Fenomena Gereja-gereja di Penjuru Eropa Berubah Fungsi Jadi Hotel Hingga Bar
Sabtu, 01 Juli 2023 - 09:24 WIB
BRUSSELS - Di berbagai penjuru Eropa , ada fenomena menarik yang terjadi di mana gereja-gereja yang tidak lagi digunakan untuk ibadah diubah menjadi hotel mewah dan bar.
Eropa, yang mempertahankan Kekristenan selama hampir dua milenium, keberadaan gereja, biara, dan kapel yang kosong semakin terbengkalai karena menyusutnya keyakinan dan kehadiran jemaat selama setengah abad terakhir.
“Itu menyakitkan. Saya tidak akan menyembunyikannya. Sebaliknya, tidak mungkin kembali ke masa lalu,” kata uskup Antwerp, Monseigor Johan Bonny, seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (1/7/2023).
Ini adalah fenonema yang terlihat di sebagian besar jantung Kristen Eropa dari Jerman hingga Italia dan banyak negara di antaranya.
Fenomena ini benar-benar menonjol di Flanders, Belgia utara, yang memiliki beberapa katedral terbesar di benua itu dan karya seni terbaik untuk mengisinya.
Sebuah studi tahun 2018 dari kelompok riset PEW menunjukkan, di Belgia, bahwa dari 83% yang mengaku dibesarkan sebagai orang Kristen, hanya 55% yang menganggap diri mereka demikian. Hanya 10% orang Belgia yang masih menghadiri gereja secara teratur.
Rata-rata, setiap satu dari 300 kota di Flanders memiliki sekitar enam gereja. Beberapa merusak pemandangan di pusat kota, pemeliharaannya terus-menerus menguras keuangan.
Kini perlu dilakukan sesuatu terhadap bangunan-bangunan yang terbengkalai itu dan merubah fungsinya agar bisa digunakan kembali. Salah satunya adalah merubahnya menjadi hotel.
Proyek repurposing penting di Belgia adalah hotel Martin's Patershof di Mechelen. Bagian dalam gereja itu dihancurkan untuk kemudian dibuat ruangan dengan tempat tidur yang memiliki sadaran kepala yang menyerupai pipa organ dan ruang sarapan di sebelah altar.
Dengan kemewahannya yang bersahaja, hotel ini menawarkan kontemplasi dan banyak lagi.
“Kami sering mendengar bahwa orang datang ke sini untuk bersantai dan menikmati kesunyian dari identitas aslinya,” kata manajer hotel Emilie De Preter.
Mechelen, sebuah kota berpenduduk 85.000 di utara Brussel adalah pusat Katolik Roma di Belgia. Kota ini memiliki dua lusin gereja, beberapa berada di dekat katedral St. Rumbold dengan menara tempat lonceng Warisan Dunia UNESCO bergantung. Wali Kota Bart Somers bekerja selama bertahun-tahun untuk menjadikan bangunan-bangunan yang terbengkalai itu untuk tujuan yang berbeda.
“Di kota saya, kami memiliki tempat pembuatan bir di gereja, kami memiliki hotel di gereja, kami memiliki pusat budaya di gereja, kami memiliki perpustakaan di gereja. Jadi kami memiliki banyak tujuan baru untuk gereja-gereja,” kata Somers, yang sebagai menteri wilayah Flemish juga terlibat dalam pembangunan kembali sekitar 350 gereja yang tersebar di wilayah berpenduduk padat berpenduduk 6,7 juta jiwa.
Nilai desain sangat jelas di gereja St. Anthony of Padua di Brussel, hari ini juga dikenal sebagai klub panjat Maniak Padoue, di mana tangan dan pijakan warna-warni di dinding sekarang bersaing dengan kaca patri sebagai daya tarik utama warna-warni.
“Kaca patri membawa cahaya yang berkilauan dan hangat ke venue saat matahari melewatinya, jadi kami benar-benar dapat merasakan kehadiran sisa-sisa gereja,” kata Kyril Wittouck, salah satu pendiri klub.
“Altarnya masih ada, jadi kami dikelilingi oleh sisa-sisa dan itu mengingatkan kami di mana kami sebenarnya,” imbuhnya.
Foto: Yahoo
Juga di Brussel, klub malam Spirito telah mengambil alih gereja Anglikan yang telah didekonsekrasi dan memiliki gambar seorang pendeta yang sedang mencium seorang biarawati sebagai logonya.
