Pakar Nuklir: Tritium di Air Limbah Fukushima Sangat Berbahaya, Picu Kerusakan Genetik
Kamis, 24 Agustus 2023 - 20:01 WIB
“Air di dalam tangki mengandung sekitar 1500Bq/liter. Becquerel adalah satu peluruhan per detik. Satu liter air ini akan menghasilkan 1.500 klik pada alat ukur yang sesuai… Maukah Anda meminum air ini? Bahkan jika IAEA mengatakan tidak apa-apa?” tanya ilmuwan itu.
Meskipun sejumlah besar ahli telah dikumpulkan dan mengatakan, “Bahan ini tidak pernah menunjukkan dampak kesehatan apa pun jika dibuang ke laut,” Busby menekankan, mereka salah.
Pakar tersebut, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun melakukan penelitian untuk mengamati dampak pelepasan radionuklida, termasuk tritium, ke laut, mengutip penelitiannya pada akhir tahun 1990-an yang mengamati kanker dan leukemia pada anak-anak di dekat Laut Irlandia.
“Tritium diukur dalam air permukaan. Air ini terbawa ke darat untuk dihirup oleh penduduk yang tinggal dalam jarak 1 km dari laut. Radionuklida terkonsentrasi di sedimen pantai yang juga terdampar ke darat. Anda menemukan tritium pada ikan, kerang, blackberry, di mana-mana di dekat Laut Irlandia, dekat Selat Bristol. Penelitian saya di Laut Irlandia mengamati wilayah kecil di Wales antara tahun 1974 dan 1990 dan menemukan dampak pantai laut yang jelas dan signifikan terhadap kanker, khususnya kanker pada anak-anak,” kenang Christopher Busby.
Penelitian serupa, dari tahun 1999 hingga 2006, menunjukkan peningkatan hampir 30% kanker di dekat Selat Bristol, di mana terdapat juga sejumlah besar tritium, menurut pakar tersebut, juga mengutip penelitian Profesor Awadhesh Jha yang menunjukkan jumlah tritium yang sangat kecil memiliki “efek mendalam pada kromosom dan perkembangan” invertebrata laut.
Ahli kimia fisika Christopher Busby juga menjadi saksi ahli dalam kasus di Korea Selatan, diminta memberi nasihat kepada parlemen negara tersebut mengenai dampak tritium terhadap kesehatan.
“Orang Korea menggunakan reaktor CANDU Kanada yang mengeluarkan tritium dalam jumlah besar; terdapat kelompok kanker yang besar di sekitar lokasi tersebut,” ujar dia.
Dia juga ingat pernah diberitahu seorang rekannya dari Jerman pada tahun 1998 bahwa air tritiasi memiliki titik beku yang jauh lebih tinggi daripada air biasa.
“Jadi, ketika kabut muncul saat suhu udara turun, kabut awalnya adalah uap air murni yang tertrisiasi,” ungkap ilmuwan tersebut.
“Masyarakat yang tinggal di dekat pantai timur Jepang, terutama muara, perlu berhati-hati. Jangan makan apapun yang berasal dari laut, atau dalam jarak 1 km dari pantai. Model risiko radiasi yang mengatur tritium sudah ketinggalan zaman dan sangat tidak tepat. Para ahli yang mengatakan tidak ada dampak pada populasi yang tinggal di dekat kontaminasi tritium perlu melihat ke luar jendela,” tegas Dr Busby memperingatkan.
Meskipun sejumlah besar ahli telah dikumpulkan dan mengatakan, “Bahan ini tidak pernah menunjukkan dampak kesehatan apa pun jika dibuang ke laut,” Busby menekankan, mereka salah.
Pakar tersebut, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun melakukan penelitian untuk mengamati dampak pelepasan radionuklida, termasuk tritium, ke laut, mengutip penelitiannya pada akhir tahun 1990-an yang mengamati kanker dan leukemia pada anak-anak di dekat Laut Irlandia.
“Tritium diukur dalam air permukaan. Air ini terbawa ke darat untuk dihirup oleh penduduk yang tinggal dalam jarak 1 km dari laut. Radionuklida terkonsentrasi di sedimen pantai yang juga terdampar ke darat. Anda menemukan tritium pada ikan, kerang, blackberry, di mana-mana di dekat Laut Irlandia, dekat Selat Bristol. Penelitian saya di Laut Irlandia mengamati wilayah kecil di Wales antara tahun 1974 dan 1990 dan menemukan dampak pantai laut yang jelas dan signifikan terhadap kanker, khususnya kanker pada anak-anak,” kenang Christopher Busby.
Penelitian serupa, dari tahun 1999 hingga 2006, menunjukkan peningkatan hampir 30% kanker di dekat Selat Bristol, di mana terdapat juga sejumlah besar tritium, menurut pakar tersebut, juga mengutip penelitian Profesor Awadhesh Jha yang menunjukkan jumlah tritium yang sangat kecil memiliki “efek mendalam pada kromosom dan perkembangan” invertebrata laut.
Ahli kimia fisika Christopher Busby juga menjadi saksi ahli dalam kasus di Korea Selatan, diminta memberi nasihat kepada parlemen negara tersebut mengenai dampak tritium terhadap kesehatan.
“Orang Korea menggunakan reaktor CANDU Kanada yang mengeluarkan tritium dalam jumlah besar; terdapat kelompok kanker yang besar di sekitar lokasi tersebut,” ujar dia.
Dia juga ingat pernah diberitahu seorang rekannya dari Jerman pada tahun 1998 bahwa air tritiasi memiliki titik beku yang jauh lebih tinggi daripada air biasa.
“Jadi, ketika kabut muncul saat suhu udara turun, kabut awalnya adalah uap air murni yang tertrisiasi,” ungkap ilmuwan tersebut.
“Masyarakat yang tinggal di dekat pantai timur Jepang, terutama muara, perlu berhati-hati. Jangan makan apapun yang berasal dari laut, atau dalam jarak 1 km dari pantai. Model risiko radiasi yang mengatur tritium sudah ketinggalan zaman dan sangat tidak tepat. Para ahli yang mengatakan tidak ada dampak pada populasi yang tinggal di dekat kontaminasi tritium perlu melihat ke luar jendela,” tegas Dr Busby memperingatkan.
tulis komentar anda