Putin dan Raisi Bicara Lewat Telepon, Bahas Kemungkinan Iran Jadi Anggota BRICS
Sabtu, 19 Agustus 2023 - 00:01 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi membahas kemungkinan keanggotaan Iran di masa depan ke dalam kelompok BRICS selama panggilan telepon pada Kamis (17/8/2023).
Kantor berita negara Rusia, TASS melaporkan hal itu berdasarkan keterangan Kremlin, dilansir Reuters.
BRICS merupakan kelompok negara-negara berkembang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) blok itu akan membahas kemungkinan perluasan keanggotaannya pada pertemuan puncak di Afrika Selatan bulan depan.
“Putin dan Raisi juga menegaskan kembali dukungan mereka untuk mengembangkan lebih lanjut hubungan bilateral di bidang perdagangan, transportasi dan logistik, serta energi,” ungkap laporan TASS.
Masuknya Iran ke dalam BRICS memiliki potensi untuk membawa dampak signifikan bagi kelompok ini.
Iran adalah ekonomi yang signifikan di Timur Tengah dan memiliki cadangan sumber daya alam yang melimpah, terutama minyak dan gas.
Keterlibatan Iran dapat memperluas basis ekonomi BRICS dan menciptakan peluang baru dalam perdagangan dan investasi.
Selain itu, Iran juga memiliki kepentingan geopolitik yang serupa dengan anggota BRICS, terutama dalam hal kebijakan luar negeri independen dan kemandirian.
Iran juga telah menunjukkan minat dalam memperluas hubungan dengan negara-negara anggota BRICS, terutama dalam kerjasama ekonomi dan energi.
Keanggotaan dalam BRICS dapat memberikan manfaat signifikan bagi Iran. Selain memperluas jaringan kerjasama ekonomi, Iran juga dapat memanfaatkan platform ini untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang lebih kuat dan berbicara dengan suara bersama dalam isu-isu global.
Hal ini dapat membantu Iran mengatasi isolasi internasional yang terkait dengan beberapa isu, termasuk program nuklirnya.
Namun, masuknya Iran ke dalam BRICS juga akan dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah potensi konflik dengan negara-negara anggota yang memiliki hubungan yang kompleks dengan Iran, seperti Amerika Serikat dan Israel.
Keanggotaan Iran juga dapat menimbulkan reaksi beragam di tingkat internasional dan mungkin mempengaruhi dinamika dalam kelompok BRICS itu sendiri.
Kantor berita negara Rusia, TASS melaporkan hal itu berdasarkan keterangan Kremlin, dilansir Reuters.
BRICS merupakan kelompok negara-negara berkembang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) blok itu akan membahas kemungkinan perluasan keanggotaannya pada pertemuan puncak di Afrika Selatan bulan depan.
“Putin dan Raisi juga menegaskan kembali dukungan mereka untuk mengembangkan lebih lanjut hubungan bilateral di bidang perdagangan, transportasi dan logistik, serta energi,” ungkap laporan TASS.
Masuknya Iran ke dalam BRICS memiliki potensi untuk membawa dampak signifikan bagi kelompok ini.
Iran adalah ekonomi yang signifikan di Timur Tengah dan memiliki cadangan sumber daya alam yang melimpah, terutama minyak dan gas.
Keterlibatan Iran dapat memperluas basis ekonomi BRICS dan menciptakan peluang baru dalam perdagangan dan investasi.
Selain itu, Iran juga memiliki kepentingan geopolitik yang serupa dengan anggota BRICS, terutama dalam hal kebijakan luar negeri independen dan kemandirian.
Iran juga telah menunjukkan minat dalam memperluas hubungan dengan negara-negara anggota BRICS, terutama dalam kerjasama ekonomi dan energi.
Keanggotaan dalam BRICS dapat memberikan manfaat signifikan bagi Iran. Selain memperluas jaringan kerjasama ekonomi, Iran juga dapat memanfaatkan platform ini untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang lebih kuat dan berbicara dengan suara bersama dalam isu-isu global.
Hal ini dapat membantu Iran mengatasi isolasi internasional yang terkait dengan beberapa isu, termasuk program nuklirnya.
Namun, masuknya Iran ke dalam BRICS juga akan dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah potensi konflik dengan negara-negara anggota yang memiliki hubungan yang kompleks dengan Iran, seperti Amerika Serikat dan Israel.
Keanggotaan Iran juga dapat menimbulkan reaksi beragam di tingkat internasional dan mungkin mempengaruhi dinamika dalam kelompok BRICS itu sendiri.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda