2 Ancaman Korban Banjir di Libya, Kekurangan Air Bersih dan Mengungsi ke Wilayah Ranjau Darat
Minggu, 17 September 2023 - 18:55 WIB
Sebuah laporan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB mengatakan pihak berwenang Libya telah mendeteksi sedikitnya 55 anak-anak keracunan karena meminum air yang tercemar di Derna, di mana para tunawisma bertahan hidup di tempat penampungan sementara, sekolah atau ditampung di rumah-rumah penduduk.
"Banjir telah menggeser ranjau darat dan persenjataan lain yang tersisa dari konflik selama bertahun-tahun, sehingga menimbulkan risiko tambahan bagi ribuan pengungsi yang mengungsi," demikian keterangan OCHA.
Laporan OCHA mengatakan sedikitnya 11.300 orang tewas dan lebih dari 10.000 orang hilang di Derna setelah Badai Daniel melanda Mediterania dan memasuki kota serta pemukiman pesisir lainnya.
Mereka mengutip Bulan Sabit Merah Libya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas angka tersebut, namun juru bicara Bulan Sabit Merah Libya mengatakan pihaknya belum mengumumkan jumlah korban dan merujuk Reuters ke juru bicara pemerintah, dengan mengatakan bahwa "angka tersebut berubah dan Bulan Sabit Merah tidak bertanggung jawab atas hal ini."
Seorang pejabat dari pemerintahan yang memerintah Libya timur, Dr. Osama Al-Fakhry, mengatakan: "Jumlah korban tewas sejauh ini adalah 3.252 orang, dan mereka adalah mereka yang dikuburkan".
Dia mengatakan 86 orang telah ditarik dari reruntuhan dan operasi terus berlanjut.
“Belum ada angka pasti mengenai orang hilang, karena ada seluruh keluarga yang meninggal dan tidak ada yang datang melapor, selain itu juga terjadi duplikasi registrasi di berbagai rumah sakit,” kata Al-Fakhry, kantor kementerian kesehatan di Libya timur.
Pejabat Libya lainnya sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 5.000 orang.
OCHA mengatakan lebih dari 40.000 orang telah mengungsi, dan memperingatkan bahwa angka tersebut mungkin jauh lebih tinggi karena akses ke wilayah yang terkena dampak terburuk seperti Derna telah dibatasi, di mana setidaknya 30.000 orang mengungsi.
Organisasi bantuan internasional telah mengirimkan bantuan darurat dan negara-negara telah mengirimkan pasokan dan bantuan lainnya, namun OCHA mengatakan masih diperlukan lebih banyak lagi.
"Banjir telah menggeser ranjau darat dan persenjataan lain yang tersisa dari konflik selama bertahun-tahun, sehingga menimbulkan risiko tambahan bagi ribuan pengungsi yang mengungsi," demikian keterangan OCHA.
Laporan OCHA mengatakan sedikitnya 11.300 orang tewas dan lebih dari 10.000 orang hilang di Derna setelah Badai Daniel melanda Mediterania dan memasuki kota serta pemukiman pesisir lainnya.
Mereka mengutip Bulan Sabit Merah Libya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas angka tersebut, namun juru bicara Bulan Sabit Merah Libya mengatakan pihaknya belum mengumumkan jumlah korban dan merujuk Reuters ke juru bicara pemerintah, dengan mengatakan bahwa "angka tersebut berubah dan Bulan Sabit Merah tidak bertanggung jawab atas hal ini."
Seorang pejabat dari pemerintahan yang memerintah Libya timur, Dr. Osama Al-Fakhry, mengatakan: "Jumlah korban tewas sejauh ini adalah 3.252 orang, dan mereka adalah mereka yang dikuburkan".
Dia mengatakan 86 orang telah ditarik dari reruntuhan dan operasi terus berlanjut.
“Belum ada angka pasti mengenai orang hilang, karena ada seluruh keluarga yang meninggal dan tidak ada yang datang melapor, selain itu juga terjadi duplikasi registrasi di berbagai rumah sakit,” kata Al-Fakhry, kantor kementerian kesehatan di Libya timur.
Pejabat Libya lainnya sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 5.000 orang.
OCHA mengatakan lebih dari 40.000 orang telah mengungsi, dan memperingatkan bahwa angka tersebut mungkin jauh lebih tinggi karena akses ke wilayah yang terkena dampak terburuk seperti Derna telah dibatasi, di mana setidaknya 30.000 orang mengungsi.
Organisasi bantuan internasional telah mengirimkan bantuan darurat dan negara-negara telah mengirimkan pasokan dan bantuan lainnya, namun OCHA mengatakan masih diperlukan lebih banyak lagi.
tulis komentar anda