Prancis Klaim Bongkar Kampanye Disinformasi Besar-besaran Rusia
Rabu, 14 Juni 2023 - 18:40 WIB
Setidaknya empat surat kabar harian Prancis - Le Parisien, Le Figaro, Le Monde dan 20 Minutes - menjadi korban operasi tersebut. Media besar lainnya juga menjadi sasaran, terutama media Jerman termasuk Frankfurter Allgemeine Zeitung, Der Spiegel dan Bild.
Dalam artikelnya tentang kampanye tersebut, Le Monde mengonfirmasi bahwa mereka adalah salah satu organisasi media yang menjadi sasaran dan menerbitkan salah satu contoh artikel berita palsu tersebut.
"Menteri Prancis mendukung pembunuhan tentara Rusia di Ukraina," kata tajuk palsu, dengan kepala tiang dan tata letak yang identik dengan situs web Le Monde yang sebenarnya.
Direktur Le Monde Jerome Fenoglio mengecam "metode yang tidak adil dan tidak dapat diterima" yang berusaha menyebarkan "elemen komunikasi dari Kremlin".
“Kampanye tak tertahankan itu bertujuan untuk menyesatkan masyarakat umum tentang realitas perang di Ukraina dan peran Kremlin dalam invasi ini," tulisnya.
“Kementerian luar negeri Prancis sendiri menggagalkan upaya untuk membuat reproduksi palsu dari situsnya sendiri,” kata Colonna. Dia menambahkan, Kedutaan Besar Rusia dan pusat kebudayaan telah "aktif" berpartisipasi dalam memperkuat kampanye tersebut.
"Kampanye ini adalah ilustrasi baru dari strategi hibrida yang diterapkan Rusia untuk merusak kondisi debat demokrasi yang damai dan oleh karena itu melemahkan institusi demokrasi kita.
"Tidak ada upaya manipulasi yang akan menghalangi Prancis untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi perang agresi Rusia," tambahnya.
Dalam artikelnya tentang kampanye tersebut, Le Monde mengonfirmasi bahwa mereka adalah salah satu organisasi media yang menjadi sasaran dan menerbitkan salah satu contoh artikel berita palsu tersebut.
"Menteri Prancis mendukung pembunuhan tentara Rusia di Ukraina," kata tajuk palsu, dengan kepala tiang dan tata letak yang identik dengan situs web Le Monde yang sebenarnya.
Direktur Le Monde Jerome Fenoglio mengecam "metode yang tidak adil dan tidak dapat diterima" yang berusaha menyebarkan "elemen komunikasi dari Kremlin".
“Kampanye tak tertahankan itu bertujuan untuk menyesatkan masyarakat umum tentang realitas perang di Ukraina dan peran Kremlin dalam invasi ini," tulisnya.
“Kementerian luar negeri Prancis sendiri menggagalkan upaya untuk membuat reproduksi palsu dari situsnya sendiri,” kata Colonna. Dia menambahkan, Kedutaan Besar Rusia dan pusat kebudayaan telah "aktif" berpartisipasi dalam memperkuat kampanye tersebut.
"Kampanye ini adalah ilustrasi baru dari strategi hibrida yang diterapkan Rusia untuk merusak kondisi debat demokrasi yang damai dan oleh karena itu melemahkan institusi demokrasi kita.
"Tidak ada upaya manipulasi yang akan menghalangi Prancis untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi perang agresi Rusia," tambahnya.
(esn)
tulis komentar anda