Jumlah Senjata Nuklir Siap Pakai Melonjak Jadi 9.576, Setara 135.000 Bom Hiroshima
Kamis, 30 Maret 2023 - 07:28 WIB
OSLO - Jumlah hulu ledak nuklir siap pakai dari gabungan semua negara bersenjata atom meningkat menjadi 9.576 unit pada awal 2023, naik dari 9.440 unit pada tahun sebelumnya.
Angka tersebut merupakan laporan terbaru yang diterbitkan oleh organisasi non-pemerintah Norwegian People's Aid (NPA) pada hari Rabu.
Laporan Nuclear Weapons Ban Monitor mengatakan bahwa semua senjata nuklir siap pakai itu memiliki kekuatan penghancur kolektif lebih dari 135.000 bom Hiroshima.
Masalah senjata nuklir telah menjadi yang paling menonjol sejak akhir Perang Dingin sebagian karena invasi Rusia ke Ukraina dan retorika agresif berikutnya, serta kekhawatiran atas program nuklir Iran dan uji coba rudal baru Korea Utara.
Laporan NPA pada hari Rabu menunjukkan bahwa jumlah hulu ledak nuklir secara global telah menurun karena Amerika Serikat (AS) dan Rusia membongkar beberapa senjata lama mereka setiap tahun.
Namun, Grethe Ostern dari NPA memperingatkan bahwa produksi hulu ledak nuklir baru akan segera melebihi pembongkaran senjata yang lama.
“Peningkatan ini mengkhawatirkan, dan melanjutkan tren yang dimulai pada 2017. Jika ini tidak berhenti, kita akan segera melihat peningkatan juga jumlah total senjata nuklir di dunia untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin,” ujarnya.
Hans M Kristensen, direktur Nuclear Information Project di Federation of American Scientists (FAS) dan juga kontributor untuk Nuclear Weapons Ban Monitor, mengatakan sekitar lima negara bertanggung jawab atas peningkatan hulu ledak siap pakai.
Angka tersebut merupakan laporan terbaru yang diterbitkan oleh organisasi non-pemerintah Norwegian People's Aid (NPA) pada hari Rabu.
Laporan Nuclear Weapons Ban Monitor mengatakan bahwa semua senjata nuklir siap pakai itu memiliki kekuatan penghancur kolektif lebih dari 135.000 bom Hiroshima.
Masalah senjata nuklir telah menjadi yang paling menonjol sejak akhir Perang Dingin sebagian karena invasi Rusia ke Ukraina dan retorika agresif berikutnya, serta kekhawatiran atas program nuklir Iran dan uji coba rudal baru Korea Utara.
Laporan NPA pada hari Rabu menunjukkan bahwa jumlah hulu ledak nuklir secara global telah menurun karena Amerika Serikat (AS) dan Rusia membongkar beberapa senjata lama mereka setiap tahun.
Namun, Grethe Ostern dari NPA memperingatkan bahwa produksi hulu ledak nuklir baru akan segera melebihi pembongkaran senjata yang lama.
“Peningkatan ini mengkhawatirkan, dan melanjutkan tren yang dimulai pada 2017. Jika ini tidak berhenti, kita akan segera melihat peningkatan juga jumlah total senjata nuklir di dunia untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin,” ujarnya.
Hans M Kristensen, direktur Nuclear Information Project di Federation of American Scientists (FAS) dan juga kontributor untuk Nuclear Weapons Ban Monitor, mengatakan sekitar lima negara bertanggung jawab atas peningkatan hulu ledak siap pakai.
tulis komentar anda