Profil Ibrahim Traore, Prajurit Berpangkat Kapten Pemimpin Kudeta Terbaru Burkina Faso
Rabu, 16 Agustus 2023 - 07:25 WIB
DAKAR - Konvoi kendaraan bersenjata berat melewati kerumunan yang bersorak-sorai di ibu kota Burkina Faso pada 3 Oktober 2022 pagi.
Saat itulah wajah muda dari penguasa militer terbaru negara itu, Kapten Ibrahim Traore, muncul dari kubah pengangkut personel lapis baja.
Mengenakan seragam olahraga dan baret merah, pria berusia 34 tahun itu tersenyum dan mengangkat ibu jarinya saat kerumunan orang menyambutnya. Beberapa orang di antaranya dengan melambai-lambaikan bendera Rusia.
Traore, seorang perwira yang relatif berpangkat rendah yang beberapa hari sebelumnya menjalankan resimen artileri di satu kota kecil di utara, telah terlempar ke panggung dunia sejak dia dan sekelompok tentara menggulingkan Presiden Paul-Henri Damiba dalam kudeta 30 September 2022.
Sedikit yang diketahui tentang Traore dan rekan-rekannya, yang sejak kudeta menyampaikan pernyataan di televisi nasional sambil mengacungkan senjata, sabuk amunisi, dan topeng.
Mereka menghadapi tantangan besar untuk meringankan kesulitan di salah satu negara termiskin di dunia tersebut.
Kekeringan, kekurangan pangan dan sistem kesehatan serta pendidikan yang mengerikan menjadi tantangan sehari-hari bagi jutaan orang. Namun fokus awalnya adalah konflik dan politik.
Dalam wawancara dengan Radio France International, Traore, seorang prajurit karir yang telah bertempur di garis depan melawan militan Islam di utara, menegaskan dia tidak akan bertugas lama.
Konferensi nasional dibentuk untuk menunjuk penguasa sementara yang baru pada akhir tahun itu. Pemimpin baru itu, yang bisa sipil atau militer, akan menghormati kesepakatan dengan blok regional Afrika Barat dan mengawasi kembalinya pemerintahan sipil pada 2024, menurut dia.
"Kami tidak datang untuk melanjutkan, kami tidak datang untuk tujuan tertentu. Yang penting ketika tingkat keamanan kembali, itu pembangunan," papar dia.
Tetap saja, gambaran awal telah muncul tentang apa yang ingin dilakukan junta Traore dengan waktu kekuasaannya.
Langkah mereka, yang mungkin termasuk reformasi militer dan hubungan dengan mitra internasional baru seperti Rusia, dapat mengubah politik di Afrika Barat dan mengubah cara Burkina Faso melawan pemberontakan yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang melarikan diri.
Perwira Angkatan Darat itu awalnya mendukung Damiba ketika dia mengambil alih kekuasaan dalam kudetanya sendiri pada Januari, berjanji untuk mengalahkan kaum militan.
Tapi mereka dengan cepat kehilangan kesabaran. Damiba menolak mereformasi tentara, menurut junta Traore. Serangan memburuk. Teror telah menewaskan sejumlah tentara di utara.
Sementara itu, Rusia telah menyatakan dukungan untuk kudeta tersebut seperti yang dikecam oleh tetangga regional dan kekuatan Barat.
"Saya salut dan mendukung Kapten Ibrahim Traore," bunyi pernyataan Pemimpin Wagner Group Rusia Yevgeny Prigozhin yang beroperasi di seluruh Afrika, termasuk di Mali, tetangga Burkina Faso.
Kedekatan dengan Rusia akan menambah ketegangan pada hubungan Burkina Faso dengan bekas kekuatan kolonial Prancis.
Prancis telah memberikan dukungan militer dalam beberapa tahun terakhir tetapi telah menjadi sasaran protes pro-Rusia. Kedutaan besarnya di Ouagadougou diserang setelah kudeta.
Masuknya Wagner ke Mali tahun lalu mengakhiri misi Prancis selama satu dekade untuk membendung kelompok Islam yang terkait dengan al Qaeda dan ISIS yang sejak itu menyebar ke Burkina Faso.
Wagner dan tentara Mali sejak itu dituduh kelompok hak asasi manusia dan mendapat saksi atas pelanggaran yang meluas, termasuk pembunuhan ratusan warga sipil di kota Moura pada Maret 2022.
Para pemimpin baru Burkina Faso menyulut kerusuhan anti-Prancis ketika mereka di televisi bahwa Prancis telah melindungi Damiba di satu pangkalan militer dan dia sedang merencanakan serangan balasan.
Kementerian Luar Negeri Prancis membantah pangkalan itu menampung Damiba.
Traore sedang dalam kursus kilat dalam diplomasi. Dia meremehkan hubungan antara Damiba dan Prancis, dan mengakhiri protes. Tentang hubungan dengan Rusia, dia tidak jelas.
"Ada banyak mitra. Prancis adalah mitra. Tidak ada target khusus," ujar dia kepada RFI.
Sementara itu, dia harus menyulap masalah sehari-hari. Segera, dia dengan seragam militer bertemu dengan para pejabat kementerian yang disiarkan secara online.
Bisakah junta menjamin keamanan sekolah yang dibuka kembali, tanya mereka kepada pemimpin baru mereka. Apa yang dilakukan tentang tender untuk jalur kereta api ke Ghana?
