Sekutu Putin Unggah Video Putranya Hajar Pria Pembakar Al-Qur'an
Rabu, 27 September 2023 - 12:23 WIB
MOSKOW - Pemimpin Chechnya yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Ramzan Kadyrov, mengunggah video yang menunjukkan putranya menghajar pria yang membakar Al-Qur'an.
Nikita Zhuravel—atau Mykyta Zhuravel—pria asal Ukraina tapi pindah ke Rusia ditangkap petugas berwenang Rusia setelah membakar Al-Qur'an di depan sebuah masjid Volgograd beberapa bulan lalu.
Kasus Zhuravel kemudian dilimpahkan ke pengadilan Chechnya pada bulan Mei.
Zhuravel didakwa pada bulan Mei karena menghina perasaan keagamaan orang-orang Muslim setelah membakar Al-Qur'an.
Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa Zhuravel telah membakar Al-Quran atas arahan Dinas Khusus Ukraina dengan imbalan USD120.
Kadyrov mem-posting video di saluran Telegramnya pada 25 September 2023 yang menunjukkan putranya; Adam Kadyrov, memukuli Zhuravel.
"Internet masih memperdebatkan apakah Adam Kadyrov mengalahkan Nikita Zhuravel, kaki tangan Dinas Khusus Ukraina. Apakah ini benar atau salah?" bunyi posting-an Kadyrov.
"Dia mengalahkannya, dan dia melakukan hal yang benar," puji Kadyrov pada putranya.
Video berdurasi tujuh detik tersebut memperlihatkan Adam Kadyrov yang berusia 15 tahun meninju dan menendang Zhuravel dengan keras.
“Saya yakin siapa pun yang melanggar kitab suci apa pun, termasuk membakarnya secara demonstratif, sehingga menyinggung puluhan juta warga negara besar kita, harus mendapat hukuman berat,” tulis Kadyrov.
Laporan pemukulan muncul pada bulan Agustus setelah Zhuravel mengirim surat kepada Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia, Tatyana Moskalkova, yang menyatakan bahwa dia dipukuli oleh Adam Kadyrov di sel penjaranya di Chechnya.
Laporan itu kemudian dilimpahkan ke Komisaris Hak Asasi Manusia Chechnya, Manusr Soltayev, yang menyatakan pada pertengahan Agustus bahwa kantornya sedang menyelidiki klaim Zhuravel.
Ketua Dewan Hak Asasi Manusia Kepresidenan Rusia, Valery Fadeyev, telah mengomentari kasus pemukulan terhadap Zhuravel dengan mengatakan bahwa aturan harus dipatuhi dalam penanganan tahanan.
Namun, dia tidak menanggapi video yang dibagikan Kadyrov.
Dia menegaskan kembali bahwa pembakaran Al-Qur'an adalah "kejahatan serius" yang harus dihukum oleh hukum yang berlaku.
“Provokasi seperti itu tidak dapat diterima di negara multi-agama,” kata Fadeyev.
Adam Delimkhanov, Wakil Duma Negara, memuji tindakan Adam Kadyrov sebagai tindakan yang "benar dan adil" sambil menyebut Zhuravel sebagai "bajingan keji dan kaki tangan Setan".
"Dia bertindak seperti pria sejati dan putra yang berharga bagi bangsanya! Bagi orang Chechnya, tidak ada yang lebih penting dan sakral selain agamanya," kata Delimkhanov.
"Adam adalah teladan yang baik bagi rekan-rekannya, yang menunjukkan keinginan tulus untuk membela iman dan nilai-nilai kita!"
Menteri Pers dan Informasi Chechnya, Akhmed Dudayev, juga mendukung Adam Kadyrov dan menyatakan bahwa dia mungkin bertanggung jawab secara hukum atas penyerangan terhadap Zhuravel.
"Tidak ada yang menolak atau menghindari hukuman yang diberikan oleh hukum, termasuk Adam Kadyrov—dia adalah warga negara Federasi Rusia," tulis Dudayev di Telegram, seperti dikutip OC Media, Rabu (27/9/2023).