Tidak hanya di Belgia, fenomena gereja diubah menjadi hotel juga terjadi di sejumlah negara Eropa. Dilansir dari Daily Mail, di Belanda, sebuah biara abad ke-15 telah direnovasi menjadi sebuah hotel dengan 60 kamar dengan penampilan eksterior Gotik dan interior modern.
Foto: Daily Mail
Hotel Sozo di Nante, Prancis adalah homestay bergaya modern yang mulanya adalah sebuah kapel abad ke-19.
Foto: Daily Mail
Sedangkan di Italia, San Clemente Palace Kempinski Venice adalah bekas biara dari abad ke-12 yang disulap menjadi hotel dengan 190 kamar dan suite.
Foto: Daily Mail
Dengan apa yang terjadi saat ini tidak persis seperti yang ada dalam pikiran Uskup Bonny.
Sekalipun agama Katolik Roma semakin berkurang, rasa sakral atau kebutuhan akan refleksi juga masih ada dalam masyarakat, baik yang religius, agnostik, atau ateis. Dan aura ketenangan yang terpancar dari sebuah gereja sulit untuk ditandingi. Jadi bagi Bonny, tidak ada alasan mengubah gereja menjadi supermarket atau diskotik.
“Itu adalah tempat untuk kontemplasi. Dan bukankah itu seharusnya tentang pemeliharaan gereja?” kata dia.
Menurut Bonny, repurposing yang paling sukses dan memuaskan adalah penyerahan kepada komunitas Kristen lainnya, baik itu Koptik atau Eropa Timur.
Namun, di kantornya, dia hanya bisa lelah dengan melihat prosesi para pelamar untuk gedung-gedung Katolik Roma yang kosong. Hatinya berat ketika agen real estate muncul.
“Mereka melihat kemungkinan. Dan Anda tidak bisa percaya, tiba-tiba, betapa salehnya mereka ketika ada kesempatan finansial muncul dengan sendirinya. Tiba-tiba mereka lebih saleh daripada seorang biarawati,” sindirnya.
Mengetahui liku-liku sejarah kekristenan selama berabad-abad, Bonny mengambil pandangan jauh, karena dalam waktu dekat tidak terlihat cerah.
“Setiap 300 tahun kami hampir harus memulai lagi,” katanya. “Sesuatu yang baru, saya yakin, akan terjadi. Tapi itu butuh waktu,” tukasnya.
Eropa, yang mempertahankan Kekristenan selama hampir dua milenium, keberadaan gereja, biara, dan kapel yang kosong semakin terbengkalai karena menyusutnya keyakinan dan kehadiran jemaat selama setengah abad terakhir.
“Itu menyakitkan. Saya tidak akan menyembunyikannya. Sebaliknya, tidak mungkin kembali ke masa lalu,” kata uskup Antwerp, Monseigor Johan Bonny, seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (1/7/2023).
Ini adalah fenonema yang terlihat di sebagian besar jantung Kristen Eropa dari Jerman hingga Italia dan banyak negara di antaranya.
Fenomena ini benar-benar menonjol di Flanders, Belgia utara, yang memiliki beberapa katedral terbesar di benua itu dan karya seni terbaik untuk mengisinya.
Sebuah studi tahun 2018 dari kelompok riset PEW menunjukkan, di Belgia, bahwa dari 83% yang mengaku dibesarkan sebagai orang Kristen, hanya 55% yang menganggap diri mereka demikian. Hanya 10% orang Belgia yang masih menghadiri gereja secara teratur.
Rata-rata, setiap satu dari 300 kota di Flanders memiliki sekitar enam gereja. Beberapa merusak pemandangan di pusat kota, pemeliharaannya terus-menerus menguras keuangan.
Kini perlu dilakukan sesuatu terhadap bangunan-bangunan yang terbengkalai itu dan merubah fungsinya agar bisa digunakan kembali. Salah satunya adalah merubahnya menjadi hotel.
Proyek repurposing penting di Belgia adalah hotel Martin's Patershof di Mechelen. Bagian dalam gereja itu dihancurkan untuk kemudian dibuat ruangan dengan tempat tidur yang memiliki sadaran kepala yang menyerupai pipa organ dan ruang sarapan di sebelah altar.
Dengan kemewahannya yang bersahaja, hotel ini menawarkan kontemplasi dan banyak lagi.
