China Tuding Amerika Serikat Kacaukan Semenanjung Korea

Sabtu, 29 April 2023 - 22:30 WIB
Jet tempur bersiap terbang dalam latihan bersama AS dan Korea Selatan. Foto/REUTERS
BEIJING - Rencana Amerika Serikat (AS) mengirim kapal selam yang dipersenjatai dengan senjata nuklir ke Korea Selatan (Korsel) kemungkinan akan memperburuk ketegangan di kawasan itu.

Peringatan itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China. Awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden mengumumkan penempatan itu bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.

Berbicara kepada pers pada Kamis (27/4/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Mao Ning berpendapat, “AS, untuk mewujudkan kepentingan geopolitiknya sendiri dan mengabaikan keamanan regional, bersikeras memanfaatkan masalah semenanjung untuk menciptakan ketegangan.”

Dia kemudian menuduh Washington terjebak dalam mentalitas Perang Dingin serta merusak sistem non-proliferasi nuklir dan upaya denuklirisasi Semenanjung Korea.



Pada Rabu, Presiden Biden menerima presiden Korea Selatan di Gedung Putih di mana kedua pemimpin meluncurkan “Deklarasi Washington.”



Berbicara kepada wartawan, kepala negara AS menyatakan "pencegahan yang diperluas" terhadap "ancaman nuklir dan rudal Korea Utara" akan memiliki dimensi nuklir juga.

“Kami akan melakukan kunjungan ke, kunjungan pelabuhan kapal selam nuklir dan hal-hal seperti itu,” ujar Biden.

Presiden AS juga mengatakan, untuk memastikan “kerjasama yang lebih erat, konsultasi yang lebih dekat” kedua negara juga telah sepakat membentuk sebuah badan yang disebut Kelompok Konsultatif Nuklir.

Perdamaian dapat dicapai di Semenanjung Korea, ungkap Biden, “Melalui keunggulan kekuatan yang luar biasa.”

Korea Utara (Korut) telah menguji coba lebih dari 100 rudal sejak awal 2022, dan bulan ini saja menguji rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat pertama dan drone serangan bawah air berkemampuan nuklir.

Washington dan Seoul menganggap aktivitas militer Korut yang meningkat sebagai ancaman keamanan, dan telah meningkatkan latihan bersama mereka di semenanjung sebagai tanggapan.

Korea Utara, pada gilirannya, mengklaim program misilnya bersifat defensif, menuduh Korea Selatan dan AS merencanakan serangan.

Pyongyang juga dengan keras memprotes manuver pertahanan bersama oleh Washington dan Seoul, menggambarkannya sebagai provokasi.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More