Tensi Tepi Barat Memanas, Maroko Tunda KTT Abraham Accords
Minggu, 25 Juni 2023 - 09:25 WIB
RABAT - Maroko akan menunda pertemuan puncak antara Israel dan negara-negara Arab yang telah menandatangani pakta normalisasi hubungan "Abraham Accords." Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Maroko mengatakan pada hari Jumat, di tengah meningkatnya perselisihan di Tepi Barat.
Keputusan untuk menunda KTT sampai setelah musim panas datang setelah Israel memutuskan untuk memperluas pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dan setelah serangan Israel di Jenin di mana lima orang tewas.
Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita, mengatakan keputusan itu sebagian karena penjadwalan tetapi juga karena apa yang disebutnya "tindakan provokatif dan sepihak" yang merusak upaya perdamaian di kawasan.
Dia mengutuk serangan tentara Israel di Jenin, di Tepi Barat, dan menolak keputusan Israel untuk memperluas pemukiman di wilayah pendudukan di mana Palestina ingin mendirikan negara merdeka seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (25/6/2023).
Israel mengatakan operasinya di Jenin dimaksudkan untuk menangkap dua warga Palestina yang diduga melakukan serangan. Negara Zionis itu mengumumkan keputusan untuk membangun 1.000 rumah baru di pemukiman Eli di Tepi Barat sebagai tanggapan atas serangan senjata Palestina di dekatnya.
Maroko adalah salah satu dari empat negara Arab, bersama Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan, yang menormalisasi hubungannya dengan Israel pada tahun 2020 sebagai bagian dari inisiatif diplomatik yang didorong oleh Amerika Serikat (AS).
Rabat meningkatkan hubungan dengan Israel dan setuju untuk bergerak menuju hubungan diplomatik penuh dengan imbalan pengakuan AS atas kedaulatannya di wilayah Sahara Barat, yang diklaim oleh gerakan kemerdekaan yang didukung Aljazair.
Maroko mengatakan ingin melihat pembentukan negara Palestina dengan ibukotanya di Yerusalem timur sebagai bagian dari solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Keputusan untuk menunda KTT sampai setelah musim panas datang setelah Israel memutuskan untuk memperluas pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dan setelah serangan Israel di Jenin di mana lima orang tewas.
Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita, mengatakan keputusan itu sebagian karena penjadwalan tetapi juga karena apa yang disebutnya "tindakan provokatif dan sepihak" yang merusak upaya perdamaian di kawasan.
Dia mengutuk serangan tentara Israel di Jenin, di Tepi Barat, dan menolak keputusan Israel untuk memperluas pemukiman di wilayah pendudukan di mana Palestina ingin mendirikan negara merdeka seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (25/6/2023).
Israel mengatakan operasinya di Jenin dimaksudkan untuk menangkap dua warga Palestina yang diduga melakukan serangan. Negara Zionis itu mengumumkan keputusan untuk membangun 1.000 rumah baru di pemukiman Eli di Tepi Barat sebagai tanggapan atas serangan senjata Palestina di dekatnya.
Maroko adalah salah satu dari empat negara Arab, bersama Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan, yang menormalisasi hubungannya dengan Israel pada tahun 2020 sebagai bagian dari inisiatif diplomatik yang didorong oleh Amerika Serikat (AS).
Rabat meningkatkan hubungan dengan Israel dan setuju untuk bergerak menuju hubungan diplomatik penuh dengan imbalan pengakuan AS atas kedaulatannya di wilayah Sahara Barat, yang diklaim oleh gerakan kemerdekaan yang didukung Aljazair.
Maroko mengatakan ingin melihat pembentukan negara Palestina dengan ibukotanya di Yerusalem timur sebagai bagian dari solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
tulis komentar anda