Irlandia Ogah Ikuti Jejak Swedia dan Finlandia Gabung NATO
Kamis, 03 Agustus 2023 - 18:45 WIB
DUBLIN - Diskusi tentang kemungkinan Irlandia bergabung dengan NATO dipicu dugaan penampakan kapal perang Rusia di dekat garis pantai barat laut dan barat daya Irlandia pada Maret.
Beberapa pendapat konsultan keamanan setelah insiden tersebut mendorong Irlandia ke dalam aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) itu.
Irlandia tidak berniat meninggalkan kenetralannya dan bergabung dengan NATO seperti yang diinginkan Finlandia dan Swedia, menurut Perdana Menteri (PM) Irlandia Leo Varadkar pada Kamis (3/8/2023).
"(Irlandia) tidak akan pernah menjadi kekuatan militer yang signifikan, tidak akan pernah menjadi aset besar bagi NATO, jika kita pernah bergabung," ujar perdana menteri kepada media.
Varadakar mengatakan peran Irlandia dalam setiap konflik, termasuk di Ukraina, terbatas hanya memasok peralatan yang tidak mematikan dan bantuan kemanusiaan.
Surat kabar itu mencatat kenetralan Irlandia didukung jarak relatifnya dari benua Eropa dan sejarah sebagai koloni Inggris.
Terlepas dari kenetralan itu, Vardakar mengatakan mitra dari Uni Eropa menghargai kontribusi yang diberikan Irlandia untuk upaya bantuan Ukraina mereka.
"Tidak ada negara di Eropa Barat, berdasarkan per kapita, yang menerima pengungsi (Ukraina) sebanyak kami," ungkap perdana menteri Irlandia.
Swedia, bersama dengan Finlandia, mengajukan permohonan NATO pada Mei 2022, beberapa bulan setelah Rusia melancarkan operasi militernya di Ukraina.
Finlandia menjadi anggota aliansi pada April 2023. Permohonan Swedia masih menunggu ratifikasi oleh Hungaria dan Turki.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Beberapa pendapat konsultan keamanan setelah insiden tersebut mendorong Irlandia ke dalam aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) itu.
Irlandia tidak berniat meninggalkan kenetralannya dan bergabung dengan NATO seperti yang diinginkan Finlandia dan Swedia, menurut Perdana Menteri (PM) Irlandia Leo Varadkar pada Kamis (3/8/2023).
"(Irlandia) tidak akan pernah menjadi kekuatan militer yang signifikan, tidak akan pernah menjadi aset besar bagi NATO, jika kita pernah bergabung," ujar perdana menteri kepada media.
Varadakar mengatakan peran Irlandia dalam setiap konflik, termasuk di Ukraina, terbatas hanya memasok peralatan yang tidak mematikan dan bantuan kemanusiaan.
Surat kabar itu mencatat kenetralan Irlandia didukung jarak relatifnya dari benua Eropa dan sejarah sebagai koloni Inggris.
Terlepas dari kenetralan itu, Vardakar mengatakan mitra dari Uni Eropa menghargai kontribusi yang diberikan Irlandia untuk upaya bantuan Ukraina mereka.
"Tidak ada negara di Eropa Barat, berdasarkan per kapita, yang menerima pengungsi (Ukraina) sebanyak kami," ungkap perdana menteri Irlandia.
Swedia, bersama dengan Finlandia, mengajukan permohonan NATO pada Mei 2022, beberapa bulan setelah Rusia melancarkan operasi militernya di Ukraina.
Finlandia menjadi anggota aliansi pada April 2023. Permohonan Swedia masih menunggu ratifikasi oleh Hungaria dan Turki.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(sya)
tulis komentar anda