Mengenal Rudal Fateh-110 yang Diincar Rusia untuk Tandingi ATACMS Amerika
Senin, 02 Oktober 2023 - 12:21 WIB
MOSKOW - Rusia dilaporkan menginginkan rudal Fateh-110 Iran setelah pejabat senior militer Moskow dan Teheran meninjau senjata itu pada Agustus dan September lalu.
Beberapa versi dari rudal Fateh-110 memiliki jangkauan hingga 500 kilometer.
Jangkauan itu menempatkannya setara dengan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) milik militer Amerika Serikat atau pun rudal jelajah jarak jauh Taurus buatan Jerman—yang keduanya diinginkan Ukraina.
Lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington mengatakan Rusia dan Iran kemungkinan akan menyelesaikan perjanjian penjualan drone dan rudal dalam waktu beberapa minggu ke depan setelah kunjungan pejabat militer Moskow ke Teheran.
Penilaian itu juga muncul ketika pembatasan yang diberlakukan PBB saat ini berakhir. Pembatasan rudal PBB akan berakhir pada 18 Oktober, yang berarti Rusia dapat membeli rudal buatan Iran dari Teheran hanya dalam waktu beberapa minggu.
Salah satu opsi yang mungkin tersedia bagi Kremlin adalah rudal balistik jarak pendek Fateh-110, serta rudal jarak jauh rancangan Teheran lainnya yang dikembangkan selama beberapa dekade terakhir.
Fabian Hinz, analis militer untuk lembaga International Institute for Strategic Studies (IISS), mengatakan Fateh-110 awalnya merupakan rudal yang tidak akurat pada akhir tahun 1990-an, namun Iran mengembangkan versi baru yang lebih baik pada tahun-tahun berikutnya.
Hins mengatakan kepada Newsweek, Senin (2/10/2023), bahwa Fateh-110 adalah rudal yang menunjukkan pendekatan Iran terhadap pengembangan rudal.
"Teheran membangun kemampuannya secara bertahap untuk membuat setiap generasi rudal berdasarkan Fateh-110 awal lebih efektif dan akurat," kata Hinz.
Menurutnya, versi Fateh-110 yang paling modern sekarang menjadi rudal berpemandu presisi yang sangat bagus.
"Sistem ini telah menjadi sistem yang sangat serbaguna, efektif dan mudah digunakan," katanya.
"Sistem ini mungkin merupakan desain rudal berbahan bakar padat utama Iran.”
Analisa lain dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan Fateh-110 adalah rudal balistik berbahan bakar padat jarak pendek, yang mampu membawa muatan hingga 500 kilogram.
"Misil ini kemungkinan besar dimaksudkan untuk mengirimkan hulu ledak dengan daya ledak tinggi, bahan kimia, atau submunisi, dan diperkirakan memiliki kemampuan nuklir," kata lembaga think tank tersebut.
Presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan kepada Kyiv bahwa Washington akan memberikan ATACMS ke Ukraina, namun belum ada rincian lebih lanjut yang dapat dikonfirmasi termasuk jadwalnya.
Hins mengatakan rudal Fateh dengan jangkauan 300 mil atau 500 km secara luas sebanding dengan ATACMS. Keduanya menggunakan navigasi serupa, meskipun Fateh lebih besar dan lebih berat dan ATACMS cenderung lebih akurat dan dapat diandalkan namun lebih mahal.
Bagi Rusia, tambahan rudal yang relatif murah mungkin berguna dalam upaya perangnya yang melelahkan di Ukraina. Moskow telah melancarkan serangan rudal hampir setiap malam ke wilayah Ukraina selama berbulan-bulan, sering kali menembakkan beberapa jenis rudal berbeda dalam waktu beberapa jam satu sama lain.
Meskipun para analis berpendapat bahwa Rusia tidak akan kehabisan rudal meskipun persediaannya telah menipis, biaya peluncuran serangan rudal akan bertambah jika rudal tersebut terus digunakan.
Moskow, kata Hinz, kemungkinan besar ingin menyimpan sejumlah cadangan rudal di luar konfliknya dengan Ukraina, untuk digunakan jika terjadi konfrontasi yang lebih luas dengan NATO.
"Rudal jelajah dan rudal balistik hanya dapat digunakan satu kali, dan jika Anda ingin menggunakannya untuk semua misi serangan yang perlu Anda lakukan, biayanya akan sangat mahal dan memerlukan rudal dalam jumlah besar," imbuh Hinz.
“Mendapatkan rudal tambahan saja akan sangat berguna bagi Rusia,” katanya.
Banyak pilihan senjata Rusia untuk menargetkan Ukraina memiliki harga yang mahal. Menurut Fabian Hoffmann, peneliti doktoral di Universitas Oslo, Norwegia, mengatakan kepada Newsweek bahwa rudal jelajah buatan dalam negeri seperti Kalibr atau Kh-101 dan Kh-555 masing-masing mungkin berharga hingga USD1,7 juta.
Sedangkan menurut Ian Williams, wakil direktur Proyek Pertahanan Rudal CSIS, biaya pembuatan Kh-101 kemungkinan sekitar USD1,2 juta.
Williams dan Hoffmann mengatakan perkiraan biaya untuk drone bunuh diri Shahed buatan Iran bervariasi dari USD20.000 hingga USD50.000. "Nilai yang lebih tinggi kemungkinan besar adalah yang satu ini," kata Hoffmann.
Namun, kata Hinz, Fateh-110 akan menyerang sasaran Ukraina dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dan muatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan drone kamikaze Shahed.
“Rudal-rudal ini dapat menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan drone bunuh diri Iran,” katanya.
