Komandan Taliban Klaim Segera Taklukkan Iran, Ledek Presiden Raisi
Selasa, 30 Mei 2023 - 12:13 WIB
KABUL - Seorang komandan Taliban Afghanistan mengeklaim organisasinya segera menaklukkan Iran ketika ketegangan meningkat atas sengkea air antara kedua negara, yang menyebabkan tiga orang tewas.
Dalam sebuah video yang dirilis oleh Taliban, seorang komandan senior yang tidak disebutkan namanya mengatakan organisasinya akan melawan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dengan lebih bersemangat daripada melawan pasukan Amerika Serikat (AS).
Dia menambahkan bahwa Taliban akan segera menaklukkan Iran jika para pemimpin Taliban—yang sekarang memerintah Afghanistan—memberikan lampu hijau.
Tak hanya video komandan tersebut, Taliban juga merilis video lain yang berisi ejekan terhadap Presiden Iran Ebrahim Raisi yang sekarang viral di media sosial.
Dalam video tersebut, yang dikutip The Jerusalem Post, Selasa (30/5/2023), seorang anggota Taliban mengisi satu jeriken kuning dengan air, dengan sinis mengatakan: "Tuan Raisi, ambil tong air ini dan jangan serang, kami ketakutan."
Media pemerintah Iran belum menjelaskan tentang bentrokan yang terjadi akhir pekan lalu di wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan. Media pemerintah hanya mengeklaim dalam satu laporan bahwa itu terkait dengan perdagangan narkoba.
Sementara itu, pemerintah Iran mengeklaim bahwa Taliban menembak petugas IRGC di perbatasan terlebih dahulu. Namun, Taliban mengeklaim sebaliknya.
Sumber media lain termasuk Associated Press (AP) dan Iran International melaporkan bahwa bentrokan terjadi karena sengketa air, sebuah laporan yang sinkron dengan video yang dilansir Taliban.
Sebelumnya pada bulan Mei, Raisi memperingatkan Taliban untuk tidak melanggar hak Iran atas Sungai Helmand yang dibagi antara kedua negara.
“Saya memperingatkan para penguasa Afghanistan untuk segera memberikan hak atas air kepada rakyat [Iran],” katanya. “Tanggapi kata-kata saya dengan serius sekarang atau jangan menyesal nanti.”
Ketegangan di sekitar sungai terus meningkat selama dua tahun terakhir sejak Taliban menguasai Afghanistan setelah penarikan pasukan AS.
Sebuah perjanjian ditandatangani antara kedua negara pada tahun 1973 yang melibatkan kesepakatan bahwa Afghanistan harus memberi Iran sejumlah air dari sungai yang mengalir dari Afghanistan.
Sejumlah laporan mengeklaim, bagaimanapun, bahwa Afghanistan telah melanggar perjanjian, di mana The National melaporkan bahwa Iran hanya menerima empat persen dari jatah air.
Kekurangan air sangat signifikan bagi Iran karena menghadapi kekeringan panjang—masalah yang juga dihadapi Afghanistan.
Dalam sebuah video yang dirilis oleh Taliban, seorang komandan senior yang tidak disebutkan namanya mengatakan organisasinya akan melawan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dengan lebih bersemangat daripada melawan pasukan Amerika Serikat (AS).
Dia menambahkan bahwa Taliban akan segera menaklukkan Iran jika para pemimpin Taliban—yang sekarang memerintah Afghanistan—memberikan lampu hijau.
Tak hanya video komandan tersebut, Taliban juga merilis video lain yang berisi ejekan terhadap Presiden Iran Ebrahim Raisi yang sekarang viral di media sosial.
Dalam video tersebut, yang dikutip The Jerusalem Post, Selasa (30/5/2023), seorang anggota Taliban mengisi satu jeriken kuning dengan air, dengan sinis mengatakan: "Tuan Raisi, ambil tong air ini dan jangan serang, kami ketakutan."
Media pemerintah Iran belum menjelaskan tentang bentrokan yang terjadi akhir pekan lalu di wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan. Media pemerintah hanya mengeklaim dalam satu laporan bahwa itu terkait dengan perdagangan narkoba.
Sementara itu, pemerintah Iran mengeklaim bahwa Taliban menembak petugas IRGC di perbatasan terlebih dahulu. Namun, Taliban mengeklaim sebaliknya.
Sumber media lain termasuk Associated Press (AP) dan Iran International melaporkan bahwa bentrokan terjadi karena sengketa air, sebuah laporan yang sinkron dengan video yang dilansir Taliban.
Sebelumnya pada bulan Mei, Raisi memperingatkan Taliban untuk tidak melanggar hak Iran atas Sungai Helmand yang dibagi antara kedua negara.
“Saya memperingatkan para penguasa Afghanistan untuk segera memberikan hak atas air kepada rakyat [Iran],” katanya. “Tanggapi kata-kata saya dengan serius sekarang atau jangan menyesal nanti.”
Ketegangan di sekitar sungai terus meningkat selama dua tahun terakhir sejak Taliban menguasai Afghanistan setelah penarikan pasukan AS.
Sebuah perjanjian ditandatangani antara kedua negara pada tahun 1973 yang melibatkan kesepakatan bahwa Afghanistan harus memberi Iran sejumlah air dari sungai yang mengalir dari Afghanistan.
Sejumlah laporan mengeklaim, bagaimanapun, bahwa Afghanistan telah melanggar perjanjian, di mana The National melaporkan bahwa Iran hanya menerima empat persen dari jatah air.
Kekurangan air sangat signifikan bagi Iran karena menghadapi kekeringan panjang—masalah yang juga dihadapi Afghanistan.
(mas)
tulis komentar anda