“Tetapi membakar Al-Quran dan melanggar agama lebih dari 30 juta Muslim di Rusia dan miliaran Muslim di seluruh dunia adalah kejahatan penistaan yang harus dihukum secara proporsional," imbuh dia.
Nikita Zhuravel—atau Mykyta Zhuravel—pria asal Ukraina tapi pindah ke Rusia ditangkap petugas berwenang Rusia setelah membakar Al-Qur'an di depan sebuah masjid Volgograd beberapa bulan lalu.
Kasus Zhuravel kemudian dilimpahkan ke pengadilan Chechnya pada bulan Mei.
Zhuravel didakwa pada bulan Mei karena menghina perasaan keagamaan orang-orang Muslim setelah membakar Al-Qur'an.
Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa Zhuravel telah membakar Al-Quran atas arahan Dinas Khusus Ukraina dengan imbalan USD120.
Kadyrov mem-posting video di saluran Telegramnya pada 25 September 2023 yang menunjukkan putranya; Adam Kadyrov, memukuli Zhuravel.
"Internet masih memperdebatkan apakah Adam Kadyrov mengalahkan Nikita Zhuravel, kaki tangan Dinas Khusus Ukraina. Apakah ini benar atau salah?" bunyi posting-an Kadyrov.
"Dia mengalahkannya, dan dia melakukan hal yang benar," puji Kadyrov pada putranya.
Video berdurasi tujuh detik tersebut memperlihatkan Adam Kadyrov yang berusia 15 tahun meninju dan menendang Zhuravel dengan keras.
“Saya yakin siapa pun yang melanggar kitab suci apa pun, termasuk membakarnya secara demonstratif, sehingga menyinggung puluhan juta warga negara besar kita, harus mendapat hukuman berat,” tulis Kadyrov.
Laporan pemukulan muncul pada bulan Agustus setelah Zhuravel mengirim surat kepada Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia, Tatyana Moskalkova, yang menyatakan bahwa dia dipukuli oleh Adam Kadyrov di sel penjaranya di Chechnya.
Laporan itu kemudian dilimpahkan ke Komisaris Hak Asasi Manusia Chechnya, Manusr Soltayev, yang menyatakan pada pertengahan Agustus bahwa kantornya sedang menyelidiki klaim Zhuravel.
Ketua Dewan Hak Asasi Manusia Kepresidenan Rusia, Valery Fadeyev, telah mengomentari kasus pemukulan terhadap Zhuravel dengan mengatakan bahwa aturan harus dipatuhi dalam penanganan tahanan.
Namun, dia tidak menanggapi video yang dibagikan Kadyrov.
Dia menegaskan kembali bahwa pembakaran Al-Qur'an adalah "kejahatan serius" yang harus dihukum oleh hukum yang berlaku.
“Provokasi seperti itu tidak dapat diterima di negara multi-agama,” kata Fadeyev.
Adam Delimkhanov, Wakil Duma Negara, memuji tindakan Adam Kadyrov sebagai tindakan yang "benar dan adil" sambil menyebut Zhuravel sebagai "bajingan keji dan kaki tangan Setan".
"Dia bertindak seperti pria sejati dan putra yang berharga bagi bangsanya! Bagi orang Chechnya, tidak ada yang lebih penting dan sakral selain agamanya," kata Delimkhanov.
"Adam adalah teladan yang baik bagi rekan-rekannya, yang menunjukkan keinginan tulus untuk membela iman dan nilai-nilai kita!"
Menteri Pers dan Informasi Chechnya, Akhmed Dudayev, juga mendukung Adam Kadyrov dan menyatakan bahwa dia mungkin bertanggung jawab secara hukum atas penyerangan terhadap Zhuravel.
"Tidak ada yang menolak atau menghindari hukuman yang diberikan oleh hukum, termasuk Adam Kadyrov—dia adalah warga negara Federasi Rusia," tulis Dudayev di Telegram, seperti dikutip OC Media, Rabu (27/9/2023).
“Tetapi membakar Al-Quran dan melanggar agama lebih dari 30 juta Muslim di Rusia dan miliaran Muslim di seluruh dunia adalah kejahatan penistaan yang harus dihukum secara proporsional," imbuh dia.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda