3 pemimpin yang Mengundurkan Diri karena Burnout, Nomor Buncit Sangat Bersinar

Senin, 29 Mei 2023 - 14:58 WIB
Jacinda Ardern mengundurkan diri sebagai PM Selandia Baru pada awal 2023 karena burnout. Foto/Reuters
PERTH - Burnout atau kelelahan tidak hanya dialami oleh para karyawan atau pegawai yang bekerja di kantor. Tapi, para pemimpin politik dan pemerintahan juga mengalami. Dikarenakan kondisinya yang parah, tak sedikit di antara mereka yang memilih mengundurkan diri.

Tuntutan pekerjaan sebagai pemimpin yang mengharuskan selalu bekerja sempurna menjadi penyebab burnout yang paling utama. Selain itu, sebagai pejabat publik, mereka juga selalu diawasi oleh publik dan media sehingga ruang privasi mereka sangatlah kecil.

Berikut adalah 3 pemimpin yang memilih mundur karena alasan burnout.



1. PM Negara Bagian Australia Barat Mark McGowan





Foto/Reuters

Pemimpin Australia Barat mengundurkan diri pada Senin (29/5/2023). Itu menjadi pengumuman mengejutkan mengejutkan. Perdana Menteri (PM) Negara Bagian Australia Barat Mark McGowan mundur karena burnout atau kelelahan setelah memimpin negara bagian kaya sumber daya itu melewati pandemi Covid-19.

McGowan terpilih pada 2017 merupakan politikus Partai Buruh yang berkuasa di Australia. "Saya menyukai tantangan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, mendapatkan hasil, dan membantu orang. Tapi sebenarnya saya lelah, sangat lelah. Nyatanya, saya lelah," kata McGowan, dilansir Reuters.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More