Rudal Fateh-110, imbuh Hinz, juga akan jauh lebih sulit dicegat oleh Ukraina dibandingkan Shahed yang terbang lambat.
Beberapa versi dari rudal Fateh-110 memiliki jangkauan hingga 500 kilometer.
Jangkauan itu menempatkannya setara dengan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) milik militer Amerika Serikat atau pun rudal jelajah jarak jauh Taurus buatan Jerman—yang keduanya diinginkan Ukraina.
Lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington mengatakan Rusia dan Iran kemungkinan akan menyelesaikan perjanjian penjualan drone dan rudal dalam waktu beberapa minggu ke depan setelah kunjungan pejabat militer Moskow ke Teheran.
Penilaian itu juga muncul ketika pembatasan yang diberlakukan PBB saat ini berakhir. Pembatasan rudal PBB akan berakhir pada 18 Oktober, yang berarti Rusia dapat membeli rudal buatan Iran dari Teheran hanya dalam waktu beberapa minggu.
Salah satu opsi yang mungkin tersedia bagi Kremlin adalah rudal balistik jarak pendek Fateh-110, serta rudal jarak jauh rancangan Teheran lainnya yang dikembangkan selama beberapa dekade terakhir.
Rudal Fateh-110 Iran Tandingan ATACMS Amerika
Fabian Hinz, analis militer untuk lembaga International Institute for Strategic Studies (IISS), mengatakan Fateh-110 awalnya merupakan rudal yang tidak akurat pada akhir tahun 1990-an, namun Iran mengembangkan versi baru yang lebih baik pada tahun-tahun berikutnya.
Hins mengatakan kepada Newsweek, Senin (2/10/2023), bahwa Fateh-110 adalah rudal yang menunjukkan pendekatan Iran terhadap pengembangan rudal.
"Teheran membangun kemampuannya secara bertahap untuk membuat setiap generasi rudal berdasarkan Fateh-110 awal lebih efektif dan akurat," kata Hinz.
Menurutnya, versi Fateh-110 yang paling modern sekarang menjadi rudal berpemandu presisi yang sangat bagus.
"Sistem ini telah menjadi sistem yang sangat serbaguna, efektif dan mudah digunakan," katanya.
"Sistem ini mungkin merupakan desain rudal berbahan bakar padat utama Iran.”
Analisa lain dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan Fateh-110 adalah rudal balistik berbahan bakar padat jarak pendek, yang mampu membawa muatan hingga 500 kilogram.
"Misil ini kemungkinan besar dimaksudkan untuk mengirimkan hulu ledak dengan daya ledak tinggi, bahan kimia, atau submunisi, dan diperkirakan memiliki kemampuan nuklir," kata lembaga think tank tersebut.
Presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan kepada Kyiv bahwa Washington akan memberikan ATACMS ke Ukraina, namun belum ada rincian lebih lanjut yang dapat dikonfirmasi termasuk jadwalnya.
Hins mengatakan rudal Fateh dengan jangkauan 300 mil atau 500 km secara luas sebanding dengan ATACMS. Keduanya menggunakan navigasi serupa, meskipun Fateh lebih besar dan lebih berat dan ATACMS cenderung lebih akurat dan dapat diandalkan namun lebih mahal.
Bagi Rusia, tambahan rudal yang relatif murah mungkin berguna dalam upaya perangnya yang melelahkan di Ukraina. Moskow telah melancarkan serangan rudal hampir setiap malam ke wilayah Ukraina selama berbulan-bulan, sering kali menembakkan beberapa jenis rudal berbeda dalam waktu beberapa jam satu sama lain.
Meskipun para analis berpendapat bahwa Rusia tidak akan kehabisan rudal meskipun persediaannya telah menipis, biaya peluncuran serangan rudal akan bertambah jika rudal tersebut terus digunakan.
Moskow, kata Hinz, kemungkinan besar ingin menyimpan sejumlah cadangan rudal di luar konfliknya dengan Ukraina, untuk digunakan jika terjadi konfrontasi yang lebih luas dengan NATO.
"Rudal jelajah dan rudal balistik hanya dapat digunakan satu kali, dan jika Anda ingin menggunakannya untuk semua misi serangan yang perlu Anda lakukan, biayanya akan sangat mahal dan memerlukan rudal dalam jumlah besar," imbuh Hinz.
“Mendapatkan rudal tambahan saja akan sangat berguna bagi Rusia,” katanya.
Banyak pilihan senjata Rusia untuk menargetkan Ukraina memiliki harga yang mahal. Menurut Fabian Hoffmann, peneliti doktoral di Universitas Oslo, Norwegia, mengatakan kepada Newsweek bahwa rudal jelajah buatan dalam negeri seperti Kalibr atau Kh-101 dan Kh-555 masing-masing mungkin berharga hingga USD1,7 juta.
Sedangkan menurut Ian Williams, wakil direktur Proyek Pertahanan Rudal CSIS, biaya pembuatan Kh-101 kemungkinan sekitar USD1,2 juta.
Williams dan Hoffmann mengatakan perkiraan biaya untuk drone bunuh diri Shahed buatan Iran bervariasi dari USD20.000 hingga USD50.000. "Nilai yang lebih tinggi kemungkinan besar adalah yang satu ini," kata Hoffmann.
Namun, kata Hinz, Fateh-110 akan menyerang sasaran Ukraina dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dan muatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan drone kamikaze Shahed.
“Rudal-rudal ini dapat menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan drone bunuh diri Iran,” katanya.
Rudal Fateh-110, imbuh Hinz, juga akan jauh lebih sulit dicegat oleh Ukraina dibandingkan Shahed yang terbang lambat.
(mas)
tulis komentar anda