AS dan Sekutunya Tak Bisa Memuaskan Ukraina soal Pasokan Senjata

Rabu, 21 Juni 2023 - 01:35 WIB
Ukraina belum puas dengan pasokan senjata Amerika Serikat dan sekutunya selama belum menang perang melawan Rusia. Foto/REUTERS
KYIV - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak bisa memuaskan Ukraina tentang pasokan senjata selama perang melawan invasi Rusia.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan tidak ada jumlah senjata atau amunisi yang cukup dari pasokan Amerika dan sekutunya untuk Kyiv kecuali Ukraina menang perang.

"Ketika kita menang, saya akan mengatakan 'ada cukup senjata'. Tapi sampai saat itu, tidak ada yang cukup, betapapun banyak yang mereka kirim, karena jika tidak ada kemenangan, itu berarti itu tidak cukup," kata Kuleba dalam wawancaranya dengan televisi Ukraina, Senin.





Menurutnya, yang paling dibutuhkan oleh militer Ukraina saat ini adalah putaran artileri dan kendaraan lapis baja.

"Inilah yang dibutuhkan pasukan kita sekarang untuk kontraofensif, dan mereka mendapatkan persediaan ini setiap hari," ujarnya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tujuan demiliterisasi Ukraina telah tercapai secara de facto selama setahun terakhir, ketika Kyiv kehabisan senjatanya sendiri dan harus menggantikannya dengan yang dipasok dari Barat.

Menurut perkiraan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, AS dan sekutunya memasok Ukraina dengan lebih dari USD100 miliar bantuan militer pada Desember 2022.

Sejak itu, Barat juga telah mengirim ratusan kendaraan lapis baja untuk menggantikan kerugian Kyiv, terutama tank Leopard 2 buatan Jerman dan kendaraan tempur infanteri Bradley buatan AS.

Ukraina telah mengalami kerugian besar pada kedua senjata itu dalam dua minggu terakhir pertempuran di garis depan Zaporizhzhia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengakui aliansi itu menderita krisis persenjataan setelah mendukung Ukraina dalam setahun terakhir."Senjata kami dan saham amunisi terkuras dan perlu diisi ulang," katanya dalam konferensi industri Jerman pada hari Senin,

Bos NATO itu mendesak industri militer Barat untuk meningkatkan produksi.

Di sisi lain, pemerintah di Kyev mengaku kepadaNew York Times, Selasa (20/6/2023),bahwa banyak senjata yang disumbangkan oleh Barat merupakan bekas dan harus dikanibal suku cadangnya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More