Inilah Lancet, Drone Kamikaze Rusia yang Pusingkan Pertahanan Ukraina
Senin, 03 Juli 2023 - 12:05 WIB
MOSKOW - Lancet, drone kamikaze Rusia, telah menjadi duri utama dan memusingkan pertahanan garis depan Ukraina.
Untuk mengatasi ancaman drone Lancet, Kyiv membutuhkan persenjataan Barat yang lebih canggih. Serangan drone yang merepotkan pertahanan Kyiv itu diungkap surat kabar The Telegraph mengutip penasihat senior menteri pertahanan Ukraina Yury Sak
Menurutnya, intelijen Kyev percaya bahwa Rusia telah mulai berinvestasi lebih banyak dalam produksi drone ini.
“Untuk memahami mengapa mereka menjadi perhatian kami, apa pun yang mampu merusak peralatan kami atau menimbulkan risiko bagi pasukan kami menjadi perhatian kami,” kata Sak.
“Tanpa memberikan pujian kepada Rusia, itu bukan perangkat yang buruk," ujarnya, yang dilansir Minggu (2/7/2023).
Drone Lancet, yang membawa hingga 3kg bahan peledak, terbang di ketinggian rendah untuk menghindari deteksi, sangat bermanuver, dan dapat berkeliaran di udara sampai targetnya terbuka.
Menurut laporan The Telegraph, faktor-faktor ini menjadikan mereka ancaman besar bagi artileri Ukraina, terutama karena Kyiv enggan menggunakan rudal pertahanan udara pada pesawat nirawak yang relatif murah ini.
Sak mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Barat dapat membantu Ukraina melawan UAV ini dengan mengirimkan sistem pertahanan udara tambahan, khususnya Gepard buatan Jerman, yang dipersenjatai dengan senjata anti-pesawat.
Untuk mengatasi ancaman drone Lancet, Kyiv membutuhkan persenjataan Barat yang lebih canggih. Serangan drone yang merepotkan pertahanan Kyiv itu diungkap surat kabar The Telegraph mengutip penasihat senior menteri pertahanan Ukraina Yury Sak
Menurutnya, intelijen Kyev percaya bahwa Rusia telah mulai berinvestasi lebih banyak dalam produksi drone ini.
“Untuk memahami mengapa mereka menjadi perhatian kami, apa pun yang mampu merusak peralatan kami atau menimbulkan risiko bagi pasukan kami menjadi perhatian kami,” kata Sak.
“Tanpa memberikan pujian kepada Rusia, itu bukan perangkat yang buruk," ujarnya, yang dilansir Minggu (2/7/2023).
Drone Lancet, yang membawa hingga 3kg bahan peledak, terbang di ketinggian rendah untuk menghindari deteksi, sangat bermanuver, dan dapat berkeliaran di udara sampai targetnya terbuka.
Menurut laporan The Telegraph, faktor-faktor ini menjadikan mereka ancaman besar bagi artileri Ukraina, terutama karena Kyiv enggan menggunakan rudal pertahanan udara pada pesawat nirawak yang relatif murah ini.
Sak mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Barat dapat membantu Ukraina melawan UAV ini dengan mengirimkan sistem pertahanan udara tambahan, khususnya Gepard buatan Jerman, yang dipersenjatai dengan senjata anti-pesawat.
tulis komentar anda