5 Alasan Penganut Sikh di Punjab Khawatir dengan Masa Depan Akibat Pertikaian Kanada-India

Senin, 25 September 2023 - 20:35 WIB
Warga Sikh di Punjab, India, kini menghadapi banyak kekhawatiran karena konflik yang memanas antara Ottawa dan New Delhi. Foto/Reuters
NEW DELHI - Perselisihan sengit antara India dan Kanada atas pembunuhan seorang separatis Sikh dirasakan di Punjab, di mana sebagian warga Sikh khawatir akan reaksi keras dari pemerintah nasionalis Hindu di India dan ancaman terhadap prospek mereka untuk maju untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Amerika Utara.

Insidern berawal karena Hardeep Singh Nijjar, seorang tukang ledeng yang meninggalkan negara bagian India utara itu seperempat abad yang lalu dan menjadi warga negara Kanada, ditembak mati pada bulan Juni di luar sebuah kuil di pinggiran kota Vancouver di mana dia adalah seorang pemimpin separatis di antara banyak orang Sikh yang tinggal di sana.

Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengatakan pekan lalu bahwa Ottawa mempunyai “tuduhan yang dapat dipercaya” bahwa agen-agen pemerintah India mungkin terkait dengan pembunuhan tersebut.

India, yang menyebut Nijjar sebagai "teroris" pada tahun 2020, dengan marah menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya "tidak masuk akal", mengusir kepala intelijen Kanada di India, mengeluarkan peringatan perjalanan, menghentikan penerbitan visa bagi warga Kanada, dan mengurangi kehadiran diplomatik Kanada di India.

Berikut adalah 5 alasan kenapa penganut Sikh merasa khawatir dengan keamanan mereka dengan konflik India dan Kanada.

1. Penganut Sikh Merupakan Mayoritas di Punjab





Foto/Reuters

Melansir Reuters, penganut Sikh hanya berjumlah 2% dari 1,4 miliar penduduk India, namun mereka merupakan mayoritas di Punjab, negara bagian berpenduduk 30 juta jiwa, tempat agama mereka lahir 500 tahun lalu. Di luar Punjab, jumlah terbesar penganut Sikh tinggal di Kanada, tempat terjadinya banyak protes yang membuat kesal India.



2. Semangat Kemerdekaan Masih Membara

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More