Korut Tembakkan Rudal Antarbenua usai Ancam Jatuhkan Pesawat AS

Rabu, 12 Juli 2023 - 14:10 WIB
Para warga Korea Selatan di Seoul menonton televisi yang menyiarkan uji tembak rudal balistik antarbenua Korea Utara, Rabu (12/7/2023). Sebelumnya, Korea Utara ancam tembak jatuh pesawat AS. Foto/REUTERS
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) telah menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Rabu (12/7/2023) pagi.

Manuver ini terjadi setelah militer rezim Kim Jong-un pada hari Senin mengancam akan menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS).

Para pejabat Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mengatakan ICBM Korea Utara terbang selama lebih dari satu jam sebelum mendarat di perairan Jepang.

Pyongyang sebelumnya menuduh pesawat mata-mata Amerika telah beberapa kali melanggar wilayah udara Korut.





Namun Washington menampik tuduhan itu, mengatakan bahwa patroli pesawat militer sejalan dengan hukum internasional.

Kekhawatiran keamanan meningkat di semenanjung Korea tahun ini setelah Korea Utara beberapa kali menguji coba senjata baru. Negara itu juga melakukan sejumlah peluncuran rudal pada tahun 2022, termasuk yang mampu mencapai wilayah AS.

Sebagai respons, AS dan Korea Selatan telah meningkatkan latihan militer gabungan di sekitar semenanjung Korea.

Pyongyang sejauh ini melanjutkan peluncuran rudalnya—menguji coba ICBM baru pada bulan April yang digambarkan sebagai rudal "paling kuat" hingga saat ini. Mereka juga mencoba meluncurkan satelit mata-mata pada bulan Mei, namun gagal.

Tembakan ICBM Korut Pagi Ini



Coast Guard Jepang melaporkan ICBM Korut terbang ke arah timur dari Pyongyang selama lebih dari satu jam sebelum mendarat di laut di sebelah barat Jepang sekitar pukul 11.15 waktu setempat.

Sedangkan militer Korea Selatan melaporkan penerbangan sudut tinggi dari ICBM Korut menempuh jarak 1.000 km (621 mil).

Pejabat Korea Selatan dan AS bertemu segera setelah peluncuran ICBM Korut hari Rabu, mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali pertahanan bersama mereka yang "diperkuat".

"Kami mengutuk keras peluncuran rudal balistik jarak jauh Korea Utara sebagai tindakan provokatif yang merusak perdamaian dan stabilitas semenanjung Korea dan masyarakat internasional dan merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, seperti dikutip BBC.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol juga mengadakan rapat darurat dewan keamanan nasionalnya dari Lithuania, di mana dia menghadiri KTT NATO.

Peluncuran rudal terakhir Korea Utara adalah pada pertengahan Juni ketika mereka menembakkan dua rudal balistik jarak pendek sebagai tanggapan atas latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan.

ICBM sangat mengkhawatirkan karena jangkauannya yang jauh, termasuk hingga ke daratan Amerika Serikat.

Ketika Pyongyang mengujinya pada November 2022, mereka menembakkannya ke lintasan sudut tinggi dan jarak pendek. Tapi ini bisa mencapai daratan AS jika ditembakkan ke lintasan yang lebih rendah.

Peluncuran ICBM Korut hari ini dilakukan hanya beberapa hari setelah retorika panas dari Pyongyang yang memperingatkan AS untuk menghentikan patroli udaranya dan rencana kapal selam nuklir Washington mengunjungi perairan Korea.

Pada hari Senin, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong, menuduh pesawat pengintai AS melanggar wilayah udara Korea Utara. Dia mengatakan jika penerbangan seperti itu dilanjutkan, akan ada konsekuensi yang "mengejutkan".

"Retorika semacam itu masuk ke dalam pola Pyongyang yang meningkatkan ancaman eksternal untuk menggalang dukungan domestik dan membenarkan uji coba senjata," kata Prof Leif-Eric Easley, pakar Korea Utara di Universitas Ewha di Seoul.

"Pyongyang sering mengatur peluncuran untuk mengganggu apa yang dianggapnya sebagai koordinasi diplomatik terhadapnya," ujarnya, mengacu pada KTT NATO di mana para pemimpin Korea Selatan dan Jepang akan bertemu di sela-sela forum tersebut.

Terlepas dari sanksi PBB, Kim Jong-un telah berulang kali berjanji untuk meningkatkan produksi hulu ledak nuklir negaranya dan pengembangan senjata yang lebih kuat.

Analis memperkirakan perangkat keras Korea Utara terbaru akan dipamerkan pada akhir Juli ketika negara itu merayakan peringatan gencatan senjata Perang Korea, yang dikenal di negara itu sebagai Hari Kemenangan.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More