Pakar: Sikap Filipina Benar, Berani Tolak Desakan China Singkirkan Kapal Perang
Minggu, 13 Agustus 2023 - 13:49 WIB
Desakan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri China setelah Manila pada akhir pekan lalu menuduh kapal Coast Guard Beijing menembakkan meriam air ke kapal Filipina. Kapal itu ditembak meriam air ketika dalam misi memasok garnisun Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang dikandangkan.
"China sekali lagi mendesak pihak Filipina untuk segera mengeluarkan kapal perang dari Second Thomas Shoal dan mengembalikannya ke keadaan kosong," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
China, kata kementerian itu, telah berkomunikasi dengan Filipina tentang masalah Second Thomas Shoal berkali-kali melalui saluran diplomatik, tetapi niat baik dan ketulusannya telah diabaikan.
“Pihak Filipina telah berulang kali membuat janji yang jelas untuk menarik kapal perang yang secara ilegal 'terdampar' di terumbu karang,” kata kementerian tersebut.
“Dua puluh empat tahun telah berlalu, pihak Filipina tidak hanya gagal menarik kapal perang, tetapi juga berusaha memperbaiki dan memperkuatnya dalam skala besar untuk mencapai pendudukan permanen di Ren'ai Reef,” imbuh kementerian itu, menggunakan istilah China untuk Second Thomas Shoal.
Filipina segera menanggapi desakan itu dengan mengatakan tidak akan meninggalkan Second Thomas Shoal yang disengketakan.
Jonathan Malaya, asisten direktur jenderal Dewan Keamanan Nasional Filipina, mengulangi komentar yang dia buat pada hari Senin: “Filipina tidak akan pernah meninggalkan pos kami di Dangkalan Ayungin."
Second Thomas Shoal dikenal sebagai Beting Ayungin di Filipina. “Kami mendesak China untuk tidak meningkatkan masalah dengan meriam air atau laser tingkat militer, yang membahayakan nyawa orang Filipina, tetapi dengan negosiasi yang tulus dan cara diplomatik lainnya,” kata Malaya.
"China sekali lagi mendesak pihak Filipina untuk segera mengeluarkan kapal perang dari Second Thomas Shoal dan mengembalikannya ke keadaan kosong," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
China, kata kementerian itu, telah berkomunikasi dengan Filipina tentang masalah Second Thomas Shoal berkali-kali melalui saluran diplomatik, tetapi niat baik dan ketulusannya telah diabaikan.
“Pihak Filipina telah berulang kali membuat janji yang jelas untuk menarik kapal perang yang secara ilegal 'terdampar' di terumbu karang,” kata kementerian tersebut.
“Dua puluh empat tahun telah berlalu, pihak Filipina tidak hanya gagal menarik kapal perang, tetapi juga berusaha memperbaiki dan memperkuatnya dalam skala besar untuk mencapai pendudukan permanen di Ren'ai Reef,” imbuh kementerian itu, menggunakan istilah China untuk Second Thomas Shoal.
Filipina segera menanggapi desakan itu dengan mengatakan tidak akan meninggalkan Second Thomas Shoal yang disengketakan.
Jonathan Malaya, asisten direktur jenderal Dewan Keamanan Nasional Filipina, mengulangi komentar yang dia buat pada hari Senin: “Filipina tidak akan pernah meninggalkan pos kami di Dangkalan Ayungin."
Second Thomas Shoal dikenal sebagai Beting Ayungin di Filipina. “Kami mendesak China untuk tidak meningkatkan masalah dengan meriam air atau laser tingkat militer, yang membahayakan nyawa orang Filipina, tetapi dengan negosiasi yang tulus dan cara diplomatik lainnya,” kata Malaya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda