4 Alasan Finlandia dan Swedia Tertarik Gabung NATO, Salah Satunya Takut pada Rusia
Selasa, 18 Juli 2023 - 14:39 WIB
JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan aliansi militer terbesar di dunia. Berdiri pada 4 April 1949, aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) ini memiliki 31 anggota dengan Finlandia sebagai anggota terbaru.
Pada 4 April 2023, Finlandia resmi menjadi anggota terbaru NATO. Sebelumnya, sekutu NATO telah menandatangani Protokol Aksesi pada 5 Juli 2022. Ingin mengikuti jejak tetangganya, Swedia juga ingin bergabung.
Sempat terhambat karena penolakan Turkiye dan Hongaria, angin segar kini datang untuk Swedia. Baru-baru ini, Ankara mengubah keputusan dan berbalik mendukung pengajuan keanggotaan NATO untuk Swedia.
4 Alasan Finlandia dan Swedia Tertarik Gabung NATO
Berkaca pada sejarah, Finlandia memiliki riwayat konflik dengan Uni Soviet sebelum sebelum akhirnya merdeka pada 1917. Mengutip laman Independent UK, setelah konflik berakhir, mereka sempat menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama.
Finlandia saat itu setuju untuk membantu Soviet dengan mengisolasi dirinya secara militer dari kawasan Eropa barat. Selain itu, negara Skandinavia ini juga tetap bergantung secara ekonomi dan politik kepada Moskow.
Pada perkembangannya, Uni Soviet runtuh. Kondisi ini memberikan Finlandia kesempatan untuk segera keluar dari bayang-bayang negara komunis itu sembari tetap menjaga hubungan dengan Moskow.
Pada 4 April 2023, Finlandia resmi menjadi anggota terbaru NATO. Sebelumnya, sekutu NATO telah menandatangani Protokol Aksesi pada 5 Juli 2022. Ingin mengikuti jejak tetangganya, Swedia juga ingin bergabung.
Sempat terhambat karena penolakan Turkiye dan Hongaria, angin segar kini datang untuk Swedia. Baru-baru ini, Ankara mengubah keputusan dan berbalik mendukung pengajuan keanggotaan NATO untuk Swedia.
4 Alasan Finlandia dan Swedia Tertarik Gabung NATO
1. Riwayat Sejarah
Berkaca pada sejarah, Finlandia memiliki riwayat konflik dengan Uni Soviet sebelum sebelum akhirnya merdeka pada 1917. Mengutip laman Independent UK, setelah konflik berakhir, mereka sempat menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama.
Finlandia saat itu setuju untuk membantu Soviet dengan mengisolasi dirinya secara militer dari kawasan Eropa barat. Selain itu, negara Skandinavia ini juga tetap bergantung secara ekonomi dan politik kepada Moskow.
Pada perkembangannya, Uni Soviet runtuh. Kondisi ini memberikan Finlandia kesempatan untuk segera keluar dari bayang-bayang negara komunis itu sembari tetap menjaga hubungan dengan Moskow.
Lihat Juga :
tulis komentar anda