Mantan PM Israel: AS Bukan Lagi Sekutu Terdekat Kami
Selasa, 18 Juli 2023 - 18:06 WIB
TEL AVIV - Mantan Perdana Menteri Israel Yair Lapid dilaporkan telah memperingatkan bahwa hubungan negaranya dengan Amerika Serikat (AS) telah sangat memburuk di bawah kepemimpinan penggantinya, Benjamin Netanyahu , sehingga Washington tidak lagi menjadi sekutu terdekat negara Zionis itu.
Lapid membuat komentar pada hari Senin di pertemuan faksi partai oposisi Yesh Atid, menurut Times of Israel. Dia berargumen bahwa pemerintah Netanyahu menghancurkan aliansi dengan AS dengan mencoba meloloskan reformasi peradilan yang kontroversial.
“Pemerintah Israel memimpin kita ke dalam krisis ini, membuat perubahan terbesar dan paling dramatis pada rezim dalam sejarah kita, tanpa mengadakan satu diskusi pun – bahkan tidak satu pun – tentang konsekuensi ekonomi, keamanan, sosial dan politik dari langkah tersebut,” kata Lapid seperti disitir dari Russia Today, Selasa (18/7/2023).
Sedangkan dalam wawancara berita Channel 12, dia berargumen bahwa negaranya sedang "terbelah dua".
“Orang Amerika mengatakan mereka tidak memiliki nilai yang sama dengan pemerintah ini. Itu mempengaruhi setiap aspek hubungan AS-Israel – perhatian mereka dan kesediaan mereka untuk meninggalkan zona nyaman demi kepentingan Israel. Mereka tidak akan melakukannya untuk pemerintahan paling ekstrem dalam sejarah negara itu,” kata Lapid, menggambarkan hubungan dengan AS berada pada titik terendah dalam sejarah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada bulan Maret bahwa dia "sangat prihatin" tentang demokrasi Israel di tengah protes berbulan-bulan atas usulan perombakan peradilan.
"Saya khawatir mereka meluruskan ini," katanya saat itu. "Mereka tidak bisa melanjutkan jalan ini," sambungnya.
Netanyahu menanggapi dengan mengatakan Israel adalah negara berdaulat dan membuat keputusan atas kehendak rakyatnya, tidak berdasarkan tekanan dari luar negeri.
Lapid membuat komentar pada hari Senin di pertemuan faksi partai oposisi Yesh Atid, menurut Times of Israel. Dia berargumen bahwa pemerintah Netanyahu menghancurkan aliansi dengan AS dengan mencoba meloloskan reformasi peradilan yang kontroversial.
“Pemerintah Israel memimpin kita ke dalam krisis ini, membuat perubahan terbesar dan paling dramatis pada rezim dalam sejarah kita, tanpa mengadakan satu diskusi pun – bahkan tidak satu pun – tentang konsekuensi ekonomi, keamanan, sosial dan politik dari langkah tersebut,” kata Lapid seperti disitir dari Russia Today, Selasa (18/7/2023).
Sedangkan dalam wawancara berita Channel 12, dia berargumen bahwa negaranya sedang "terbelah dua".
“Orang Amerika mengatakan mereka tidak memiliki nilai yang sama dengan pemerintah ini. Itu mempengaruhi setiap aspek hubungan AS-Israel – perhatian mereka dan kesediaan mereka untuk meninggalkan zona nyaman demi kepentingan Israel. Mereka tidak akan melakukannya untuk pemerintahan paling ekstrem dalam sejarah negara itu,” kata Lapid, menggambarkan hubungan dengan AS berada pada titik terendah dalam sejarah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada bulan Maret bahwa dia "sangat prihatin" tentang demokrasi Israel di tengah protes berbulan-bulan atas usulan perombakan peradilan.
"Saya khawatir mereka meluruskan ini," katanya saat itu. "Mereka tidak bisa melanjutkan jalan ini," sambungnya.
Netanyahu menanggapi dengan mengatakan Israel adalah negara berdaulat dan membuat keputusan atas kehendak rakyatnya, tidak berdasarkan tekanan dari luar negeri.
tulis komentar anda