Rusia Rencanakan Reformasi Pasukan Pertahanan Udara
Selasa, 11 April 2023 - 03:30 WIB
MOSKOW - Rusia berencana untuk merombak pasukan pertahanan udaranya setelah mendapatkan pengalaman baru dalam perang di Ukraina. Moskow juga akan memperkuat pertahanan udaranya untuk melawan aksesi Finlandia ke aliansi militer NATO .
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dalam apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus,” pertempuran telah berubah menjadi perang artileri dengan penggunaan drone dan rudal secara ekstensif. Kondisi ini menguji pertahanan udara Rusia dan Ukraina.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Senin (10/4/2023), dengan surat kabar Red Star, Letnan Jenderal Andrei Demin, Wakil Panglima Tertinggi Pasukan Kedirgantaraan, mengatakan, pasukan pertahanan udara menghadapi sejumlah tantangan dalam menghadapi serangan Ukraina.
“Rusia telah menambahkan lebih dari 50 stasiun radar bergerak dan pesawat peringatan dini dan kontrol A-50 berpatroli 24 jam sehari, sementara instalasi rudal dan anti-pesawat di wilayah dekat Ukraina telah diperkuat,” kata Demin.
“Di wilayah Ukraina, di bawah kendali Rusia, unit pertahanan udara telah dibentuk untuk mempertahankan instalasi utama,” kata Demin. Sementara Rusia telah meningkatkan produksi sistem anti-drone RLK-MC.
“Reformasi tidak diragukan lagi direncanakan dan akan dilaksanakan,” kata Demin. “Tujuan dari perubahan yang akan datang adalah pengembangan angkatan bersenjata, yang ditujukan untuk meningkatkan sistem pertahanan udara Federasi Rusia,” lanjutnya.
Demin mengatakan bahwa Rusia juga akan meningkatkan pertahanannya setelah Finlandia, yang memiliki perbatasan sepanjang 1.300 km (800 mil) dengan Rusia, bergabung dengan NATO.
“Dalam kondisi ini, pasukan pertahanan udara sedang mengerjakan masalah perlindungan perbatasan negara di barat laut negara itu sesuai dengan tingkat ancaman yang meningkat,” kata Demin.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dalam apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus,” pertempuran telah berubah menjadi perang artileri dengan penggunaan drone dan rudal secara ekstensif. Kondisi ini menguji pertahanan udara Rusia dan Ukraina.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Senin (10/4/2023), dengan surat kabar Red Star, Letnan Jenderal Andrei Demin, Wakil Panglima Tertinggi Pasukan Kedirgantaraan, mengatakan, pasukan pertahanan udara menghadapi sejumlah tantangan dalam menghadapi serangan Ukraina.
“Rusia telah menambahkan lebih dari 50 stasiun radar bergerak dan pesawat peringatan dini dan kontrol A-50 berpatroli 24 jam sehari, sementara instalasi rudal dan anti-pesawat di wilayah dekat Ukraina telah diperkuat,” kata Demin.
“Di wilayah Ukraina, di bawah kendali Rusia, unit pertahanan udara telah dibentuk untuk mempertahankan instalasi utama,” kata Demin. Sementara Rusia telah meningkatkan produksi sistem anti-drone RLK-MC.
Baca Juga
“Reformasi tidak diragukan lagi direncanakan dan akan dilaksanakan,” kata Demin. “Tujuan dari perubahan yang akan datang adalah pengembangan angkatan bersenjata, yang ditujukan untuk meningkatkan sistem pertahanan udara Federasi Rusia,” lanjutnya.
Demin mengatakan bahwa Rusia juga akan meningkatkan pertahanannya setelah Finlandia, yang memiliki perbatasan sepanjang 1.300 km (800 mil) dengan Rusia, bergabung dengan NATO.
“Dalam kondisi ini, pasukan pertahanan udara sedang mengerjakan masalah perlindungan perbatasan negara di barat laut negara itu sesuai dengan tingkat ancaman yang meningkat,” kata Demin.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda