Jumlah Senjata Nuklir Siap Pakai Melonjak Jadi 9.576, Setara 135.000 Bom Hiroshima
Kamis, 30 Maret 2023 - 07:28 WIB
“Rusia, China, India, Korea Utara, dan Pakistan terus memperluas persediaan hulu ledak mereka pada tahun 2022, menghasilkan peningkatan yang sesuai sebanyak 136 hulu ledak juga dalam total global persediaan hulu ledak yang tersedia untuk digunakan oleh militer,” kata Kristensen, seperti dikutip AFP, Kamis (30/3/2023).
Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini meningkatkan ketegangan nuklir dengan mengumumkan bahwa apa yang disebut senjata nuklir taktis akan dikerahkan di Belarusia, di perbatasan Uni Eropa.
Dia membenarkan langkah tersebut dengan menunjuk pada keberadaan senjata nuklir AS di berbagai negara yang dekat dengan Rusia selama bertahun-tahun, termasuk Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turkiye.
Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia.
Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), jumlah total hulu ledak nuklir mencapai puncak 70.000 unit pada tahun 1986 pada puncak ketegangan antara AS dan Uni Soviet.
Jumlah itu turun menjadi 12.512 unit pada tahun 2023, tetapi masih cukup untuk mengakhiri kehidupan di planet Bumi.
“Krisis Ukraina telah menunjukkan bahwa senjata nuklir tidak menciptakan perdamaian dan stabilitas. Mereka tidak menghalangi agresi, tetapi memungkinkan perang konvensional dan mendorong pengambilan risiko yang dapat menyebabkan perang nuklir,” kata Sekretaris Jenderal NPA Henriette Westhrin.
Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini meningkatkan ketegangan nuklir dengan mengumumkan bahwa apa yang disebut senjata nuklir taktis akan dikerahkan di Belarusia, di perbatasan Uni Eropa.
Dia membenarkan langkah tersebut dengan menunjuk pada keberadaan senjata nuklir AS di berbagai negara yang dekat dengan Rusia selama bertahun-tahun, termasuk Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turkiye.
Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia.
Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), jumlah total hulu ledak nuklir mencapai puncak 70.000 unit pada tahun 1986 pada puncak ketegangan antara AS dan Uni Soviet.
Jumlah itu turun menjadi 12.512 unit pada tahun 2023, tetapi masih cukup untuk mengakhiri kehidupan di planet Bumi.
“Krisis Ukraina telah menunjukkan bahwa senjata nuklir tidak menciptakan perdamaian dan stabilitas. Mereka tidak menghalangi agresi, tetapi memungkinkan perang konvensional dan mendorong pengambilan risiko yang dapat menyebabkan perang nuklir,” kata Sekretaris Jenderal NPA Henriette Westhrin.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda