Ketika Dokter Gaza Terpaksa Lakukan Operasi Caesar Wanita Hamil Tanpa Bius
Selasa, 31 Oktober 2023 - 09:00 WIB
GAZA - Potret kengerian lain akibat blokade dan invasi kejam Israel terhadap Gaza, Palestina, diceritakan para dokter. Mereka terpaksa melakukan prosedur bedah, termasuk operasi caesar, tanpa anestesi atau bius.
Perang habis-habisan Israel di Gaza dimulai setelah kelompok perlawanan Palestina; Hamas, meluncurkan serangan skala besar ke Israel pada 7 Oktober. Lebih dari 1.400 orang tewas dan ratusan lainnya diculik.
Israel kemudian mendeklarasikan perang dengan nama sandi Operasi Pedang Besi. Militer mereka telah membombardir Gaza nyaris tanpa henti hingga sekarang. Lebih dari 8.000 orang tewas. Israel juga memblokade total Gaza, menyebabkan berbagai bantuan termasuk obat-obatan sulit masuk.
“Kami telah melakukan operasi caesar pada wanita hamil yang terluka akibat serangan udara [Israel] tanpa anestesi, dan kami juga harus menangani kasus luka bakar parah tanpa anestesi,” kata direktur Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza, Nahhed Abou Taima, seperti dikutip dari Financial Times, Selasa (31/10/2023).
Menurut laporan tersebut, prioritas rumah sakit adalah menghemat persediaan anestesi untuk kasus bedah yang kompleks.
Dokter Taima, yang merupakan ahli patologi telah memeriksa jenazah-jenazah di kamar mayat Rumah Sakit Nasser, mengambil foto dan mencatat nama mereka serta tempat di mana bom menewaskan mereka.
“Antara tengah malam dan siang hari, 17 orang syuhada, dan lima lainnya meninggal karena sebab alamiah, datang,” katanya kepada AFP.
Di komputernya, Taima menunjukkan kepada AFP sebuah program di mana "martir"--istilah yang digunakan warga Palestina untuk menyebut mereka yang tewas dalam perang dengan Israel--dicantumkan dalam satu tab, sedangkan korban tewas lainnya dikelompokkan secara terpisah.
Perang habis-habisan Israel di Gaza dimulai setelah kelompok perlawanan Palestina; Hamas, meluncurkan serangan skala besar ke Israel pada 7 Oktober. Lebih dari 1.400 orang tewas dan ratusan lainnya diculik.
Israel kemudian mendeklarasikan perang dengan nama sandi Operasi Pedang Besi. Militer mereka telah membombardir Gaza nyaris tanpa henti hingga sekarang. Lebih dari 8.000 orang tewas. Israel juga memblokade total Gaza, menyebabkan berbagai bantuan termasuk obat-obatan sulit masuk.
“Kami telah melakukan operasi caesar pada wanita hamil yang terluka akibat serangan udara [Israel] tanpa anestesi, dan kami juga harus menangani kasus luka bakar parah tanpa anestesi,” kata direktur Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza, Nahhed Abou Taima, seperti dikutip dari Financial Times, Selasa (31/10/2023).
Menurut laporan tersebut, prioritas rumah sakit adalah menghemat persediaan anestesi untuk kasus bedah yang kompleks.
Dokter Taima, yang merupakan ahli patologi telah memeriksa jenazah-jenazah di kamar mayat Rumah Sakit Nasser, mengambil foto dan mencatat nama mereka serta tempat di mana bom menewaskan mereka.
“Antara tengah malam dan siang hari, 17 orang syuhada, dan lima lainnya meninggal karena sebab alamiah, datang,” katanya kepada AFP.
Di komputernya, Taima menunjukkan kepada AFP sebuah program di mana "martir"--istilah yang digunakan warga Palestina untuk menyebut mereka yang tewas dalam perang dengan Israel--dicantumkan dalam satu tab, sedangkan korban tewas lainnya dikelompokkan secara terpisah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda