Ukraina dalam Bahaya, Barat Kehabisan Amunisi
Rabu, 04 Oktober 2023 - 00:05 WIB
WARSAWA - Inggris dan NATO telah memperingatkan bahwa kekuatan militer Barat telah kehabisan amunisi untuk memberi Ukraina kemampuan mempertahankan diri dari invasi besar-besaran Rusia.
Laksamana Rob Bauer, pejabat militer paling senior di NATO, mengatakan kepada Forum Keamanan Warsawa bahwa dasarnya sekarang sudah terlihat. Dia mengatakan pemerintah dan produsen pertahanan kini harus meningkatkan produksi dalam tempo yang jauh lebih tinggi.
Ukraina menembakkan ribuan peluru setiap hari dan sebagian besar berasal dari NATO.
Bauer, yang mengetuai Komite Militer NATO, mengatakan kurangnya investasi selama beberapa dekade menandakan negara-negara NATO mulai memasok senjata ke Ukraina ketika gudang amunisi mereka sudah setengah penuh atau bahkan kosong.
"Kita memerlukan volume yang besar. Perekonomian yang tepat waktu dan cukup yang kita bangun bersama dalam 30 tahun di negara-negara liberal bisa digunakan dalam banyak hal - tapi tidak untuk angkatan bersenjata saat perang sedang berlangsung," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2023).
Menteri Pertahanan Inggris James Heappey mengatakan kepada forum tersebut bahwa persediaan militer Barat "tampak sedikit menipis" dan mendesak sekutu NATO untuk menghabiskan 2% dari kekayaan nasional mereka untuk pertahanan, seperti yang telah mereka janjikan.
“Jika ini bukan waktunya – ketika terjadi perang di Eropa – untuk membelanjakan 2% untuk pertahanan, lalu kapan lagi?” tanyanya.
Ia juga mengatakan bahwa model “just-in-time” pasti tidak akan berhasil ketika harus siap untuk peperangan besok.
Laksamana Rob Bauer, pejabat militer paling senior di NATO, mengatakan kepada Forum Keamanan Warsawa bahwa dasarnya sekarang sudah terlihat. Dia mengatakan pemerintah dan produsen pertahanan kini harus meningkatkan produksi dalam tempo yang jauh lebih tinggi.
Ukraina menembakkan ribuan peluru setiap hari dan sebagian besar berasal dari NATO.
Bauer, yang mengetuai Komite Militer NATO, mengatakan kurangnya investasi selama beberapa dekade menandakan negara-negara NATO mulai memasok senjata ke Ukraina ketika gudang amunisi mereka sudah setengah penuh atau bahkan kosong.
"Kita memerlukan volume yang besar. Perekonomian yang tepat waktu dan cukup yang kita bangun bersama dalam 30 tahun di negara-negara liberal bisa digunakan dalam banyak hal - tapi tidak untuk angkatan bersenjata saat perang sedang berlangsung," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2023).
Menteri Pertahanan Inggris James Heappey mengatakan kepada forum tersebut bahwa persediaan militer Barat "tampak sedikit menipis" dan mendesak sekutu NATO untuk menghabiskan 2% dari kekayaan nasional mereka untuk pertahanan, seperti yang telah mereka janjikan.
“Jika ini bukan waktunya – ketika terjadi perang di Eropa – untuk membelanjakan 2% untuk pertahanan, lalu kapan lagi?” tanyanya.
Ia juga mengatakan bahwa model “just-in-time” pasti tidak akan berhasil ketika harus siap untuk peperangan besok.
tulis komentar anda