Traore yang harus berkonsultasi dengan para penasihat, tidak memiliki semua jawaban.
Saat itulah wajah muda dari penguasa militer terbaru negara itu, Kapten Ibrahim Traore, muncul dari kubah pengangkut personel lapis baja.
Mengenakan seragam olahraga dan baret merah, pria berusia 34 tahun itu tersenyum dan mengangkat ibu jarinya saat kerumunan orang menyambutnya. Beberapa orang di antaranya dengan melambai-lambaikan bendera Rusia.
Traore, seorang perwira yang relatif berpangkat rendah yang beberapa hari sebelumnya menjalankan resimen artileri di satu kota kecil di utara, telah terlempar ke panggung dunia sejak dia dan sekelompok tentara menggulingkan Presiden Paul-Henri Damiba dalam kudeta 30 September 2022.
Sedikit yang diketahui tentang Traore dan rekan-rekannya, yang sejak kudeta menyampaikan pernyataan di televisi nasional sambil mengacungkan senjata, sabuk amunisi, dan topeng.
Mereka menghadapi tantangan besar untuk meringankan kesulitan di salah satu negara termiskin di dunia tersebut.
Kekeringan, kekurangan pangan dan sistem kesehatan serta pendidikan yang mengerikan menjadi tantangan sehari-hari bagi jutaan orang. Namun fokus awalnya adalah konflik dan politik.
Dalam wawancara dengan Radio France International, Traore, seorang prajurit karir yang telah bertempur di garis depan melawan militan Islam di utara, menegaskan dia tidak akan bertugas lama.
Konferensi nasional dibentuk untuk menunjuk penguasa sementara yang baru pada akhir tahun itu. Pemimpin baru itu, yang bisa sipil atau militer, akan menghormati kesepakatan dengan blok regional Afrika Barat dan mengawasi kembalinya pemerintahan sipil pada 2024, menurut dia.
"Kami tidak datang untuk melanjutkan, kami tidak datang untuk tujuan tertentu. Yang penting ketika tingkat keamanan kembali, itu pembangunan," papar dia.
Tetap saja, gambaran awal telah muncul tentang apa yang ingin dilakukan junta Traore dengan waktu kekuasaannya.
Langkah mereka, yang mungkin termasuk reformasi militer dan hubungan dengan mitra internasional baru seperti Rusia, dapat mengubah politik di Afrika Barat dan mengubah cara Burkina Faso melawan pemberontakan yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang melarikan diri.
Perwira Angkatan Darat itu awalnya mendukung Damiba ketika dia mengambil alih kekuasaan dalam kudetanya sendiri pada Januari, berjanji untuk mengalahkan kaum militan.
Tapi mereka dengan cepat kehilangan kesabaran. Damiba menolak mereformasi tentara, menurut junta Traore. Serangan memburuk. Teror telah menewaskan sejumlah tentara di utara.
Sementara itu, Rusia telah menyatakan dukungan untuk kudeta tersebut seperti yang dikecam oleh tetangga regional dan kekuatan Barat.
"Saya salut dan mendukung Kapten Ibrahim Traore," bunyi pernyataan Pemimpin Wagner Group Rusia Yevgeny Prigozhin yang beroperasi di seluruh Afrika, termasuk di Mali, tetangga Burkina Faso.
Hubungan dengan Rusia?
Kedekatan dengan Rusia akan menambah ketegangan pada hubungan Burkina Faso dengan bekas kekuatan kolonial Prancis.
Prancis telah memberikan dukungan militer dalam beberapa tahun terakhir tetapi telah menjadi sasaran protes pro-Rusia. Kedutaan besarnya di Ouagadougou diserang setelah kudeta.
Masuknya Wagner ke Mali tahun lalu mengakhiri misi Prancis selama satu dekade untuk membendung kelompok Islam yang terkait dengan al Qaeda dan ISIS yang sejak itu menyebar ke Burkina Faso.
Wagner dan tentara Mali sejak itu dituduh kelompok hak asasi manusia dan mendapat saksi atas pelanggaran yang meluas, termasuk pembunuhan ratusan warga sipil di kota Moura pada Maret 2022.
Para pemimpin baru Burkina Faso menyulut kerusuhan anti-Prancis ketika mereka di televisi bahwa Prancis telah melindungi Damiba di satu pangkalan militer dan dia sedang merencanakan serangan balasan.
Kementerian Luar Negeri Prancis membantah pangkalan itu menampung Damiba.
Traore sedang dalam kursus kilat dalam diplomasi. Dia meremehkan hubungan antara Damiba dan Prancis, dan mengakhiri protes. Tentang hubungan dengan Rusia, dia tidak jelas.
"Ada banyak mitra. Prancis adalah mitra. Tidak ada target khusus," ujar dia kepada RFI.
Sementara itu, dia harus menyulap masalah sehari-hari. Segera, dia dengan seragam militer bertemu dengan para pejabat kementerian yang disiarkan secara online.
Bisakah junta menjamin keamanan sekolah yang dibuka kembali, tanya mereka kepada pemimpin baru mereka. Apa yang dilakukan tentang tender untuk jalur kereta api ke Ghana?
Traore yang harus berkonsultasi dengan para penasihat, tidak memiliki semua jawaban.
(sya)
tulis komentar anda