Turki Ogah Kawal Kapal Biji-bijian di Laut Hitam Seperti Permintaan Ukraina
Jum'at, 21 Juli 2023 - 07:56 WIB
Sejauh ini, aliansi ragu-ragu menciptakan situasi seperti itu, memilih menyalurkan senjata ke Kiev, yang secara efektif mengubah Angkatan Bersenjata Ukraina menjadi kekuatan proksi NATO.
KTT NATO baru-baru ini di Lituania awal bulan ini menyaksikan Zelensky yang marah karena aliansi itu menolak Ukraina bergabung selama konflik saat ini. Zelensky juga mengkritik keras kekuatan Barat.
Kesepakatan biji-bijian awalnya ditengahi PBB dan Turki yang bersikap netral selama konflik di Ukraina. Namun Turki mempersenjatai Kiev dengan drone tempur dan senjata lainnya.
Meski kapal biji-bijian Ukraina tidak pernah ditembaki pasukan Rusia, Kiev bersikeras tidak dapat mengekspor bahan makanan karena risiko seperti itu.
Situasi ini mendorong spekulasi cadangan biji-bijian yang membuat harga melambung tinggi di Asia dan Afrika.
Kesepakatan tersebut memungkinkan harga dilonggarkan dengan meredam kecemasan tentang pasokan, meskipun hanya sebagian yang efektif dalam hal ini.
Moskow memilih mengizinkan kesepakatan berakhir pada Senin daripada memperbaruinya. Rusia beralasan meski pihaknya telah memastikan keamanan kapal biji-bijian dan pupuk Ukraina saat mereka lewat di dekat zona konflik, upaya serupa untuk memastikan ekspor produk Rusia tanpa gangguan, terutama pupuk, oleh mitra internasional belum dilakukan.
Pada Rabu, juru bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan PBB memiliki waktu 90 hari untuk menormalkan ekspor pertanian Rusia setelah runtuhnya kesepakatan biji-bijian, termasuk menghubungkan kembali bank pertanian milik negara Rusia Rosselkhozbank ke layanan transfer bank SWIFT, sebelum Moskow berhenti berusaha menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian dengan Ukraina.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
KTT NATO baru-baru ini di Lituania awal bulan ini menyaksikan Zelensky yang marah karena aliansi itu menolak Ukraina bergabung selama konflik saat ini. Zelensky juga mengkritik keras kekuatan Barat.
Kesepakatan biji-bijian awalnya ditengahi PBB dan Turki yang bersikap netral selama konflik di Ukraina. Namun Turki mempersenjatai Kiev dengan drone tempur dan senjata lainnya.
Meski kapal biji-bijian Ukraina tidak pernah ditembaki pasukan Rusia, Kiev bersikeras tidak dapat mengekspor bahan makanan karena risiko seperti itu.
Situasi ini mendorong spekulasi cadangan biji-bijian yang membuat harga melambung tinggi di Asia dan Afrika.
Kesepakatan tersebut memungkinkan harga dilonggarkan dengan meredam kecemasan tentang pasokan, meskipun hanya sebagian yang efektif dalam hal ini.
Moskow memilih mengizinkan kesepakatan berakhir pada Senin daripada memperbaruinya. Rusia beralasan meski pihaknya telah memastikan keamanan kapal biji-bijian dan pupuk Ukraina saat mereka lewat di dekat zona konflik, upaya serupa untuk memastikan ekspor produk Rusia tanpa gangguan, terutama pupuk, oleh mitra internasional belum dilakukan.
Pada Rabu, juru bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan PBB memiliki waktu 90 hari untuk menormalkan ekspor pertanian Rusia setelah runtuhnya kesepakatan biji-bijian, termasuk menghubungkan kembali bank pertanian milik negara Rusia Rosselkhozbank ke layanan transfer bank SWIFT, sebelum Moskow berhenti berusaha menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian dengan Ukraina.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(sya)
tulis komentar anda