Ukraina Konfirmasi Serang Depot Amunisi Crimea
Minggu, 23 Juli 2023 - 07:30 WIB
KIEV - Tentara Ukraina telah mengkonfirmasi berada di balik serangan yang meledakkan depot amunisi di semenanjung Crimea yang dicaplok pada hari Sabtu.
"Serangan terhadap instalasi militer di wilayah Krimea yang diduduki sementara dilakukan oleh pasukan Ukraina," kata seorang sumber militer kepada AFP tanpa menyebut nama seperti disitir dari Al Arabiya, Minggu (23/7/2023).
Gubernur wilayah yang dilantik Rusia di wilayah itu mengatakan serangan pesawat tak berawak Ukraina di Crimea yang dicaplok Moskow menyebabkan ledakan pada depot amunisi. Ia memerintahkan evakuasi orang-orang yang tinggal dalam jarak lima kilometer dari serangan itu dan menghentikan lalu lintas kereta api.
"Akibat drone musuh di distrik Krasnogvardeisky, terjadi ledakan di depot amunisi," kata Sergei Aksyonov di Telegram.
“Keputusan diambil untuk mengevakuasi orang (yang tinggal) dalam jarak lima kilometer dari zona tersebut,” ucapnya.
“Untuk meminimalkan risiko, juga diputuskan untuk menghentikan lalu lintas kereta api di jalur kereta api Crimea,” ia menambahkan.
Kantor berita Rusia, mengutip Kementerian Kesehatan, melaporkan 12 orang memerlukan bantuan medis dan empat dibawa ke rumah sakit.
Penghentian singkat lalu lintas di Jembatan Crimea, sekitar 180 km di sebelah timur insiden drone, terjadi lima hari setelah ledakan di sana menewaskan dua orang dan merusak satu bagian jalan, serangan besar kedua di jembatan sejak awal perang.
Jembatan jalan dan rel sepanjang 19 km adalah jalur logistik penting bagi pasukan Rusia, dan juga banyak digunakan oleh turis Rusia yang berduyun-duyun ke Crimea pada musim panas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Jumat mengatakan bahwa jembatan itu adalah target yang sah karena merupakan jalur pasokan militer untuk Rusia.
"Ini adalah rute yang digunakan untuk memberi makan perang dengan amunisi dan ini dilakukan setiap hari," katanya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"Serangan terhadap instalasi militer di wilayah Krimea yang diduduki sementara dilakukan oleh pasukan Ukraina," kata seorang sumber militer kepada AFP tanpa menyebut nama seperti disitir dari Al Arabiya, Minggu (23/7/2023).
Gubernur wilayah yang dilantik Rusia di wilayah itu mengatakan serangan pesawat tak berawak Ukraina di Crimea yang dicaplok Moskow menyebabkan ledakan pada depot amunisi. Ia memerintahkan evakuasi orang-orang yang tinggal dalam jarak lima kilometer dari serangan itu dan menghentikan lalu lintas kereta api.
"Akibat drone musuh di distrik Krasnogvardeisky, terjadi ledakan di depot amunisi," kata Sergei Aksyonov di Telegram.
“Keputusan diambil untuk mengevakuasi orang (yang tinggal) dalam jarak lima kilometer dari zona tersebut,” ucapnya.
“Untuk meminimalkan risiko, juga diputuskan untuk menghentikan lalu lintas kereta api di jalur kereta api Crimea,” ia menambahkan.
Kantor berita Rusia, mengutip Kementerian Kesehatan, melaporkan 12 orang memerlukan bantuan medis dan empat dibawa ke rumah sakit.
Penghentian singkat lalu lintas di Jembatan Crimea, sekitar 180 km di sebelah timur insiden drone, terjadi lima hari setelah ledakan di sana menewaskan dua orang dan merusak satu bagian jalan, serangan besar kedua di jembatan sejak awal perang.
Jembatan jalan dan rel sepanjang 19 km adalah jalur logistik penting bagi pasukan Rusia, dan juga banyak digunakan oleh turis Rusia yang berduyun-duyun ke Crimea pada musim panas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Jumat mengatakan bahwa jembatan itu adalah target yang sah karena merupakan jalur pasokan militer untuk Rusia.
"Ini adalah rute yang digunakan untuk memberi makan perang dengan amunisi dan ini dilakukan setiap hari," katanya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(ian)
tulis komentar anda