5 Sinyal Arab Saudi Makin Erat dengan Israel, Delegasi Negara Zionis Hadiri Konferensi UNESCO di Riyadh
Selasa, 12 September 2023 - 01:27 WIB
RIYADH - Delegasi Israel pada Senin (11/9/2023) menghadiri pertemuan badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Riyadh. Itu merupakan tanda lain bahwa Arab Saudi membuka diri terhadap Israel dan Washington mendesak normalisasi hubungan secara penuh.
"Tiga pejabat Israel terlihat duduk di kursi Israel pada sesi ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO," kata seorang saksi mata Reuters. Para pejabat menolak berkomentar ketika didekati oleh Reuters.
Pejabat Israel lainnya mengatakan delegasi tersebut termasuk wakil direktur jenderal organisasi internasional Kementerian Luar Negeri dan duta besar untuk organisasi internasional di Paris.
"Seorang delegasi dari Kementerian Pendidikan Israel dan ketua Otoritas Purbakala Israel juga mengambil bagian dalam pertemuan tersebut," kata pejabat tersebut.
Foto/Reuters
Sementara itu, melansir AFP, delegasi beranggotakan lima orang Israel tiba pada Minggu. “Kami senang berada di sini – ini adalah langkah awal yang baik,” kata pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya mengingat sensitifnya kunjungan tersebut, dalam pertemuan tersebut.
“Kami berterima kasih kepada UNESCO dan otoritas Saudi.”
Tim tersebut melakukan perjalanan melalui Dubai, kata pejabat itu, karena tidak ada penerbangan langsung antara Israel dan Arab Saudi, dan tiba pada hari Minggu.
Mereka menerima visa melalui UNESCO, organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB.
Kunjungan tersebut “sangat baik – mereka memperlakukan kami dengan sangat baik”, kata pejabat itu.
Tanda “Israel” menarik perhatian orang-orang Saudi yang bekerja pada pertemuan tersebut, di mana lebih dari 50 situs merupakan pesaing untuk bergabung dalam daftar warisan dunia yang didambakan.
"Itu adalah perintah Tuhan. Masalah ini lebih besar dari kami dan kami tidak bisa menolaknya," kata seorang pemuda Saudi yang bekerja di layanan dukungan, ketika ditanya tentang delegasi Israel.
“Ini adalah hasil kerja Audrey Azoulay selama beberapa tahun untuk menciptakan, di jantung UNESCO, kondisi dialog antara semua negara di kawasan ini,” kata diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Meskipun kunjungan tersebut tidak memiliki signifikansi politik apa pun, kunjungan ini terjadi di saat berkembangnya rumor mengenai langkah-langkah untuk mendekatkan kedua negara.
Pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel dan UNESCO menolak berkomentar.
Pejabat Israel jarang muncul di depan umum di Arab Saudi, yang merupakan pusat kekuatan Muslim dan rumah bagi tempat-tempat suci umat Islam. Namun kedua belah pihak memiliki kontak rahasia yang sebagian dibangun karena ketakutan yang sama terhadap Iran.
Namun, Riyadh sejauh ini menolak tekanan AS dan mengaitkan langkah tersebut dengan pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, serta tuntutan lainnya.
Menurut laporan, delegasi Palestina mengunjungi Riyadh pekan lalu untuk membahas langkah ke depan jika Arab Saudi dan Israel ingin meresmikan hubungan.
Arab Saudi, yang memiliki dua situs paling suci umat Islam, tidak mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham tahun 2020 yang ditengahi AS di mana Israel menjalin hubungan dengan negara-negara Teluk, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Arab Saudi, yang sedang berusaha membentuk kembali dan merevitalisasi perekonomiannya yang bergantung pada minyak, telah melakukan sejumlah langkah diplomatik penting dalam beberapa bulan terakhir termasuk pemulihan hubungan yang mengejutkan dengan Iran, bertahun-tahun setelah kedua negara besar tersebut memutuskan hubungan.
“Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sikap Arab Saudi yang lebih terbuka terhadap dunia, yang mencakup warga Israel, bukan akibat hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Israel,” kata Alghashian.
Para pejabat Saudi telah menyadari bahwa mereka tidak dapat melarang siapa pun jika mereka ingin mengubah kerajaan itu menjadi pusat bisnis dan pariwisata global di bawah agenda reformasi Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
“Israel pasti akan menganggap ini sebagai langkah pertama, padahal hal ini difasilitasi oleh UNESCO. Ini bukan karena kemampuan diplomasi atau kemenangan diplomatik mereka," kata Alghashian.
Dia membandingkan kunjungan delegasi Israel dengan kunjungan musim panas ini oleh para pemain eSports Israel untuk festival Gamers8, yang juga memerlukan “koordinasi pihak ketiga” oleh penyelenggara turnamen global.
"Tiga pejabat Israel terlihat duduk di kursi Israel pada sesi ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO," kata seorang saksi mata Reuters. Para pejabat menolak berkomentar ketika didekati oleh Reuters.
Pejabat Israel lainnya mengatakan delegasi tersebut termasuk wakil direktur jenderal organisasi internasional Kementerian Luar Negeri dan duta besar untuk organisasi internasional di Paris.
