7 Kelemahan BRICS, Nomor 2 Khawatir Masuk Perangkap Jebakan Utang China

Selasa, 20 Juni 2023 - 15:40 WIB
BRICS memiliki banyak kelemahan yang menjadikan sulit menjadi kekuatan besar. Foto/Reuters
BEIJING - Banyak pihak menyebut kelompok kerja sama multilateral BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) akan menjadi tandingan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dengan aliansinya. Tapi, BRICS diprediksi akan mengalami banyak tantangan membangun kekuatan multipolarnya.

Meskipun banyak kelemahan, BRICS justru akan melakukan ekspansi untuk membangun kekuatan kolektif yang bersifat geopolitik global untuk mengakhiri dominasi Barat. Banyak orang pun sinis dengan ekspansi tersebut karena aliansi itu hanya akan dimanfaatkan oleh China sebagai strategi pintu belakang saja.

Berikut adalah 7 kelemahan dan tantangan BRICS dalam mewujudkan multipolar di dunia untuk mengalahkan dominasi AS dan aliansinya.

1. Berangkat dari Kekecewaan



Foto/Reuters

Secara kolektif BRICS rumah bagi 26% wilayah geografis dunia dan sekitar 42 persen populasi dunia. Selain itu, grup ini kurang terwakili dalam sistem keuangan global. Lima negara digabungkan memiliki kurang dari 15% hak suara di Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), namun ekonomi kolektif mereka diperkirakan akan melampaui ekonomi G7 pada tahun 2032.



“Alasan di balik dorongan untuk arsitektur ekonomi yang lebih adil dan lebih representatif dapat dipahami dan selaras dengan banyak orang di selatan global yang percaya bahwa kepentingan mereka tidak terwakili secara memadai di forum yang ada,” kata Ronak Gopaldas, peneliti Institute for Security Studies (ISS), Direktur di Signal Risk dan CAMM Fellow di Gordon Institute of Business Science, dilansir premiumtimesng.



2. Khawatir Masuk Perangkap Jebakan Utang China

Banyak negara tertarik bergabung dengan BRICS karena ingin mendapatkan fasilitas utang, terutama dari China.

Argentina khususnya, mengingat hubungannya yang kacau dengan IMF dan ketergantungan historis pada lembaga-lembaga Barat untuk mengatasi krisis utang negara. Antara mencari opsi pembiayaan baru dari China (Belt and Road Initiative) dan mendapatkan vaksinnya dari Rusia, ada niat strategis yang jelas untuk mengatur ulang hubungan geopolitik dan geoekonominya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More