Indonesia Merasa Tak Aman dengan Adanya Senjata Nuklir
Selasa, 11 Juli 2023 - 10:59 WIB
JAKARTA - Indonesia merasa tidak aman dengan adanya senjata nuklir di kawasan sekitar.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi saat menyampaikan sambutan dalam pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), Selasa (11/7/2023).
Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Bendito dos Santos Freitas juga hadir dalam forum tersebut, yang baginya menjadi forum pertemuan ASEAN pertama.
"Risiko penggunaan senjata nuklir saat ini lebih tinggi daripada kapan pun dalam sejarah baru-baru ini," kata Menlu Retno.
"Kami terus mendengar peringatan tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir," ujarnya.
Diplomat top Indonesia ini mengatakan Indonesia melihat kekuatan nuklir tetap menjadi doktrin militer dari beberapa negara. "Termasuk di wilayah kami," katanya.
"Kami tahu betul bahwa kami tidak bisa benar-benar aman dengan senjata nuklir di wilayah kami," papar Retno tanpa merinci negara-negara pemilik senjata nuklir.
Menurutnya, tidak ada senjata yang lebih kuat dan merusak daripada senjata nuklir. "Dan dengan senjata nuklir kita hanya berjarak satu kesalahan perhitungan dari apocalypse dan bencana global," imbuh Retno.
Menlu Retno menambahkan, pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas bersama. "Ini adalah landasan kami untuk mengubah kawasan ini menjadi Epicentrum of Growth. Oleh karena itu kita harus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir," katanya.
SEANWFZ telah berkontribusi pada upaya pelucutan senjata nuklir global.
Namun, 25 tahun setelah penandatanganan Protokol Perjanjian SEANWFZ, tidak ada negara bersenjata nuklir yang menandatanganinya.
"Bagi Indonesia, maju adalah satu-satunya pilihan. Ancaman sudah dekat, jadi kita tidak bisa lagi menunggu," lanjut Menlu Retno.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi saat menyampaikan sambutan dalam pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), Selasa (11/7/2023).
Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Bendito dos Santos Freitas juga hadir dalam forum tersebut, yang baginya menjadi forum pertemuan ASEAN pertama.
"Risiko penggunaan senjata nuklir saat ini lebih tinggi daripada kapan pun dalam sejarah baru-baru ini," kata Menlu Retno.
"Kami terus mendengar peringatan tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir," ujarnya.
Diplomat top Indonesia ini mengatakan Indonesia melihat kekuatan nuklir tetap menjadi doktrin militer dari beberapa negara. "Termasuk di wilayah kami," katanya.
"Kami tahu betul bahwa kami tidak bisa benar-benar aman dengan senjata nuklir di wilayah kami," papar Retno tanpa merinci negara-negara pemilik senjata nuklir.
Menurutnya, tidak ada senjata yang lebih kuat dan merusak daripada senjata nuklir. "Dan dengan senjata nuklir kita hanya berjarak satu kesalahan perhitungan dari apocalypse dan bencana global," imbuh Retno.
Menlu Retno menambahkan, pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas bersama. "Ini adalah landasan kami untuk mengubah kawasan ini menjadi Epicentrum of Growth. Oleh karena itu kita harus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir," katanya.
SEANWFZ telah berkontribusi pada upaya pelucutan senjata nuklir global.
Namun, 25 tahun setelah penandatanganan Protokol Perjanjian SEANWFZ, tidak ada negara bersenjata nuklir yang menandatanganinya.
"Bagi Indonesia, maju adalah satu-satunya pilihan. Ancaman sudah dekat, jadi kita tidak bisa lagi menunggu," lanjut Menlu Retno.
(mas)
tulis komentar anda