"Seorang delegasi dari Kementerian Pendidikan Israel dan ketua Otoritas Purbakala Israel juga mengambil bagian dalam pertemuan tersebut," kata pejabat tersebut.
Berikut adalah 5 sinyal menunjukkan hubungan Saudi dan Israel bisa saja segera terwujud.
1. Langkah Awal
Foto/Reuters
Sementara itu, melansir AFP, delegasi beranggotakan lima orang Israel tiba pada Minggu. “Kami senang berada di sini – ini adalah langkah awal yang baik,” kata pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya mengingat sensitifnya kunjungan tersebut, dalam pertemuan tersebut.
“Kami berterima kasih kepada UNESCO dan otoritas Saudi.”
Tim tersebut melakukan perjalanan melalui Dubai, kata pejabat itu, karena tidak ada penerbangan langsung antara Israel dan Arab Saudi, dan tiba pada hari Minggu.
Mereka menerima visa melalui UNESCO, organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB.
Baca Juga
2. Sangat Menarik Perhatian
Delegasi tersebut, termasuk seorang pejabat keamanan, bergabung dalam pertemuan UNESCO pada hari Senin, duduk di belakang papan bertuliskan "Israel" di depan meja mereka.Kunjungan tersebut “sangat baik – mereka memperlakukan kami dengan sangat baik”, kata pejabat itu.
Tanda “Israel” menarik perhatian orang-orang Saudi yang bekerja pada pertemuan tersebut, di mana lebih dari 50 situs merupakan pesaing untuk bergabung dalam daftar warisan dunia yang didambakan.
"Itu adalah perintah Tuhan. Masalah ini lebih besar dari kami dan kami tidak bisa menolaknya," kata seorang pemuda Saudi yang bekerja di layanan dukungan, ketika ditanya tentang delegasi Israel.
3. Masih Menggunakan Pihak Ketiga
Seorang diplomat UNESCO mengatakan direktur jenderal badan tersebut, Audrey Azoulay, berperan penting dalam mengamankan partisipasi Israel di Riyadh.“Ini adalah hasil kerja Audrey Azoulay selama beberapa tahun untuk menciptakan, di jantung UNESCO, kondisi dialog antara semua negara di kawasan ini,” kata diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Meskipun kunjungan tersebut tidak memiliki signifikansi politik apa pun, kunjungan ini terjadi di saat berkembangnya rumor mengenai langkah-langkah untuk mendekatkan kedua negara.
Pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel dan UNESCO menolak berkomentar.
Pejabat Israel jarang muncul di depan umum di Arab Saudi, yang merupakan pusat kekuatan Muslim dan rumah bagi tempat-tempat suci umat Islam. Namun kedua belah pihak memiliki kontak rahasia yang sebagian dibangun karena ketakutan yang sama terhadap Iran.
4. Saudi Segera Ikuti Abraham Accords?
Washington telah menekan sekutu tradisionalnya, Riyadh, untuk menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel, yang akan menjadi kemenangan diplomatik terbesarnya di kawasan ini dan mengikuti perjanjian serupa dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko, yang dikenal sebagai Abraham Accords.Namun, Riyadh sejauh ini menolak tekanan AS dan mengaitkan langkah tersebut dengan pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, serta tuntutan lainnya.
Menurut laporan, delegasi Palestina mengunjungi Riyadh pekan lalu untuk membahas langkah ke depan jika Arab Saudi dan Israel ingin meresmikan hubungan.
Arab Saudi, yang memiliki dua situs paling suci umat Islam, tidak mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham tahun 2020 yang ditengahi AS di mana Israel menjalin hubungan dengan negara-negara Teluk, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Arab Saudi, yang sedang berusaha membentuk kembali dan merevitalisasi perekonomiannya yang bergantung pada minyak, telah melakukan sejumlah langkah diplomatik penting dalam beberapa bulan terakhir termasuk pemulihan hubungan yang mengejutkan dengan Iran, bertahun-tahun setelah kedua negara besar tersebut memutuskan hubungan.
5. Masih Banyak Hambatan
"Fakta bahwa kunjungan tersebut dikoordinasikan oleh UNESCO menunjukkan bahwa masih ada hambatan dalam normalisasi Saudi-Israel," kata Aziz Alghashian, seorang analis Saudi dan pakar hubungan bilateral.“Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sikap Arab Saudi yang lebih terbuka terhadap dunia, yang mencakup warga Israel, bukan akibat hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Israel,” kata Alghashian.
Para pejabat Saudi telah menyadari bahwa mereka tidak dapat melarang siapa pun jika mereka ingin mengubah kerajaan itu menjadi pusat bisnis dan pariwisata global di bawah agenda reformasi Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
“Israel pasti akan menganggap ini sebagai langkah pertama, padahal hal ini difasilitasi oleh UNESCO. Ini bukan karena kemampuan diplomasi atau kemenangan diplomatik mereka," kata Alghashian.
Dia membandingkan kunjungan delegasi Israel dengan kunjungan musim panas ini oleh para pemain eSports Israel untuk festival Gamers8, yang juga memerlukan “koordinasi pihak ketiga” oleh penyelenggara turnamen global.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda