Mediasi yang Dilakukan Qatar Jadi Alasan AS Minta Israel Tunda Invasi Darat ke Gaza
Selasa, 24 Oktober 2023 - 07:56 WIB
GAZA - Amerika Serikat telah menyarankan Israel untuk menunda serangan darat di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Pasalnya, AS terus memberi tahu Qatar - mediator Hamas- dalam perundingan.
Apalagi, Washington ingin mencoba membebaskan lebih banyak sandera dan bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya perang regional yang lebih luas.
Setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan membunuh sekitar 1.400 orang, Amerika Serikat mendukung sekutunya dan menekankan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri. Mereka juga secara terbuka menekankan bahwa Israel akan menentukan jadwal pembalasannya sendiri.
Namun Gedung Putih, Pentagon dan Departemen Luar Negeri kini telah meningkatkan seruan pribadi untuk berhati-hati dalam percakapan dengan Israel, kata dua sumber yang akrab dengan diskusi tersebut, ketika blokade Israel terhadap Gaza memperburuk krisis kemanusiaan dan jumlah korban tewas akibat pemboman di daerah kantong tersebut telah berlalu dan menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Prioritas AS adalah memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi mengenai pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober, kata sumber, terutama setelah pembebasan tak terduga dua warga Amerika pada hari Jumat. Hamas mengatakan pihaknya membebaskan dua sandera lagi pada hari Senin. Hamas diyakini menyandera lebih dari 200 orang.
Salah satu pejabat AS mengatakan bahwa pemerintah, mengingat peran Doha sebagai perantara dengan Hamas, terus memberikan informasi kepada para pejabat Qatar tentang saran mereka kepada Israel sehingga mereka dapat mengetahui informasi terkini ketika negosiasi penyanderaan terus berlanjut.
“Untuk saat ini, tidak ada peta jalan atau urutan langkah yang jelas menuju deeskalasi sepenuhnya. Prioritasnya adalah berupaya mengeluarkan para sandera selangkah demi selangkah,” kata seorang sumber yang menjelaskan tentang negosiasi penyanderaan.
Pejabat AS yang kedua mengatakan bahwa negara-negara Eropa, yang banyak di antaranya juga memiliki warga yang disandera, juga menyarankan agar Israel menahan diri untuk tidak melancarkan serangan darat guna memberikan ruang bagi negosiasi pembebasan mereka.
Apalagi, Washington ingin mencoba membebaskan lebih banyak sandera dan bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya perang regional yang lebih luas.
Setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan membunuh sekitar 1.400 orang, Amerika Serikat mendukung sekutunya dan menekankan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri. Mereka juga secara terbuka menekankan bahwa Israel akan menentukan jadwal pembalasannya sendiri.
Namun Gedung Putih, Pentagon dan Departemen Luar Negeri kini telah meningkatkan seruan pribadi untuk berhati-hati dalam percakapan dengan Israel, kata dua sumber yang akrab dengan diskusi tersebut, ketika blokade Israel terhadap Gaza memperburuk krisis kemanusiaan dan jumlah korban tewas akibat pemboman di daerah kantong tersebut telah berlalu dan menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Prioritas AS adalah memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi mengenai pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober, kata sumber, terutama setelah pembebasan tak terduga dua warga Amerika pada hari Jumat. Hamas mengatakan pihaknya membebaskan dua sandera lagi pada hari Senin. Hamas diyakini menyandera lebih dari 200 orang.
Salah satu pejabat AS mengatakan bahwa pemerintah, mengingat peran Doha sebagai perantara dengan Hamas, terus memberikan informasi kepada para pejabat Qatar tentang saran mereka kepada Israel sehingga mereka dapat mengetahui informasi terkini ketika negosiasi penyanderaan terus berlanjut.
“Untuk saat ini, tidak ada peta jalan atau urutan langkah yang jelas menuju deeskalasi sepenuhnya. Prioritasnya adalah berupaya mengeluarkan para sandera selangkah demi selangkah,” kata seorang sumber yang menjelaskan tentang negosiasi penyanderaan.
Pejabat AS yang kedua mengatakan bahwa negara-negara Eropa, yang banyak di antaranya juga memiliki warga yang disandera, juga menyarankan agar Israel menahan diri untuk tidak melancarkan serangan darat guna memberikan ruang bagi negosiasi pembebasan mereka.
tulis komentar anda