Rusia Nyatakan Perang Melawan Ukraina Berlanjut hingga 2025
Kamis, 28 September 2023 - 07:18 WIB
MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah memaparkan rencana Moskow terkait perangnya di Ukraina.
Dia mengatakan operasi militer khusus—istilah yang digunakan untuk invasi besar-besaran—ke Ukraina berlanjut setidaknya hingga tahun 2025.
Berbicara kepada Dewan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa lalu, Shoigu mengatakan dia memiliki rencana ambisius untuk meningkatkan efektivitas pasukannya, khususnya unit elite lintas udara (VDV).
Namun ada satu bagian pidatonya yang mendapat perhatian khusus dan diterjemahkan oleh Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko.
Shoigu mengatakan: “Tindakan sinis yang dilakukan oleh negara-negara Barat dan antek-antek mereka di Kyiv hanya mendorong Ukraina menuju kehancuran total.”
"Dalam situasi seperti ini, kami terus membangun kekuatan angkatan bersenjata. Khususnya, dengan memasok senjata modern dan meningkatkan pelatihan pasukan, dengan mempertimbangkan pengalaman operasi militer khusus," lanjut Shoigu, seperti dikutip Kyiv Post, Kamis (28/9/2023).
Klaim Shoigu untuk memasok pasukannya dengan persenjataan modern dan peningkatan pelatihan dibantah oleh pasukan Rusia sendiri, di mana kenyataan dari situasi yang mereka hadapi sering kali muncul dalam panggilan telepon yang disadap dan dirilis oleh Intelijen Militer Ukraina.
Yang terbaru, seorang tentara Rusia mengeklaim unitnya dipersenjatai dengan senapan mesin dari tahun 1985 dan mengatakan mereka tidak memiliki cukup amunisi dalam menghadapi tembakan artileri Ukraina yang menghancurkan yang baru-baru ini menewaskan tiga rekannya.
Shoigu, dalam paparannya lebih lanjut, mengatakan: “Implementasi langkah-langkah yang konsisten dalam rencana aksi hingga tahun 2025 akan memungkinkan tercapainya tujuan yang direncanakan.”
Shoigu tidak merinci “tujuan yang direncanakan” mana yang dia maksud. Namun, itu kemungkinan adalah tujuan dari apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.
Dia mengatakan operasi militer khusus—istilah yang digunakan untuk invasi besar-besaran—ke Ukraina berlanjut setidaknya hingga tahun 2025.
Berbicara kepada Dewan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa lalu, Shoigu mengatakan dia memiliki rencana ambisius untuk meningkatkan efektivitas pasukannya, khususnya unit elite lintas udara (VDV).
Namun ada satu bagian pidatonya yang mendapat perhatian khusus dan diterjemahkan oleh Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko.
Shoigu mengatakan: “Tindakan sinis yang dilakukan oleh negara-negara Barat dan antek-antek mereka di Kyiv hanya mendorong Ukraina menuju kehancuran total.”
"Dalam situasi seperti ini, kami terus membangun kekuatan angkatan bersenjata. Khususnya, dengan memasok senjata modern dan meningkatkan pelatihan pasukan, dengan mempertimbangkan pengalaman operasi militer khusus," lanjut Shoigu, seperti dikutip Kyiv Post, Kamis (28/9/2023).
Klaim Shoigu untuk memasok pasukannya dengan persenjataan modern dan peningkatan pelatihan dibantah oleh pasukan Rusia sendiri, di mana kenyataan dari situasi yang mereka hadapi sering kali muncul dalam panggilan telepon yang disadap dan dirilis oleh Intelijen Militer Ukraina.
Yang terbaru, seorang tentara Rusia mengeklaim unitnya dipersenjatai dengan senapan mesin dari tahun 1985 dan mengatakan mereka tidak memiliki cukup amunisi dalam menghadapi tembakan artileri Ukraina yang menghancurkan yang baru-baru ini menewaskan tiga rekannya.
Shoigu, dalam paparannya lebih lanjut, mengatakan: “Implementasi langkah-langkah yang konsisten dalam rencana aksi hingga tahun 2025 akan memungkinkan tercapainya tujuan yang direncanakan.”
Shoigu tidak merinci “tujuan yang direncanakan” mana yang dia maksud. Namun, itu kemungkinan adalah tujuan dari apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.
(mas)
tulis komentar anda