Diancam China karena Kunjungi AS, Wapres Taiwan: Sama Sekali Tak Takut!
Senin, 14 Agustus 2023 - 11:54 WIB
WASHINGTON - Wakil Presiden (Wapres) Taiwan William Lai mengatakan negaranya sama sekali tidak takut dengan ancaman China.
Komentarnya itu sebagai respons atas ancaman China karena dia mengunjungi Amerika Serikat (AS).
Lai menyampaikan komentarnya tersebut di hadapan para pendukungnya dalam kunjungan ke AS. Dia menegaskan kembali kesediaan Taipei untuk berbicara dengan Beijing.
Kementerian Luar Negeri China mengecam keras kunjungan Lai ke AS dan melontarkan ancaman, yakni menyiapkan pembalasan. Tidak dirinci tindakan pembalasan apa yang akan dilakukan terhadap Taiwan.
Lai, yang diprediksi akan menjadi presiden Taiwan berikutnya dalam pemilu Januari tahun depan, berada di AS—tempat transit—dalam perjalanannya ke Paraguay untuk pelantikan presiden baru negara Amerika Selatan tersebut.
Paraguay adalah satu dari hanya 13 negara yang mempertahankan hubungan formal dengan Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tapi masih diklaim oleh China.
Taiwan dan AS sama-sama mengatakan transit, termasuk satu di San Francisco dalam perjalanan pulang, adalah rutin, tetapi China mengecamnya dan menyebut Lai sebagai "pembuat onar" dan separatis kemerdekaan.
Lai mengatakan kepada pendukung di New York pada hari Minggu (13/8/2023); "Jika Taiwan aman, dunia aman, jika Selat Taiwan damai, maka dunia damai."
“Betapa pun besarnya ancaman otoritarianisme terhadap Taiwan, kami sama sekali tidak akan takut atau gentar, kami akan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (14/8/2023).
China menganggap Taiwan sebagai masalah diplomatik paling penting, dan merupakan sumber gesekan terus-menerus antara Beijing dan Washington, yang merupakan pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting pulau itu.
China sangat tidak menyukai Lai, yang sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai "pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan", sebuah garis merah untuk Beijing yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Lai, yang telah berjanji untuk menjaga perdamaian dan status quo, menegaskan kembali di New York bahwa atas dasar martabat dan kesetaraan dia "sangat bersedia" untuk berbicara dengan China dan mengupayakan perdamaian dan stabilitas.
Tetapi Lai mengatakan dia akan melindungi kedaulatan Taiwan, bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka dan bahwa Republik China—nama resmi Taiwan—dan Republik Rakyat China "tidak saling tunduk".
Baik Taipei dan Washington bertujuan agar transit Lai di AS menjadi sederhana, dan telah meminta China untuk tidak mengambil tindakan provokatif apa pun sebagai tanggapan.
Namun, pejabat Taiwan mengatakan China kemungkinan akan meluncurkan latihan militer minggu ini di dekat Taiwan, menggunakan transit Lai di AS sebagai dalih untuk mengintimidasi pemilih menjelang pemilu tahun depan dan membuat mereka "takut perang".
Pada hari Senin, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, yang bertanggung jawab atas daerah sekitar Taiwan, menunjukkan gambar di akun WeChat tentang pasukan yang berlatih menyerbu pantai, meskipun tidak memberikan lokasi, waktu atau secara khusus menyebutkan Taiwan.
Disebutkan bahwa tentara mengarahkan kendaraan lapis baja ke posisi garis depan musuh dan melancarkan serangan sengit.
China melakukan latihan perang di sekitar Taiwan pada bulan April setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari California di mana dia bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy saat transit dalam perjalanan kembali dari Amerika Tengah.
Komentarnya itu sebagai respons atas ancaman China karena dia mengunjungi Amerika Serikat (AS).
Lai menyampaikan komentarnya tersebut di hadapan para pendukungnya dalam kunjungan ke AS. Dia menegaskan kembali kesediaan Taipei untuk berbicara dengan Beijing.
Kementerian Luar Negeri China mengecam keras kunjungan Lai ke AS dan melontarkan ancaman, yakni menyiapkan pembalasan. Tidak dirinci tindakan pembalasan apa yang akan dilakukan terhadap Taiwan.
Lai, yang diprediksi akan menjadi presiden Taiwan berikutnya dalam pemilu Januari tahun depan, berada di AS—tempat transit—dalam perjalanannya ke Paraguay untuk pelantikan presiden baru negara Amerika Selatan tersebut.
Paraguay adalah satu dari hanya 13 negara yang mempertahankan hubungan formal dengan Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tapi masih diklaim oleh China.
Taiwan dan AS sama-sama mengatakan transit, termasuk satu di San Francisco dalam perjalanan pulang, adalah rutin, tetapi China mengecamnya dan menyebut Lai sebagai "pembuat onar" dan separatis kemerdekaan.
Lai mengatakan kepada pendukung di New York pada hari Minggu (13/8/2023); "Jika Taiwan aman, dunia aman, jika Selat Taiwan damai, maka dunia damai."
“Betapa pun besarnya ancaman otoritarianisme terhadap Taiwan, kami sama sekali tidak akan takut atau gentar, kami akan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (14/8/2023).
China menganggap Taiwan sebagai masalah diplomatik paling penting, dan merupakan sumber gesekan terus-menerus antara Beijing dan Washington, yang merupakan pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting pulau itu.
China sangat tidak menyukai Lai, yang sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai "pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan", sebuah garis merah untuk Beijing yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Lai, yang telah berjanji untuk menjaga perdamaian dan status quo, menegaskan kembali di New York bahwa atas dasar martabat dan kesetaraan dia "sangat bersedia" untuk berbicara dengan China dan mengupayakan perdamaian dan stabilitas.
Tetapi Lai mengatakan dia akan melindungi kedaulatan Taiwan, bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka dan bahwa Republik China—nama resmi Taiwan—dan Republik Rakyat China "tidak saling tunduk".
Baik Taipei dan Washington bertujuan agar transit Lai di AS menjadi sederhana, dan telah meminta China untuk tidak mengambil tindakan provokatif apa pun sebagai tanggapan.
Namun, pejabat Taiwan mengatakan China kemungkinan akan meluncurkan latihan militer minggu ini di dekat Taiwan, menggunakan transit Lai di AS sebagai dalih untuk mengintimidasi pemilih menjelang pemilu tahun depan dan membuat mereka "takut perang".
Pada hari Senin, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, yang bertanggung jawab atas daerah sekitar Taiwan, menunjukkan gambar di akun WeChat tentang pasukan yang berlatih menyerbu pantai, meskipun tidak memberikan lokasi, waktu atau secara khusus menyebutkan Taiwan.
Disebutkan bahwa tentara mengarahkan kendaraan lapis baja ke posisi garis depan musuh dan melancarkan serangan sengit.
China melakukan latihan perang di sekitar Taiwan pada bulan April setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari California di mana dia bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy saat transit dalam perjalanan kembali dari Amerika Tengah.
(mas)
tulis komentar anda