dengan mengorbankan Korsel, dan menambahkan bahwa senjata-senjata tersebut harus ditempatkan di wilayah AS namun dapat digunakan dengan cepat untuk mendukung kebutuhan pertahanan Seoul.
“(Pemimpin Korea Utara) Kim Jong-un tampaknya merencanakan kekuatan setidaknya 300 hingga 500 senjata nuklir,” klaim penulis penelitian tersebut, yang menunjukkan bahwa Pyongyang dapat menembus ambang batas 300 senjata pada sekitar tahun 2030 seperti dikutip dari RT, Rabu (1/11/2023).
Laporan tersebut menyatakan bahwa kemampuan nuklir Korut saat ini termasuk senjata yang dapat membunuh sekitar 2 juta orang jika diluncurkan ke negara tetangganya di selatan. Pyongyang mempunyai ambisi untuk menggunakan persenjataan nuklirnya untuk menguji tekad Washington terhadap aliansinya dengan Seoul, tambahnya, juga menuduh bahwa Korut berharap untuk mendominasi Korsel tanpa harus menyerangnya.
Lebih lanjut mereka merekomendasikan sebuah proses untuk menekan Korut agar mengalah dalam program senjata nuklirnya dengan menyimpan beberapa senjata AS di Korsel untuk tujuan simbolis dan operasional, dan menempatkan seluruh atau sebagian senjata nuklir di kapal selam rudal balistik AS yang beroperasi di Pasifik untuk menargetkan Korut.
Pada bulan April, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, menandatangani Deklarasi Washington, yang berisi persetujuan AS untuk memperluas kemitraan pencegahan militernya dengan Seoul di tengah meningkatnya uji coba rudal balistik Korut.
"Korea Utara telah membentuk kekuatan senjata nuklir yang dapat menimbulkan ancaman nyata terhadap keamanan Korea Selatan dan di ambang melakukan ancaman serupa terhadap AS," klaim Institut Kajian Kebijakan Asan dalam sebuah laporan berjudul 'Options untuk Memperkuat Jaminan Nuklir ROK (Republik Korea).
Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga penelitian Amerika RAND Corporation.
Studi tersebut merekomendasikan bahwa sekitar 100 senjata nuklir AS harus dimodernisasi dengan mengorbankan Korsel, dan menambahkan bahwa senjata-senjata tersebut harus ditempatkan di wilayah AS namun dapat digunakan dengan cepat untuk mendukung kebutuhan pertahanan Seoul.
Baca Juga
“(Pemimpin Korea Utara) Kim Jong-un tampaknya merencanakan kekuatan setidaknya 300 hingga 500 senjata nuklir,” klaim penulis penelitian tersebut, yang menunjukkan bahwa Pyongyang dapat menembus ambang batas 300 senjata pada sekitar tahun 2030 seperti dikutip dari RT, Rabu (1/11/2023).
Laporan tersebut menyatakan bahwa kemampuan nuklir Korut saat ini termasuk senjata yang dapat membunuh sekitar 2 juta orang jika diluncurkan ke negara tetangganya di selatan. Pyongyang mempunyai ambisi untuk menggunakan persenjataan nuklirnya untuk menguji tekad Washington terhadap aliansinya dengan Seoul, tambahnya, juga menuduh bahwa Korut berharap untuk mendominasi Korsel tanpa harus menyerangnya.
Lebih lanjut mereka merekomendasikan sebuah proses untuk menekan Korut agar mengalah dalam program senjata nuklirnya dengan menyimpan beberapa senjata AS di Korsel untuk tujuan simbolis dan operasional, dan menempatkan seluruh atau sebagian senjata nuklir di kapal selam rudal balistik AS yang beroperasi di Pasifik untuk menargetkan Korut.
Pada bulan April, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, menandatangani Deklarasi Washington, yang berisi persetujuan AS untuk memperluas kemitraan pencegahan militernya dengan Seoul di tengah meningkatnya uji coba rudal balistik Korut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda