Horor! Mobil Tabrak Kerumunan di Luar Pusat Migran Texas, 7 Tewas
Senin, 08 Mei 2023 - 07:24 WIB
BROWNSVILLE - Setidaknya tujuh orang tewas di Texas selatan, Amerika Serikat (AS), dan beberapa lainnya terluka setelah sebuah mobil menabrak kerumunan orang yang menunggu di halte bus di luar pusat bantuan migran.
Otoritas penegak hukum mengatakan mereka, untuk sementara, memperlakukan insiden itu sebagai kecelakaan. Namun seorang saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pengemudi telah meneriaki kerumunan orang sebelum menambah kecepatan laju.
"Mobil sport abu-abu menerobos lampu merah dan menabrak beberapa orang sekitar pukul 08.30 di Brownsville, sebuah kota perbatasan di ujung paling selatan negara bagian itu," kata juru bicara polisi setempat Martin Sandoval kepada AFP.
Dia mengatakan tujuh orang tewas dan hampir 10 orang lainnya terluka.
Saksi mata, Luis Herrera, yang lengannya terluka dalam insiden itu, mengatakan kepada AFP bahwa kecelakaan itu mendadak.
“Seorang wanita lewat dengan mobil dan memperingatkan kami untuk menyingkir,” katanya.
“Itu masalah momen. Pembunuhnya datang (melalui) di dalam mobil, memberi isyarat kepada kami, menghina kami,” kata warga Venezuela berusia 36 tahun itu.
Herrera kemudian menggambarkan pengemudi tersebut sedang mempercepat mobil dengan kekuatan penuh.
Pengemudi, yang kata Sandoval juga dibawa ke rumah sakit, ditahan oleh saksi mata sampai polisi tiba. Dia telah didakwa untuk saat ini dengan mengemudi sembrono.
“Kemungkinan besar akan ada dakwaan lain yang akan dikenakan nanti,” kata Sandoval sebelumnya kepada media afiliasi ABC setempat, tanpa mengklarifikasi apa kemungkinan dakwaan tambahan itu.
Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan apakah kecelakaan fatal itu kecelakaan atau disengaja.
"Kami sedang melihat (ke dalamnya)," katanya kepada AFP, yang dilansir Senin (8/5/2023).
Para korban berada di antara kerumunan sekitar 25 orang yang menunggu di halte bus. Demikian disampaikan Victor Maldonado, direktur eksekutif Ozanam Center, tempat penampungan tunawisma di seberang jalan dari kecelakaan itu.
Kelompok itu, yang katanya semuanya orang Venezuela, baru saja sarapan di fasilitas tersebut.
Dia menggambarkan pemandangan yang mengerikan, denganpotongan tubuh yang tertinggal di sepanjang jalan.
"Para saksi sangat terkejut," kata Maldonado kepada AFP. "Itu cukup intens."
Pusat tunawisma buka 24 jam per hari, kata Maldonado. "Karena kami telah menampung orang-orang yang datang dari Chili, Kolombia, Ekuador, China, Ukraina—dan banyak orang Venezuela," imbuh dia.
Sandoval mengatakan setidaknya beberapa korban adalah migran, tapi pihaknya belum bisa memastikan semuanya.
"Itu sesuatu yang sedang kami selidiki dengan polisi perbatasan," katanya.
Berita tentang tragedi itu muncul ketika pihak berwenang bersiap untuk pencabutan kebijakan federal era Donald Trump pada hari Kamis yang memungkinkan petugas patroli perbatasan untuk mendeportasi atau menolak migran bahkan tanpa menerima permohonan suaka mereka.
Berakhirnya aturan yang dikenal sebagai "Title 42" membuat pihak berwenang khawatir akan lonjakan migran tidak berdokumen yang memasuki Amerika Serikat.
Itu juga terjadi sehari setelah seorang penembak menewaskan sedikitnya delapan orang di sebuah pusat perbelanjaan, juga di Texas, dalam penembakan massal terbaru yang mengguncang negara itu.
Otoritas penegak hukum mengatakan mereka, untuk sementara, memperlakukan insiden itu sebagai kecelakaan. Namun seorang saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pengemudi telah meneriaki kerumunan orang sebelum menambah kecepatan laju.
"Mobil sport abu-abu menerobos lampu merah dan menabrak beberapa orang sekitar pukul 08.30 di Brownsville, sebuah kota perbatasan di ujung paling selatan negara bagian itu," kata juru bicara polisi setempat Martin Sandoval kepada AFP.
Dia mengatakan tujuh orang tewas dan hampir 10 orang lainnya terluka.
Saksi mata, Luis Herrera, yang lengannya terluka dalam insiden itu, mengatakan kepada AFP bahwa kecelakaan itu mendadak.
“Seorang wanita lewat dengan mobil dan memperingatkan kami untuk menyingkir,” katanya.
“Itu masalah momen. Pembunuhnya datang (melalui) di dalam mobil, memberi isyarat kepada kami, menghina kami,” kata warga Venezuela berusia 36 tahun itu.
Herrera kemudian menggambarkan pengemudi tersebut sedang mempercepat mobil dengan kekuatan penuh.
Pengemudi, yang kata Sandoval juga dibawa ke rumah sakit, ditahan oleh saksi mata sampai polisi tiba. Dia telah didakwa untuk saat ini dengan mengemudi sembrono.
“Kemungkinan besar akan ada dakwaan lain yang akan dikenakan nanti,” kata Sandoval sebelumnya kepada media afiliasi ABC setempat, tanpa mengklarifikasi apa kemungkinan dakwaan tambahan itu.
Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan apakah kecelakaan fatal itu kecelakaan atau disengaja.
"Kami sedang melihat (ke dalamnya)," katanya kepada AFP, yang dilansir Senin (8/5/2023).
Para korban berada di antara kerumunan sekitar 25 orang yang menunggu di halte bus. Demikian disampaikan Victor Maldonado, direktur eksekutif Ozanam Center, tempat penampungan tunawisma di seberang jalan dari kecelakaan itu.
Kelompok itu, yang katanya semuanya orang Venezuela, baru saja sarapan di fasilitas tersebut.
Dia menggambarkan pemandangan yang mengerikan, denganpotongan tubuh yang tertinggal di sepanjang jalan.
"Para saksi sangat terkejut," kata Maldonado kepada AFP. "Itu cukup intens."
Pusat tunawisma buka 24 jam per hari, kata Maldonado. "Karena kami telah menampung orang-orang yang datang dari Chili, Kolombia, Ekuador, China, Ukraina—dan banyak orang Venezuela," imbuh dia.
Sandoval mengatakan setidaknya beberapa korban adalah migran, tapi pihaknya belum bisa memastikan semuanya.
"Itu sesuatu yang sedang kami selidiki dengan polisi perbatasan," katanya.
Berita tentang tragedi itu muncul ketika pihak berwenang bersiap untuk pencabutan kebijakan federal era Donald Trump pada hari Kamis yang memungkinkan petugas patroli perbatasan untuk mendeportasi atau menolak migran bahkan tanpa menerima permohonan suaka mereka.
Berakhirnya aturan yang dikenal sebagai "Title 42" membuat pihak berwenang khawatir akan lonjakan migran tidak berdokumen yang memasuki Amerika Serikat.
Itu juga terjadi sehari setelah seorang penembak menewaskan sedikitnya delapan orang di sebuah pusat perbelanjaan, juga di Texas, dalam penembakan massal terbaru yang mengguncang negara itu.
(mas)
tulis komentar anda