“Kami sering mendengar bahwa orang datang ke sini untuk bersantai dan menikmati kesunyian dari identitas aslinya,” kata manajer hotel Emilie De Preter.
Mechelen, sebuah kota berpenduduk 85.000 di utara Brussel adalah pusat Katolik Roma di Belgia. Kota ini memiliki dua lusin gereja, beberapa berada di dekat katedral St. Rumbold dengan menara tempat lonceng Warisan Dunia UNESCO bergantung. Wali Kota Bart Somers bekerja selama bertahun-tahun untuk menjadikan bangunan-bangunan yang terbengkalai itu untuk tujuan yang berbeda.
“Di kota saya, kami memiliki tempat pembuatan bir di gereja, kami memiliki hotel di gereja, kami memiliki pusat budaya di gereja, kami memiliki perpustakaan di gereja. Jadi kami memiliki banyak tujuan baru untuk gereja-gereja,” kata Somers, yang sebagai menteri wilayah Flemish juga terlibat dalam pembangunan kembali sekitar 350 gereja yang tersebar di wilayah berpenduduk padat berpenduduk 6,7 juta jiwa.
Nilai desain sangat jelas di gereja St. Anthony of Padua di Brussel, hari ini juga dikenal sebagai klub panjat Maniak Padoue, di mana tangan dan pijakan warna-warni di dinding sekarang bersaing dengan kaca patri sebagai daya tarik utama warna-warni.
“Kaca patri membawa cahaya yang berkilauan dan hangat ke venue saat matahari melewatinya, jadi kami benar-benar dapat merasakan kehadiran sisa-sisa gereja,” kata Kyril Wittouck, salah satu pendiri klub.
“Altarnya masih ada, jadi kami dikelilingi oleh sisa-sisa dan itu mengingatkan kami di mana kami sebenarnya,” imbuhnya.
Foto: Yahoo
Juga di Brussel, klub malam Spirito telah mengambil alih gereja Anglikan yang telah didekonsekrasi dan memiliki gambar seorang pendeta yang sedang mencium seorang biarawati sebagai logonya.
Tidak hanya di Belgia, fenomena gereja diubah menjadi hotel juga terjadi di sejumlah negara Eropa. Dilansir dari Daily Mail, di Belanda, sebuah biara abad ke-15 telah direnovasi menjadi sebuah hotel dengan 60 kamar dengan penampilan eksterior Gotik dan interior modern.
Foto: Daily Mail
Hotel Sozo di Nante, Prancis adalah homestay bergaya modern yang mulanya adalah sebuah kapel abad ke-19.
Foto: Daily Mail
Sedangkan di Italia, San Clemente Palace Kempinski Venice adalah bekas biara dari abad ke-12 yang disulap menjadi hotel dengan 190 kamar dan suite.
Foto: Daily Mail
Dengan apa yang terjadi saat ini tidak persis seperti yang ada dalam pikiran Uskup Bonny.
Sekalipun agama Katolik Roma semakin berkurang, rasa sakral atau kebutuhan akan refleksi juga masih ada dalam masyarakat, baik yang religius, agnostik, atau ateis. Dan aura ketenangan yang terpancar dari sebuah gereja sulit untuk ditandingi. Jadi bagi Bonny, tidak ada alasan mengubah gereja menjadi supermarket atau diskotik.
“Itu adalah tempat untuk kontemplasi. Dan bukankah itu seharusnya tentang pemeliharaan gereja?” kata dia.
Menurut Bonny, repurposing yang paling sukses dan memuaskan adalah penyerahan kepada komunitas Kristen lainnya, baik itu Koptik atau Eropa Timur.
Namun, di kantornya, dia hanya bisa lelah dengan melihat prosesi para pelamar untuk gedung-gedung Katolik Roma yang kosong. Hatinya berat ketika agen real estate muncul.
“Mereka melihat kemungkinan. Dan Anda tidak bisa percaya, tiba-tiba, betapa salehnya mereka ketika ada kesempatan finansial muncul dengan sendirinya. Tiba-tiba mereka lebih saleh daripada seorang biarawati,” sindirnya.
Mengetahui liku-liku sejarah kekristenan selama berabad-abad, Bonny mengambil pandangan jauh, karena dalam waktu dekat tidak terlihat cerah.
“Setiap 300 tahun kami hampir harus memulai lagi,” katanya. “Sesuatu yang baru, saya yakin, akan terjadi. Tapi itu butuh waktu,” tukasnya.
(ian)
tulis komentar anda